website
Jobnas.com - Selama bertahun-tahun, pengembangan web telah berkembang menjadi bidang pekerjaan yang sangat menjanjikan. Saat ini, perusahaan di berbagai industri membutuhkan situs web yang bersih, fungsional, dan menarik pelanggan untuk dapat bertahan di pasar.
Oleh karena itu, pada artikel Jobnas kali ini menjelaskan berbagai informasi seputar Web Development yang perlu anda ketahui. Dari definisi hingga proses kerja, Jobnas memiliki segalanya yang diringkas khusus untuk anda. Ayo, bacalah!
Apa itu Pengembangan Web?Web development atau pengembangan web adalah proses pembuatan dan pemeliharaan website. Pekerjaan ini dilakukan di belakang layar dengan tujuan membuat situs web yang terlihat bagus dan terkini. Biasanya, perusahaan mengorientasikan diri dalam proses pengembangan terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Hal ini dilakukan agar website dapat memberikan user experience yang lancar dan tidak berantakan. Proses pengembangan web mencakup pengembangan web, konten web, skrip sisi klien dan server, dan pengaturan keamanan web. Dalam arti yang lebih luas, pengembangan web mencakup semua tindakan dan pembaruan untuk memastikan kinerja situs web memenuhi kebutuhan pengguna dengan kecepatan optimal.
Namun saat ini, pengembangan situs web juga mencakup semua tindakan strategis yang diperlukan untuk memastikan situs web tersebut tetap bagus di mesin pencari. Biasanya tugas-tugas tersebut terkait dengan bidang keahlian yang berbeda, yaitu search engine optimization (SEO).
Jenis Pengembangan WebSebenarnya, ada berbagai jenis pengembangan web yang perlu Anda pahami jika ingin menjadi pengembang web. Berbagai jenis pengembangan web ini terkait dengan berbagai bidang profesional tempat pengembang dapat bekerja. Beberapa dari jenis yang berbeda ini tumpang tindih dan memiliki fungsi yang berbeda.
Oleh karena itu, seorang pengembang web biasanya menguasai berbagai jenis pengembangan web untuk menjadi profesional yang lebih fleksibel. Jadi apa jenis pengembangan situs web yang harus Anda ketahui? Untuk memulai Hubspot, berikut penjelasannya:
1. Pengembangan FrontendJenis pengembangan web pertama yang perlu Anda pelajari adalah pengembangan front-end. Tugas utama pengembang yang bekerja di bidang ini adalah membuat antarmuka yang dapat membantu pengguna mencapai tujuannya di situs web.
Oleh karena itu, pengembang front-end juga sering berpartisipasi dalam desain UX proyek mereka. Oleh karena itu, latar belakang UX dapat bermanfaat bagi pengembang front-end karena dapat mengembangkan empati bagi pengguna.
2. Pengembangan Latar BelakangSaat pengguna melihat UI selama beraktivitas di situs, backend adalah halaman yang tidak mereka lihat. Pengembang backend bertanggung jawab untuk mengelola server, program, dan perangkat lunak situs web sehingga semua fungsi ini berfungsi dengan baik.
Umumnya, pengembang backend bekerja pada sistem seperti server, sistem operasi, API, dan database. Mereka memeriksa kode situs web untuk keamanan, konten, dan struktur situs web. Menarik, bukan? Jadi Glint memiliki banyak posisi terbuka untuk pengembang front-end yang siap mempekerjakan karyawan baru seperti Anda. Jangan sampai ketinggalan, ya!
3. Pengembangan Tumpukan PenuhJenis pengembangan web berikutnya yang harus Anda ketahui adalah pengembangan full-stack. Pengembang penuh bekerja di bagian depan dan belakang situs web. Mereka diharapkan mampu membangun website, aplikasi atau software dari awal sampai akhir proses pembangunan.
Kata "tumpukan" mengacu pada teknologi berbeda yang mereka tangani di situs web yang sama seperti server, front-end, dan lainnya. Yang mengatakan, hal yang sama berlaku untuk pengembang latar belakang, Anda juga dapat melamar menjadi pengembang tumpukan penuh di saluran pekerjaan Glints. Yuk, kirim CV kamu sekarang!
