Jobnas.com – Cold calling dan Warm Calling adalah dua teknik sales yang memiliki perbedaan cukup mencolok. Jika diamati dari namanya saja, kamu pasti langsung tahu bahwa keduanya bertolak belakang. Lantas, apa yang membedakan keduanya ? Apakah dari segi lead yang dikontak, strategi, platform, atau hal yang disampaikan?
Nah, kali ini Jobnas.com telah menyiapkan informasi komperhensif tentang perbedaan Cold Calling dan warm calling dalam artikel ini.
Pengertian Cold Calling
Dikutip dari Investopedia, cold calling adalah aktivitas mengontak pelanggan potensial yang sebelumnya tidak pernah berinteraksi dengan sales. Pada umumnya, cold calling dilakukan melalui telepon atau telemarketing. Namun, teknik penjualan yang satu ini juga bisa dilakukan secara tatap muka.
Baca Juga : Memahami Inclusive Design, Konsep Desain untuk Semua Pengguna
Selain itu, cold calling merupakan strategi penjualan paling tua. Para sales sangat menyukai teknik ini untuk menggaet lead yang baru. Meski begitu, tingkat keberhasilan cold calling terbilang sangat rendah. Pasalnya, hanya ada 2% cold calling yang berhasil memenuhi tujuannya, seperti dikutip dari Investopedia.
Dengan kata lain, hanya lima di antaranya yang bisa dianggap sukses, dari setiap 250 cold calling yang dilakukan oleh seorang sales. Itu pun jika dilakukan oleh seorang sales yang sudah profesional. Inilah perbedaan antara cold calling dengan warm calling, yakni dari segi tingkat keberhasilan yang amat rendah.
Pengertian Warm Calling
Dikutip dari Leadiro, warm calling adalah aktivitas menghubungi lead yang sudah menunjukkan ketertarikan pada produk atau jasamu. Ada perbedaan antara cold calling dengan warm calling.
Dalam cold calling, kamu tidak bisa memastikan lead memang tertarik pada produk atau jasa perusahaanmu. Jadi, banyak lead yang akhirnya tidak menanggapi seorang sales. Sedangkan dalam warm calling, kamu sudah memiliki bukti bahwa lead memang tertarik. Dengan demikian, kamu akan lebih mudah untuk meyakinkan mereka.
Maka, tak aneh jika teknik penjualan yang satu ini memiliki potensi keberhasilan yang lebih besar daripada cold calling. Rain Group menyebutkan, 82% lead bersedia untuk mengikuti meeting dari sales apabila mereka sudah dikontak terlebih dahulu oleh sales.
Lalu, bagaimana kamu tahu bahwa lead yang hendak dihubungi memang tertarik dengan produk atau jasamu?. Sangat mudah mengetahui hal ini. Kamu bisa melihat apakah mereka pernah menghadiri acaramu, men-download materi pemasaran, atau menghubungi perusahaanmu di media sosial.
Baca Juga : Ingin Jadi Sales Representative yang Profesional? Wajib Kuasai 5 Skill Ini
Konklusi
Dari penjelasan di atas, kini kamu lebih mengerti kedua teknik sales tersebut. Akan tetapi, jika disimpulkan, apa perbedaan mendasar antara cold calling dengan warm calling?. Nah, salah satu perbedaan yang cukup mencolok adalah ada pada lead yang dihubungi.
Seperti ditulis WayUp, Cold calling biasanya dilakukan pada seseorang atau kelompok yang belum pernah memiliki kontak langsung dengan produk, jasa, atau perusahaanmu. Sedangkan warm calling dilakukan pada seorang lead yang memang sudah menunjukkan ketertarikan pada produk atau jasamu.
Lebih dari itu, perbedaan lain antara cold calling dengan warm calling juga terletak pada potensi keberhasilannya. Cold calling tentu saja memiliki tingkat keberhasilan yang jauh lebih rendah daripada warm calling. Cold calling dan warm calling memang memiliki perbedaan yang mendasar dari segi strategi dan lead yang dikontak.
Keduanya tetap merupakan teknik sales yang penting. Jadi, kamu tak perlu memilih salah satunya. Yang perlu kamu lakukan adalah menyesuaikan dengan kebutuhan sales perusahaanmu.
Baca juga: Perlukah Menuliskan Alamat di CV saat Melamar Kerja?
Itu dia penjelasan Jobnas.com tentang perbedaan cold calling dan cold warming. Jika kamu tertarik pada dunia sales beserta tetek-bengeknya, kamu bisa menyimak artikel lainnya di Jobnas.com, lho. Yuk, tunggu apalagi.