Jobnas.com – Dalam dunia ekonomi, seringkali kita temui terjadinya Inflasi, atau sebuah keadaan saat nilai mata uang jatuh dari waktu ke waktu, dan setiap Negara di dunia selalu menghindari hal tersebut, sebab dapat mempengaruhi laju kehidupan bangsa dan Negara ke depan.
Apa itu Inflasi?
Inflasi merupakan masalah ekonomi yang dialami oleh suatu negara, yang biasanya ditandai dengan naiknya harga-harga dan turunnya nilai mata uang dari waktu ke waktu.
Menurut Bank Indonesia, inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum dan berkelanjutan selama periode waktu tertentu.
Priyono dan Teddy Chandra menjelaskan dalam The Nature of Macroeconomics (2016) bahwa inflasi merupakan kecenderungan umum dan persisten dari kenaikan harga-harga.
Namun, kenaikan harga satu atau dua komoditas saja tidak dapat disebut inflasi karena inflasi adalah keadaan kenaikan harga secara umum yang pada akhirnya menyebabkan harga komoditas lain menjadi lebih tinggi.
Ada banyak faktor Penyebab Terjadinya Inflasi, seperti ketidakseimbangan pengeluaran dibandingkan dengan kemampuan untuk memasok barang, tuntutan pekerja untuk upah yang lebih tinggi, harga barang impor yang lebih tinggi, gangguan politik dan ekonomi.
Inflasi dirancang untuk mengukur efek agregat dari perubahan harga pada beberapa produk dan jasa, dan memungkinkan satu nilai untuk mengekspresikan kenaikan tingkat harga barang dan jasa dalam suatu perekonomian selama periode waktu tertentu.
Salah satu ukuran terjadinya inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK), yang mengukur harga rata-rata barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Oleh karena itu, perubahan IHK dapat mengindikasikan perubahan harga barang yang dibeli oleh masyarakat.
Bank sentral mengatakan indikator inflasi adalah praktik terbaik internasional, termasuk indeks harga grosir, indeks harga komoditas, indeks harga produsen, deflator PDB dan indeks harga aset.
Terjadinya Inflasi Berdasarkan Golongannya
Untuk mengetahui inflasi berdasarkan golongannya, maka perlu yang namanya beberapa contoh, seperti halnya di Indonesia yang pada tahun 98 pernah mengalami inflasi dikarenakan pembuatan uang secara besar-besaran.
Akan tetapi, inflasi sebagaimana buku yang ditulis oleh Suseno dan Siti Astiyah dengan judul (Kebanksentralan seri Inflasi, 2007), buku karya Supriyanto (2007) dan Nopirin (1987), maka inflasi dapat digolongkan pada berikut ini.
1. Berdasarkan tingkatan
Golongan yang pertama yaitu terjadinya inflasi berdasarkan tingkatannya, meliputi:
- Inflasi ringan yaitu laju inflasi rendah di bawah 10% per tahun yang ditandai dengan kenaikan harga yang relatif lambat.
- Inflasi sedang (galloping inflation) yaitu laju inflasi ringan antara 10%-30% per tahun yang ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dalam waktu singkat.
- Inflasi berat (high inflation) yaitu laju inflasi berat antara 30%-100% per tahun yang ditandai dengan harga kebutuhan yang naik secara signifikan serta sulit dikendalikan.
- Inflasi sangat berat (hyperinflation) yaitu keadaan inflasi tidak terkendali secara yang mencapai lebih dari 100% per tahun. Pada tahun 1998, Indonesia mengalami hiperinflasi mencapai 600% yang disebabkan oleh pencetakan uang secara besar-besaran guna menutup defisit anggaran saat itu.
2. Berdasarkan sebab
Golongan yang kedua, terjadinya inflasi berdasarkan sebabnya, sebagai berikut:
- Demand pull inflation yaitu sebuah keadaan yang terjadi karena permintaan masyarakat akan suatu barang dan jasa yang sangat tinggi di saat penawaran tetap sehingga harga kebutuhan akan naik.
- Cost push inflation terjadi setelah adanya kenaikan biaya produksi karena biaya faktor produksi yang menjadi lebih mahal.