4. Pengembangan SelulerPengembangan seluler adalah jenis pengembangan web yang muncul baru-baru ini. Umumnya jenis pengembangan website ini memenuhi kebutuhan pelanggan yang ingin mengakses aplikasi dan website melalui smartphone mereka. Peran pengembang seluler adalah membuat aplikasi yang mudah digunakan untuk perangkat seluler seperti smartphone atau tablet.
Proses pengoperasian aplikasi seluler berbeda dari situs web dan aplikasi lain. Oleh karena itu, jika Anda mengejar karir sebagai pengembang seluler, Anda memerlukan keterampilan pengembangan khusus dan pengetahuan tentang berbagai bahasa pemrograman.
Alur Kerja Pengembangan WebProses pengembangan web bukanlah tugas yang mudah. Setiap jenis pengembangan memiliki alur kerja yang berbeda tergantung pada jenis situs web, bahasa pemrograman, dan sumber daya yang dibutuhkan. Namun, ada alur kerja yang biasanya dijadikan acuan bagi developer. Menurut Xbsoftware, penjelasannya ada di sini:
1. Pengumpulan DataProses kerja pertama pengembangan web adalah pengumpulan data. Langkah ini menentukan apa langkah selanjutnya. Tugas terpenting dari fase pengumpulan data adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tujuan situs web di masa mendatang.
Penting juga untuk merencanakan tujuan utama yang dicapai dan audiens yang ingin dijangkau oleh halaman tersebut. Informasi tersebut dapat membantu pengembang membuat strategi terbaik untuk proyek pengembangan web mereka.
2. Perencanaan Pengembangan Situs WebPada tahap proses pengembangan situs web ini, pengembang perlu membuat data yang dapat digunakan klien untuk mengevaluasi kualitas tampilan situs web. Nah, solusi dari kebutuhan tersebut adalah dengan membuat sitemap dan framework.
a. Buat Peta Situs
Peta situs dapat menunjukkan koneksi antara area utama situs web. Demonstrasi semacam itu dapat membantu pengembang memahami bagaimana produk akhir mereka akan bekerja. Peta situs juga dapat menunjukkan hubungan antara berbagai halaman di situs web. Informasi ini memungkinkan pengembang menilai betapa mudahnya pengguna menemukan informasi atau layanan yang mereka butuhkan di situs.
b. Membentuk Bingkai Logam
Di sisi lain, wireframe adalah representasi visual dari antarmuka pengguna yang dibuat oleh pengembang. Wireframe tidak termasuk elemen desain seperti warna dan logo. Fungsi ini hanya menjelaskan elemen yang ditambahkan ke halaman situs web. Sifatnya tidak terlalu artistik, jadi murah untuk digunakan dalam sketsa produksi.
3. DesainProses kerja akhir dari pengembangan web adalah tahap desain. Pada fase ini, tata letak situs web terbentuk. Semua konten visual seperti gambar, foto, dan video dibuat dalam tahap ini.
a. Penataan Lokasi
Semua informasi yang dikumpulkan selama fase pertama sangat penting. Selama perencanaan, kebutuhan pelanggan dan kelompok sasaran harus dipertimbangkan. Selain itu, desainer juga harus merencanakan tata letak situs web. Model-model ini dapat disajikan dalam bentuk sketsa atau desain grafis murni. Tugas utama tata letak adalah menyajikan struktur informasi, memvisualisasikan konten, dan menyajikan fungsi dasar situs web.
b. Siklus Tinjauan dan Persetujuan
Setelah semua sketsa desain siap, klien dan pelanggan dapat meninjau tata letak dan mock-up. Anda kemudian mungkin diminta untuk memberikan umpan balik kepada tim desain. Jika klien dan pelanggan tidak yakin tentang aspek apa pun dari desain situs web, perancang harus mengubah desain dan mengirimkannya kembali kepada mereka. Siklus ini harus diulang sampai pelanggan dan klien benar-benar puas dengan desain di website.
Itu saja penjelasan Jobnas tentang jasa web development yang perlu anda ketahui. Pada dasarnya, pengembangan web adalah proses pembuatan dan pemeliharaan situs web. Meski terkesan rumit, bidang karir ini saat ini menjadi sorotan para pencari kerja karena prospek karirnya yang menjanjikan.
