Jobnas
Menu CV Maker Menu

6 Tips Memilih Framework yang Tepat untuk Website-mu

Tips Memilih Framework

Jobnas.com - Untuk membangun sebuah website, ada banyak jenis Framework yang dapat digunakan. Namun, menggunakan framework yang tepat untuk website masih banyak orang yang belum memahaminya. Memahami framework yang tepat untuk membangun website menjadi hal yang begitu penting. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi situs yang dibangun oleh kamu, apakah sesuai atau tidak ? 

Baca Juga : Pentingnya Pengembangan Pelanggan dalam Strategi Perencanaan Bisnis

Di artikel ini, Jobnas.com akan mendeskripsikan enam tips yang dapat kamu lakukan ketika hendak menentukan framework yang tepat untuk website-mu. Berikut ini adalah 6 tipsnya : 

1. Kebutuhan Website

Kamu harus menentukan tujuan dari pembuatan website dan apakah kerangka kerja cocok untuk tujuan itu, sebelum kamu mulai menentukan framework yang tepat. Dalam konteks ini, kamu pasti akan membutuhkan framework untuk kondisi-kondisi berikut. 

-Aplikasi yang digunakan didasarkan pada operasi CRUD.

-Perlu melakukan pemisahan UI dan logika yang mendasarinya, tetapi tidak punya waktu untuk mengimplementasikan sistem yang tepat.

Di samping kondisi-kondisi seperti di atas, kamu juga harus memperhatikan hal-hal teknis lainnya. Seperti ukuran website, jenis website yang akan dibuat, dan biaya yang dibutuhkan.

2. Fitur Inti Framework

Saat kamu akan memulai coding, kamu tentu ingin merangkum secara singkat fitur inti framework agar memiliki harapan yang memadai. Dalam hal ini, kamu harus memindai seluruh dokumentasi dan memahami tentang framework yang akan digunakan secara umum. Berikut adalah topik yang bisa kamu cari dalam dokumentasi : pembuatan template, pengelolaan status, komunikasi HTTP, pemrosesan dan validasi formulir, hingga perutean.

Baca Juga : Mau tau Cara Jualan di Tiktok? Berikut 6 Strategi Marketing yang Efektif Jangkau Pelanggan Tiktok

Jadi itulah menurut TopTal hal yang perlu kamu perhatikan ketika memilih framework. Kesimpulannya,  tidak semua ini dapat disajikan dalam framework, atau mungkin ada beberapa pendekatan berbeda untuk masalah tertentu

2. Lisensi

kamu perlu melihat jenis lisensi apa yang didistribusikan framework tersebut, sebelum menggunakan framework. Beberapa framework tidak bisa digunakan untuk tujuan komersil, meskipun sebagian besar lisensi cukup bebas untuk digunakan dan memungkinkanmu membuat website komersil.

Hal terakhir yang kamu inginkan adalah membuat seluruh aplikasi hanya untuk mengetahui bahwa lisensinya tidak memungkinkanmu untuk mendistribusikannya secara komersil. Lebih baik cari tahu lisensi dari framework yang digunakan sebelum daripada kamu menyesal.

4. Persyaratan Hosting

Kecenderungan membangun website pada platform mutakhir mungkin salah satu yang kamu miliki sebagai web developer. Namun,  seringkali kebutuhan dan anggaran klien menjadi yang utama. Di samping itu, anggaran yang ada tidak cukup untuk mendapatkan host khusus untuk menempatkan website kamu. Sehingga, kamu harus puas dengan hosting bersama dengan modul dan pengaturan normal. Menurut Monovm, mengetahui persyaratan hosting sebelum membangun website akan memudahkanmu menentukan framework yang sesuai.

5. Kemudahan Instalasi

Dalam memilih framework, kemudahan instalasi memainkan peran yang cukup penting. Sebuah framework dapat menimbulkan masalah jika kamu harus menjalankan sejumlah langkah hanya untuk menginstalnya dan bekerja. Hal tersebut juga pada akhirnya akan menimbulkan masalah besar setelah aplikasi siap, diuji, dan perlu diterapkan ke server produksi.

Baca juga: Tingkatkan Kinerja Tim Melalui Strategi Pelatihan Sales Coaching

Framework dengan kemudahan instalasi dan penerapan yang mudah mendapat poin penting di sini. Untuk sebagian besar framework, penyiapannya sesederhana menetapkan nilai yang tepat di file konfigurasi. Sementara untuk framework lainnya mungkin akan memakan waktu, urusan yang rumit. Pilih framework yang memungkinkanmu bekerja secepat mungkin.

6. Kurva Belajar (learning curve)

Setiap framework memiliki dunia kecilnya sendiri. Mulai konvensi penamaan, struktur direktori, dan sebagainya. Beberapa framework sangat ketat dalam memunculkan kesalahan hingga kesalahan terkecil, beberapa pula ada framework agak fleksibel. Sebagian framework mengikuti konvensi umum, sementara yang lain mungkin menyerang dan melakukan fungsinya sendiri.

Saat memilih framework yang akan digunakan, ingatlah untuk memilih framework yang memiliki learning curve sekecil mungkin. Jika kamu perlu mempelajari framework dan bahasa yang digunakan untuk menuliskannya, kamu bisa mengatur kecepatan belajarmu sendiri.

Baca Juga : Hati-hati dengan Penggunaan False Advertising, Bisa Berdampak Buruk

Nah, itu dia enam tips dari Jobnas.com yang bisa kamu pertimbangkan sebelum memilih framework yang tepat untuk website-mu. Selain keenam tips di atas, kamu bisa menyesuaikan framework yang kamu gunakan dengan website yang akan dibuat.

206