- Bottle neck inflation dapat terjadi karena faktor penawaran atau permintaan. Inflasi karena faktor penawaran terjadi walaupun kapasitas yang tersedia sudah terpakai namun permintaannya terus meningkat.
Sementara inflasi karena faktor permintaan terjadi karena likuiditas yang lebih tinggi dari sisi keuangan atau karena besarnya ekspektasi terhadap permintaan baru.
3. Berdasarkan tempat asal
Kemudian, golongan inflasi berdasarkan tempat asal, yang meliputi:
- Domestic inflation timbul karena kesalahan pengelolaan perekonomian sehingga adanya defisit APBN yang dibiayai oleh pencetakan uang baru dan meningkatnya peredaran jumlah uang, serta gagalnya pasar yang berujung pada tingginya harga-harga kebutuhan.
Biaya produksi dalam negeri dan permintaan masyarakat terhadap barang meningkat namun tidak dapat diimbangi oleh penawaran juga dapat menyebabkan inflasi dalam negeri.
- Imported inflation adalah inflasi yang berasal dari luar negeri yang timbul karena kenaikan harga barang impor akibat tingginya biaya produksi barang di luar negeri, kenaikan tarif impor barang, naiknya harga kebutuhan di luar negeri dan negara mitra dagang sehingga saat barang yang dijual di Indonesia harganya sangat tinggi.
4. Berdasarkan sifat
Dan yang terakhir, inflasi berdasarkan sifatnya, diantaranya:
- Creeping inflation yang terjadi karena laju inflasi yang rendah, adanya kenaikan harga secara perlahan dengan persentase yang relatif rendah dalam jangka waktu yang panjang.
- Galloping inflation yang terjadi karena kenaikan harga yang cukup tinggi dalam jangka waktu pendek (hitungan minggu/bulan) dan memiliki sifat akselerasi.
- Hyperinflation adalah keadaan inflasi paling buruk yang dapat membuat masyarakat enggan menyimpan uang karena perputaran uang terjadi sangat cepat dan adanya akselerasi kenaikan harga.
Pada golongan ini, penyebab terjadinya inflasi seringkali disebabkan karena pemerintah mengalami defisit anggaran belanja yang kemudian ditutup dengan pencetakan uang secara besar-besaran.
Baca Juga: Process Mining, Pengertian, Jenis, Manfaat, dan 7 Contoh Penggunaannya
Penyebab Terjadinya Inflasi
Selain beberapa faktor di atas, salah satu penyebab terjadinya inflasi adalah jumlah uang yang beredar bertambah dalam jangka waktu pendek
Berdasarkan buku yang ditulis oleh Suseno dan Siti Astiyah (Kebanksentralan seri Inflasi, 2007), beberapa hal yang dapat menyebabkan inflasi adalah sebagai berikut.
1. Permintaan yang meningkat
Salah satu penyebab terjadinya Inflasi yang pertama adalah disebabkan oleh permintaan masyarakat yang kuat terhadap suatu barang tertentu atau keinginan kelompok yang berlebihan untuk menggunakan lebih banyak barang dan jasa di pasar dan peningkatan jumlah uang yang beredar dalam waktu yang singkat.
Peningkatan jumlah uang ini beredar dan menyebabkan suku bunga turun, yang pada akhirnya dapat meningkatkan konsumsi agregat investasi dan mendorong harga keseluruhan.
2. Inflasi Pasokan
Penyebab terjadinya Inflasi ini dikarenakan oleh faktor pasokan yang memicu kenaikan harga pasokan komoditas, baik yang harus diimpor maupun yang dikendalikan oleh pemerintah, seperti harga minyak dunia yang lebih tinggi, harga bahan bakar yang lebih tinggi, dan tagihan listrik dasar yang lebih tinggi.
Inflasi penawaran dipicu oleh kenaikan biaya produksi yang berkelanjutan selama periode waktu tertentu, yang terjadi karena devaluasi (jatuhnya nilai mata uang asing).
Faktor lainnya adalah gagal panen karena kondisi cuaca yang tidak menentu, faktor sosial ekonomi seperti hambatan distribusi komoditas, dan faktor kebijakan pemerintah seperti kebijakan tarif, pajak dan pembatasan impor.