Jobnas.com - Dalam proses seo ini, kamu bisa menggunakan Google Autocomplete untuk meriset keyword untuk sebuah konten. Selain itu, fitur ini juga tersedia secara gratis dan kamu bisa menggunakannya dengan sangat mudah. Tentu kamu semakin penasaran setelah mengetahui fakta itu. Nah, di artikel ini Jobnas.com akan mendeskripsikan terkait hal tersebut melalui penjelasan di bawah ini.
Pengertian Google Autocomplete
Secara definitif, Google Autocomplete merupakan merupakan fitur milik mesin pencari bernama ‘Google’. Cara kerjanya adalah mencoba “menebak” apa yang sedang ingin kamu cari di internet. Seperti kamu mengetik “din-f”, nah, di tengah-tengah ketikanmu akan muncul saran pencarian. Supaya lebih memahami terkait hal tersebut urutannya.
Lalu, mengapa kamu harus mengetahui fitur ini? Dilansir dari Search Engine Journal, Google Autocomplete bisa dimanfaatkan untuk SEO. Lebih tepatnya, ia bisa dimanfaatkan untuk riset keyword.
Cara Kerja Google Autocomplete
Tentu kamu harus mengetahui terlebih dahulu terkait cara penggunaan fitur yang satu ini. Nah, dalam konteks ini, menurut Keyword Tool, setidaknya ada 4 cara untuk mengetahui cara kerjanya:
Baca juga: Tingkatkan Penjualan dengan Metode Lead Scoring & Prioritas yang Tepat
1. Lokasi dan Bahasa
Ternyata, tempatmu mencari informasi akan mempengaruhi hasil pencarian. Bahkan, hal ini juga terjadi saat kamu mencari dengan browser dengan fitur Incognito. Selain itu, bahasa yang kamu gunakan juga punya pengaruh, lho. Jika kamu memilih bahasa tertentu, saran dari Google juga akan berbeda.
2. Search History-mu
Ketika Google menyimpan deretan sejarah pencarianmu, hal ini bisa memicu bias dalam Google Autocomplete. Dengan demikian, hapus dulu semua informasi itu, ya!
3. Topik Tren
Sebelum menggunakan Google Autocomplete untuk SEO, kamu wajib mengetahui kata kunci yang tengah banyak dicari bisa ada di saran Google bagian atas. Jika artikel yang ingin kamu gunakan bersifat evergreen, tentu keyword tersebut kurang tepat. Hal yang sebaliknya berlaku jika kamu tengah merancang konten seasonal.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menjadi MC yang Baik? Perhatikan 5 Skill Ini
4. Banyaknya Pencari Keyword
Biasanya, Google juga menaruhnya di bagian atas saran pencarian. Biasanya, Google akan menaruh informasi yang ingin orang ketahui di bagian atas saran pencarian. Ternyata fakta ini membuat Google Autocomplete bisa dimanfaatkan untuk pencarian keyword.
Ketik saja satu sampai dua kata yang ingin kamu tulis. Google akan memberikan berbagai kata kunci yang banyak digunakan orang.
Yang Tak Mungkin Masuk Autocomplete
Demi menjaga kualitas pencariannya, Google “membuang” beberapa keyword dari sarannya. Hal ini tentu harus kamu ketahui sebelum menggunakan Google Autocomplete untuk SEO. Melansir situs resmi Google hal-hal tersebut, di antaranya adalah:
- Mengandung unsur pornografi (di luar pencarian fakta medis)
- Mengandung kegiatan berbahaya
- Mengandung kebencian pada suku, agama, ras, atau antargolongan
- Mengandung kekerasan
Tips Memanfaatkan Google Autocomplete untuk SEO
Setelah kamu memahami cara kerja dari Google Autocomplete. Saatnya sekarang membahas implementasinya dalam SEO. Nah, Neil Patel setidaknya memiliki tiga tips untuk melakukannya, yaitu :
1. Keluar Dari Akun Google
Tentu sudah tidak asing lagi bagi kamu ketika pergi ke Google akan menemukan search history. Nah, ternyata Search History juga bisa mempengaruhi hasil pencarian. Keluar saja dari akunmu, jika kamu tak ingin repot menghapus sejarah ini. Kamu bisa menyalakan fitur Incognito apabila dirasa terlalu repot. Meskipun demikian, trik ini tidak mengubah pengaruh lokasi.
