UX Design
Jobnas.com-Tingkat atau jenjang karir di bidang UX Design pada hakikatnya tidak terbatas. Setelah memulai karir di bidang ini, setidaknya terdapat 6 jalur karir yang nantinya dapat kamu jalani. Jadi, jangan kira UX designer tidak punya prospek karier yang jelas, ya.
Nah, Jobnas.com akan merangkum penjelasan selengkapnya di bawah ini. Yuk, disimak sampai tuntas !
1. Manajemen UXPengalamanmu pasti akan bertambah setelah mendalami bidang UX design selama beberapa tahun. Jadi, kamu bisa mulai meningkatkan jenjang karier ke level manager. Dengan kata lain, di saat menjadi UX manager, kamu akan memimpin sebuah tim dan project di dalamnya. Di samping itu, kamu juga akan memiliki tanggung jawab manajerial lain seperti:
-membantu perkembangan karier anggota tim
-mengatur budget dan timeline
-mengatur SDM
-mengevaluasi performance tim
Jadi, tidak menutup kemungkinan akan ada peluang yang lebih besar untukmu apabila kamu terus melanjutkan karier di level manajer ini. Peluang-peluang itu seperti mengisi posisi eksekutif chief design officer atau VP user experience.
2. Posisi Senior UX DesignPosisi-posisi senior UX design, seperti lead UX designer atau senior UX designer merupakan jenjang karir UX design selanjutnya. Kamu akan mendapatkan posisi ini ketika sudah mengumpulkan pengalaman kerja selama beberapa tahun.
Lalu, apa sih yang membedakannya dengan manajemen UX? Ketika kamu menjadi manager, sebagian besar fokusmu adalah memimpin sebuah tim dan tidak terlalu disibukkan dengan pekerjaan desain secara langsung. Sedangkan posisi-posisi senior ini cocok bagi kamu yang ingin memiliki level lebih tinggi namun tetap berpartisipasi dalam pembuatan desain UX.
3. Pekerja LepasSalah satu solusi yang pas untukmu jika kamu ingin mempunyai jam kerja yang lebih fleksibel adalah dengan menjadi seorang freelancer. Menjadi seorang freelancer kamu bisa memilih project dan perusahaan mana yang ingin kamu incar. Namun jangan lupa, jalur karier ini tidak akan semudah yang dibayangkan.
Kamu perlu siapkan portofolio UX designer yang mampu menonjolkan kelebihanmu. Selain itu, kamu juga harus tekun mencari client karena tawaranmu belum tentu pasti diterima. Selain menjadi profesi tetap, freelancing ini juga sah-sah saja jika hanya ingin kamu manfaatkan sebagai pekerjaan sampingan.
4. ConsultingDunia consulting akan sangat mungkin menjadi salah jenjang karier UX design. Baik memulai sendiri maupun bergabung dengan perusahaan consulting desain. Untuk merancang user experience yang lebih baik bagi konsumennya, kamu bisa membantu bisnis-bisnis di luar sana.
Baca Juga: Kenali Website Tempat Jual-Beli Langsung yang Super Mudah Ini
Sebagaimana dilansir dari Coursera berikut gambaran umum terkait tugas seorang konsultan UX:
-Merekomendasikan beberapa action plan untuk memperbaiki keseluruhan user experience pada bisnis klien.
-Melakukan riset untuk memahami konsumen klien.
-Mendesain dan membuat prototype website dan produk lainnya.
-Memberikan pelatihan kepada client mengenai strategi UX terbaik.
5. UX specialistSpecialist yang dimaksud berarti kamu bisa menekuni bidang yang lebih spesifik di area UX design atau sedikit berpindah ke bidang yang masih berhubungan dengan UI/UX design.
Seperti, kamu senang mengajar tentang UX design. Maka, kamu bisa memilih spesialisasi sebagai pengajar atau tutor UX design. Apabila kamu seorang UX designer tetapi memiliki spesialisasi di front end development, mungkin bisa pertimbangkan karier sebagai UX engineer.
Dikutip dari XD Adobe, pilihan ini akan sulit bagi sebagian orang karena salah satu risikonya adalah tidak bisa mengerjakan pekerjaan desain dalam aktivitas sehari-hari.