3. Inflasi campuran
Salah satu penyebab tejadinya Inflasi campuran yaitu karean peningkatan permintaan dan penawaran, ketidakseimbangan perilaku penawaran dan permintaan, dan peningkatan permintaan barang dan jasa.
Akibatnya, persediaan faktor produksi dan barang berkurang, sedangkan barang substitusi hanya tersedia secara terbatas atau tidak ada sama sekali, sehingga menyebabkan harga bahan baku menjadi lebih tinggi.
4. Inflasi yang diharapkan
Inflasi diperkirakan terjadi karena perilaku masyarakat pada umumnya bersifat adaptif (forward-looking), artinya masyarakat percaya bahwa kondisi perekonomian di masa depan akan lebih baik dari pada masa lalu.
Ekspektasi tersebut menyebabkan inflasi permintaan dan inflasi penawaran, tergantung pada ekspektasi masyarakat dan kondisi pasokan komoditas saat ini dan masa depan serta faktor produksi.
Dari empat penyebab terjadinya inflasi di atas, maka nantnya akan berdampak pada beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut.
Dampak Terjadinya Inflasi
Inflasi tentunya memberikan akibat kepada negara tersebut. Dampak dari inflasi adalah sebagai berikut.
1. Devaluasi mata uang
Devaluasi mata uang akan berdampak pada daya beli mata uang, yang pada gilirannya juga akan menyasar pada individu, dunia usaha dan anggaran nasional.
2. Perhitungan harga pokok barang
Secara spesifik, terjadinya Inflasi memperumit penetapan biaya karena harga bisa terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Sementara itu, persentase inflasi seringkali tidak dapat diprediksi, sehingga proses penentuan harga pokok dan harga jual barang menjadi tidak akurat.
3. Redistribusi pendapatan
Redistribusi pendapatan meningkatkan pendapatan riil seseorang, tetapi menurunkan pendapatan riil orang lain.
Inflasi yang posistif akan mendorong pengusaha untuk meningkatkan produksi dan ekonomi akan tumbuh.
Namun, inflasi berdampak negatif pada orang-orang dengan pendapatan yang stabil, karena harga barang dan jasa naik sementara nilai uang tetap tidak berubah.
4 Produksi dan kesempatan kerja
Inflasi mempengaruhi keinginan perusahaan untuk memproduksi lebih banyak atau lebih sedikit komoditas dari produksi sebelumnya, yang mempengaruhi kesempatan kerja.
5. Pembelian barang
Jika konsumen percaya bahwa inflasi akan meningkat di masa depan, mereka secara sadar akan membeli kelebihan barang dan jasa, dengan asumsi bahwa harga barang dan jasa tersebut akan naik.
6. Ekspor
Ketika biaya ekspor meningkat, sementara kapasitas ekspor negara tersebut menurun, maka yang akan terjadi daya saing ekspor juga akan menurun sehingga menyebabkan penurunan devisa.
7. Bunga Tabungan
Terjadinya inflasi menyebabkan berkurangnya minat masyarakat terhadap tabungan, karena menurunkan pengembalian tabungan dan jauh lebih rendah daripada biaya pengelolaan tabungan yang dibayarkan oleh pelanggan.
8. Pengambilan keputusan
Ketidakstabilan akibat terjadina inflasi membuat masyarakat sulit untuk melakukan pembelian/konsumsi, investasi, bahkan keputusan produksi, yang berujung pada perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Itulah informasi tentang peneyab terjadinya inflasi, golongan dan juga dampaknuya. Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda menentukan strategi keuangan pribadi Anda ke depan.
Namun tidak ada salahnya, jika Anda memiliki perspektif yang berbeda berbeda terkait tema ini, akan semakin lengkap ketika Anda rela membagi kepada para penikmat Jobnas sekalian.
Baca juga: Ingin Jadi Sales Representative yang Profesional? Wajib Kuasai 5 Skill Ini
Untuk itu, bisa Anda tuliskan di kolom komentar di bawah ini, atau melalui email yang tertera. Percayalah, setiap kebaikan akan medapat balasan yang baik pula. Semoga bermanfaat!