2. Gunakan VPN
Ingat, tempat pencarian bisa memengaruhi Google Autocomplete. Apalagi audiensmu misalnya ada di belahan dunia. Oleh karena itu, kamu dapat menggunakan VPN sebagai solusi. Jika sasaran kontenmu ada di Korea Selatan, pilih saja lokasi itu sebagai tujuan VPN-mu. Setelah itu, barulah gunakan Google Autocomplete untuk SEO.
3. Sesuaikan Bahasa
Ubah dulu bahasa akunmu ke bahasa audiens. Hal ini disebabkan karena bahasa juga dapat memengaruhi rekomendasi pencarian Google.
Baca Juga: Yuk, Ketahui 5 Fitur Android 13 yang Berfungsi Meningkatkan Produktifitas Kalian
Itulah informasi dari Jobnas.com mengenai pemanfaatan fitur ini. Bagaimana, apakah kamu tertarik menggunakan Google Autocomplete untuk SEO? Apabila demikian, selamat, kamu selangkah lebih baik daripada kompetitor. Akan tetapi, kamu tetap wajib menerapkan trik content marketing lainnya.
Jobnas.com - Big data menjadi salah satu hal terpenting bagi bisnis di era modern ini. Hal ini dikarenakan proses data integration dan Data Migration merupakan dua hal yang mesti dilakukan dengan baik. Nah, data integration merupakan tahapan pertama dalam proses pengolahan data. Sesuai namanya, dalam tahapan ini dilakukan proses penggabungan data dari berbagai sumber.
Setelah digabungkan, data pun dipindahkan ke lokasi penyimpanan baru, yang membutuhkan tahapan data migration dengan rencana mata. Nah, apa saja yang perlu diperhatikan dalam salah satu proses penting ini? Yuk simak penjelasan Jobnas.com.
Pengertian Data Migration
Menurut IBM data migration adalah proses mentransfer data dari satu sistem penyimpanan ke yang lainnya. Perusahaan perlu melakukan data migration ketika mereka hendak mengganti server atau perangkat penyimpanan data. Selain itu, alasan lain mengapa dilakukannya data migration adalah untuk merombak sistem dan meng-upgrade database menjadi lebih canggih.
Untuk saat ini, data migration biasanya dilakukan saat perusahaan ingin berpindah dari aplikasi lokal penyimpanan data menjadi aplikasi berbasis cloud. Kamu tetap memerlukan rencana yang jelas agar metode yang dilakukan bisa berjalan dengan aman apapu alasan untuk melakukan data migration. Selain itu, biaya untuk melakukan proses migrasi data juga perlu dipertimbangkan agar bisa lebih hemat dan efisien.
Beberapa tahapan akan dilibatkan dalam proses ETL atau extract/transform/load seperti transformasi dan pemuatan data. Jadi, data yang diekstrak harus melalui serangkaian persiapan dan baru akan dimuat ke lokasi penyimpanan yang baru.
Jenis-Jenis Data Migration
Kamu perlu mengetahui juga apa saja jenis-jenis data migration setelah mengetahui definisinya. Menurut NetApp, berikut ini beberapa jenis data migration di antaranya adalah:
Storage Migration
Migrasi penyimpanan atau storage migration merupakan jenis data migration yang pertama. Dalam jenis ini data akan dipindahkan dari tempat penyimpanan yang lama ke tempat penyimpanan baru yang lebih canggih. Pada umumnya, perusahaan akan melakukan jenis migrasi data yang satu ini karena ingin pusat datanya bisa diakses lebih cepat dan tentunya lebih aman. Di samping itu, data yang disimpan juga akan lebih mudah dicadangkan saat terjadi suatu masalah.
Cloud Migration
Secara definitif, Cloud migration adalah pemindahan data, aplikasi, atau elemen bisnis lainnya dari pusat data lokal ke database yang berbasis cloud. Ketika data sudah disimpan dalam suatu cloud dan ingin dipindahkan ke cloud yang lain, rupanya juga tetap menjadi bagian dari jenis yang satu ini.
Application Migration
Dalam jenis data migration ini terjadi proses pemindahan program aplikasi dari satu lingkungan database ke yang lainnya.
