5 Tips Melakukan Pivot untuk Startup, Agar Bisnismu Semakin Menguntungkan
Jobnas.com - Dalam Startup, pivot juga bisa dibilang sebagai suatu keputusan yang berani karena harus mulai melakukan hal yang baru demi kesuksesan bisnis. Tidak mudah melakukan perubahan dalam suatu bisnis tertentu. Akan tetapi, biar bagaimana pun kalau sebuah bisnis ingin berkembang, mau tidak mau ia harus melakukan sebuah perubahan. Ada beberapa perusahaan yang berani melakukan perubahan secara drastis. Memang cukup berisiko tapi ternyata ada banyak yang berhasil.
Dalam konteks dunia startup perubahan tersebut dinamakan dengan proses pivoting. Secara definitif, pivot sendiri merupakan perubahan taktik bisnis untuk menjawab adanya perubahan dalam industri, preferensi pelanggan, atau faktor lain yang mempengaruhi keuntungannya.
Misalnya saja Instagram, Slack, hingga Netflix yang akhirnya kini sukses besar dan berhasil menjadi perusahaan populer di dunia.
Lalu, kapan waktunya startup harus melakukan Pivot? Bagaimana juga caranya agar bisa berdampak baik untuk perusahaan?
Kapan Startup Harus Melakukan Pivot?
Ketika sudah merasa bisnis stagnan dan tidak ada perkembangan, maka hal tersebut merupakan waktu yang tepat untuk melakukan Pivot. Bagi HubSpot, setidaknya ada beberapa faktor lain yang membikin startup mesti melakukan pivot, yaitu :
- Keadaan keuangan perusahaan memburuk
- Terdapat masalah internal di perusahaan
- Ingin mencoba suatu hal yang baru agar perusahaan lebih berkembang
- Performa selalu berada di bawah kompetitor
- Produk kurang diterima baik di pasar.
Pivot bisa menjadi pilihan ketika semua perusahaan sedang mengalami kondisi seperti di atas. Oleh karena itu, Jobnas.com akan memberikan lima tips agar bisnismu bisa melakukan Pivoting.
Tips Melakukan Pivot dalam Startup
Startup Guide menjelaskan bahwa perencanaan yang matang adalah hal terpenting sebelum melakukan proses pivoting. Berikut ini beberapa cara efektif untuk melakukan pivot agar perubahan yang dilakukan bisa berhasil sesuai dengan ekspektasi.
Baca Juga : Mencari Sponsorship Online? Berikut Tips, Jenis dan Manfaatnya
1. Solutif dalam Menghadapi Masalah
Tentunya kamu harus tahu apa permasalahan terbesar yang sedang dihadapi oleh perusahaan sebelum mulai pivot dalam startup. Contohnya, problem utama yang dihadapi adalah produk yang tidak relevan dengan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, kamu harus melakukan riset yang mendalam mengenai apa saja yang mereka inginkan.
Kamu perlu mengerti bahwa kebutuhan pelanggan tidak akan selalu sama. Jadi, riset secara berkala perlu dilakukan agar bisa selalu paham dengan apa yang mereka inginkan. Pasti proses pivoting bisa berhasil dan membawa keuntungan bagi perusahaan. Saat kamu bisa selalu tahu seperti apa produk yang diinginkan oleh konsumen.
2. Pilih Segmentasi Pasar yang Tepat
Memilih segmentasi pasar yang tepat adalah hal selanjutnya yang harus dilakukan agar pivot dalam startup bisa efektif dan berhasil. Ada beberapa alasan mengapa produk bisa kurang laku. Selain karena produk tidak sesuai keinginan pelanggan, bisa saja produkmu dijual ke pasar yang salah.
Menurut Business, jika ada kesalahan dalam pemilihan segmentasi pasar maka tidak perlu mengubah produk. Namun, tinggal mencari tahu segmen pelanggan yang tepat untuk menjual produk tersebut.
3. Ciptakan Produk yang Lebih Baik dari Kompetitor
Bukanlah hal yang mudah untuk menciptakan produk yang lebih baik dari kompetitor. Namun, mengertilah bahwa produk yang terbaik di industrinya pasti akan lebih menjual. Mereka akan kecewa jika menemukan produk yang kurang baik. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam terhadap produk yang dimilikinya sangat diperlukan dalam proses pivoting. Dengan demikian, proses pivoting tidak akan berjalan sesuai keinginan jika produk memiliki kualitas yang kurang baik.
4. Ajak Konsumen yang Loyal untuk Menggunakan Produk yang Baru
Kamu bisa segera menyiapkan strategi untuk memasarkannya setelah menyiapkan suatu produk baru. Untuk branding produk baru tersebut kamu bisa mencoba menggunakan strategi digital Marketing. Di samping itu, kamu juga dapat memanfaatkan konsumen yang sudah loyal untuk mencoba produk baru itu lebih dahulu.
Tawarkan beberapa keuntungan bagi pelanggan loyal yang mau mencoba produk baru. Namun, jangan lupa mintalah feedback dari produk tersebut. Jika misalnya feedback yang diberikan sudah cukup baik, maka produk baru itu pastinya bisa diterima dengan baik oleh target pelanggan.
5. Selalu Berikan Informasi kepada Investor
Saat melakukan proses pivoting jangan sampai tidak memberikan informasi apa pun kepada para investor. Dikutip dari Inc, saat ada perubahan pada strategi bisnis perusahaan sebaiknya informasikan hal itu kepada seluruh tim, dewan direksi, dan pemegang saham setidaknya 3-6 bulan sebelumnya.
Jadi, tidak akan ada informasi mendadak yang bisa membuat mereka terkejut atau bahkan panik. Pivot dalam startup merupakan langkah yang besar sehingga diperlukan juga pertimbangan dari para investor. Jadi supaya tidak ada penolakan dari mereka, selalu persiapkan rencana yang detail serta ide-ide revolusioner yang dapat membuat proses tersebut berhasil.
Baca Juga : Kenali Swift, Bahasa Pemrograman Apple
Itulah penjelasan Jobnas.com mengenai pentingnya pivot dalam startup dan bagaimana cara melakukannya agar hasilnya memuaskan. Masih penasaran dengan pembahasan seputar pivot dalam perusahaan startup? Kamu bisa mencoba menambah ilmu dengan membaca artikel lainnya di Jobnas.com.