Jadi, bisa termasuk pemindahan seluruh aplikasi dari pusat penyimpanan lokal ke cloud, perpindahan antar cloud, atau pemindahan aplikasi data ke bentuk baru lainnya.
Strategi Data Migration
Hal yang terpenting dari data migration adalah harus direncanakan dengan baik. Jika perencanaannya kurang baik, tentu saja bisa menyebabkan kerugian seperti kehilangan beberapa bagian data yang diperlukan.
Baca Juga: 6 Tips Membuat Executive Summary atau Ringkasan Eksekutif
Menurut Talend, berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat strategi data migration, yaitu :
1. Pahami Data yang Akan Dipindahkan
Perusahaan harus paham terlebih dahulu apa sebenarnya data yang perlu dipindahkan sebelum melakukan data migration. Di samping itu, perusahaan juga harus mengoreksi apakah semua data tersebut memang layak dipindahkan atau ada yang perlu dibuang. Semua hal itu harus dipahami terlebih dahulu sebelum melakukan proses yang satu ini. Tentu saja hal itu akan membuang waktu jika tidak paham apa tujuan dari dipindahkannya data.
2. Membuat Rencana Proses Migrasi Data
Membuat rancangan proses pemindahan data merupakan tahapan selanjutnya dalam melakukan strategi data migration. Dalam konteks ini, ada beberapa aspek yang harus dipikirkan. Seperti jumlah data yang akan dipindahkan serta model kapasitas penyimpanan data tujuan dan jadwal pemindahannya.
Nah, segi keamanan dari data sangat penting dipertimbangkan selama proses perencanaan. Pasalnya, keamanan setiap data harus tetap dilindungi selama proses pemindahan.
3. Persiapkan solusi yang diperlukan
Selain merencanakan proses pemindahan data dengan detail, ada beberapa hal lain yang perlu dipersiapkan seperti solusi saat terjadinya masalah.
Misalnya, perusahaan ingin memindahkan data yang bervolume sangat besar, sebaiknya persiapkan cara yang tepat agar tidak ada kesalahan yang terjadi.
Salah satu caranya yaitu dengan memecah data dengan membuat beberapa bagian kecilnya terlebih dahulu.
4. Lakukan uji coba
Proses uji coba merupakan hal yang sangat penting dilakukan setelah membuat rencana proses pemindahan data. Dalam konteks ini, yang terpenting adalah menguji rencana data migration dan memastikan semua berjalan dengan baik sesuai dengan rencana awal.
5. Audit
Dalam hal ini, untuk memastikan kelancaran proses pemindahan data, audit menjadi penting untuk dilakukan. Oleh karena itu, tidak mudah memang melakukan audit. Hal ini dikarenakan ketika melakukan suatu audit harus membutuhkan strategi yang tepat dan ketelitian agar data tetap aman saat dipindahkan. Kamu harus hati-hati dalam melakukan proses ini. Selain itu, jumlah data, pusat penyimpanan data yang baru, hingga para stakeholder-nya harus diperhatikan baik-baik pula.
Baca Juga: 5 Tools yang Bantu Maksimalkan Konten & SEO Tingkatkan Traffic website
Itulah penjelasan Jobnas.com mengenai Big Data Migration yang perlu kamu ketahui. Jika kamu tertarik dengan hal ini, informasi seputar big data seperti data migration adalah hal yang penting untuk diketahui.
Jobnas.com - Dikutip dari Operation Technology, website menjadi tempat paling penting untuk meningkatkan brand awareness hingga mendapatkan leads yang potensial. Tak mengherankan membutuhkan tools khusus untuk meningkatkan jumlah pengunjung atau traffic. Bagaimana tidak, untuk meningkatkan Traffic website memang bukanlah hal yang mudah.
Konten yang berkualitas hingga pengaplikasian seo yang tepat pada akhirnya akan membuat website lebih cepat berkembang. Nah, pada artikel ini Jobnas.com akan menjelaskan terkait lima tools untuk meningkatkan traffic yang bisa kamu gunakan.
Baca Juga: Ingin Jadi Sales Representative yang Profesional? Wajib Kuasai 5 Skill Ini
1. SEMrush
SEMrush adalah tools yang bisa membantu meningkatkan traffic yang pertama. Melalui tools yang satu ini kamu dapat menggunakannya untuk menganalisis pesaing sehingga dapat membantu pembuatan strategi konten yang tepat. Di samping itu, tools ini juga memiliki beberapa fitur yang menarik lainnya, selain mampu menganalisis para kompetitor. Seperti ketika kamu ingin melakukan riset keyword, site auditing, hingga backlink sourcing. Nah, fitur riset keyword merupakan salah satu yang paling sering dimanfaatkan oleh banyak marketer.
Selain tools ini bisa menunjukkan keyword yang sedang ramai diperbincangkan saja, di samping itu juga bisa mengarahkan ke keyword yang mampu mendatangkan keuntungan bagi bisnis.
2. Buzzsumo
Untuk meningkatkan traffic website melalui media sosial, buzzsumo juga bisa dimanfaatkan menjadi tools. Hal ini dikarenakan media sosial adalah faktor yang sangat berperan signifikan yang bisa mengarahkan pengunjung ke website.
Search Engine Journal memerikan bahwa Buzzsumo sebagai tools yang paling terkenal untuk mengetahui konten apa yang populer menurut topik atau keyword. Dengan demikian, setelah menganalisis tren, kamu bisa segera membikin konten di website dan membagikannya lewat media sosial.
Menariknya, tools ini juga sangat memungkinkan penggunanya untuk melihat kinerja kompetitor dan memonitor kinerja dari konten yang sudah dibagikan.
3. QuickSprout
QuickSprout adalah tools untuk meningkatkan traffic yang selanjutnya. Bagi Neil Patel, tools ini dapat memberi tahu kita apa yang kurang dari website. Selain memberikan info mengenai apa yang kurang dari website, tools ini juga dapat memberikan saran tentang cara memperbaikinya.
Baca Juga: 5 Tips Membuat Instagram Live yang Menarik Banyak Followers
Performa website mulai dari kecepatan hingga sisi SEO bisa dianalisis dengan mudah lewat tools yang satu ini. Sehingga, kamu akan segera tahu apa sebenarnya kelemahan dari website yang berpengaruh pada jumlah traffic. Selain itu, tools ini juga mampu mendeteksi saat ada gambar yang tidak memiliki alt attribute yang tentunya hal itu bisa berpengaruh pada SEO.
4. Ahrefs
Tools yang satu ini pastinya sudah tidak asing lagi bagi para marketer. Ahrefs memang memiliki banyak fitur canggih yang mampu membantu meningkatkan traffic website. Melalui tools ini, pengguna bisa dengan sangat mudah menganalisis para kompetitor dengan mudah. Namun, salah satu spesialisasi dari Ahrefs adalah dalam hal backlink.
Tools ini memiliki jumlah backlink yang telah diindeks hingga lebih dari 12 triliun. Backlink adalah hal penting yang tidak boleh dilupakan, jika ingin website bisa mendapatkan traffic yang tinggi. Selain itu, Ahrefs juga menyediakan fitur untuk riset keyword yang sarat akan informasi seperti tingkat kesulitan hingga volumenya.
Baca juga: Inventory Management: Membantu Inventaris Bisnis Terencana dengan Baik
5. Google Analytics
Untuk meningkatkan traffic, Google Analytics bisa disebut sebagai salah satu tools terpenting. Jika ingin website-nya sukses, semua marketer sangat membutuhkan tools yang satu ini. Akan menjadi sia-sia jika sebuah website tidak dipantau performanya, meskipun konten tersebut bisa dibilang bagus.
Pasalnya, tidak melacak hasil performa merupakan salah satu kesalahan yang harus dihindari jika ingin traffic bisa meningkat. Melalui Google Analytics, kamu bisa tahu mana saja konten yang paling menarik audiens. Selain itu, kamu juga bisa tahu darimana audiens tersebut bisa menemukan konten tersebut.
Baca Juga: Hati-hati dengan Penggunaan False Advertising, Bisa Berdampak Buruk
Ada hal menarik lainnya yang disajikan dari Google Analytics misalnya informasi soal jenis kelamin, lokasi, hingga usia pengunjung website.
Itulah penjelasan Jobnas.com terkait lima tools untuk meningkatkan traffic website yang bisa segera kamu coba gunakan. Tidak mudah memang membuat website agar bisa memiliki traffic yang tinggi dan stabil, tapi bukan berarti kamu tidak perlu mencoba untuk berusaha.