6. Entrepreneur UX designerNah, jenjang karier UX design yang selanjutnya sangat cocok untukmu bagi kamu yang punya jiwa-jiwa wirausaha. Dengan modal pengalaman sebagai UX Designer, terdapat beberapa ide usaha yang bisa kamu mulai, seperti mendirikan agensi atau startup sendiri.
Seseorang yang memiliki latar belakang UX design cenderung mampu memulai bisnisnya sendiri. Hal ini dikarenakan mereka tahu bagaimana caranya memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi konsumen.
Baca Juga: SEO Audit, Optimalkan Kinerja Website di Halaman Pencarian
Di samping itu, UX Mastery juga menyatakan bahwa entrepreneur dan UX designer memiliki kesamaan, yaitu kemampuan untuk benar-benar memahami kebutuhan konsumen. Nah, career path ini patut kamu pertimbangkan jika kamu memiliki banyak inovasi baru yang berkaitan dengan produk digital.
Itulah penjelasan Jobnas.com tentang jenjang karir di bidang UX Design. Lantas, setelah kamu membaca informasi di atas, apakah kamu sudah memutuskan ingin menempuh jalur karier yang mana?
Jobnas.com - Kamu perlu memahami Prototype dalam UX Design, jika ingin berkecimpung dalam dunia desain, khususnya untuk user experience. Karena, prototype adalah salah satu langkah esensial dalam proses membentuk desain yang ramah untuk pengguna.
Di artikel ini, Jobnas.com akan merangkum segala hal terkait prototype dalam dunia desain UX yang perlu kamu ketahui.
Pengertian Prototype dalam UX Design
Menurut Justinmind, prototype UX design adalah sebuah versi primitif dari suatu formulasi yang mempunyai potensi dibentuk hingga menjadi produk akhir. Mulai dari untuk aplikasi smartphone, situs web, hingga peralatan masak yang digunakan di rumah. Jadi, pada dasarnya, semua produk yang dijual sudah melalui proses pembuatan prototipe.
Baca Juga : Process Mining, Pengertian, Jenis, Manfaat, dan 7 Contoh Penggunaannya
Dari sini, prototipe dapat dianggap sebagai sebuah draf. Draf yang akan disempurnakan sampai dianggap patut untuk diterbitkan. Produk dan layanan akan menjadi suatu hal yang berguna bagi masyarakat apabila telah melalui proses iterasi dan pengembangan. Prototipe, dalam dunia desain, juga dapat digunakan untuk mengetahui serta melihat bagaimana suatu produk atau aplikasi bekerja.
Untuk menilai kualitas desain, prototipe dirancang membentuk sebuah simulasi. Untuk merancangnya pun juga tidak terlalu mengeluarkan biaya yang mahal dan sangat mudah untuk dibuat. Selain itu, fungsi esensial dari prototipe agar para desainer UX dapat menjelajahi kemungkinan yang belum ditemukan untuk mencapai desain akhir yang kohesif. Prototipe juga berfungsi sebagai penguji kinerja, menghemat uang, serta untuk meningkatkan pengalaman pengguna bagi para desainer.
Kualitas yang Perlu Dimiliki Prototype UX Design
Ada empat kualitas yang perlu mereka terapkan, ketika seorang desainer hendak merancang prototype UX design. Keempat kualitas ini akan digunakan sebagai pedoman untuk menyelesaikan masalah desain sebelum waktu peluncuran.
Kualitas-kualitas ini juga dapat mengungkapkan bagian dari desain yang perlu diperbaiki. Setelah draf kasar dari desain produkmu berada di tangan pengguna, kamu akan melihat bagaimana mereka sebenarnya ingin menggunakan produk tersebut.
Seperti dilansir dari UXpin, inilah keempat kualitas yang perlu dimiliki oleh sebuah prototype UX design:
- Representasi – bentuk sebenarnya dari prototipe, yaitu kertas dan seluler, atau HTML dan desktop
- Presisi – kesetiaan prototipe, yang berarti detail, polesan, dan realisme pada desain
- Interaktivitas – fungsionalitas yang terbuka untuk pengguna, misalnya, berfungsi penuh, berfungsi sebagian, atau hanya dapat dilihat
- Evolusi – siklus hidup prototipe, beberapa dibuat dengan cepat, diuji, dibuang, dan kemudian diganti dengan versi yang lebih baik
Salah satu kesalahpahaman paling umum yang perlu kamu ketahui dalam pembuatan prototype UX design adalah bahwa percobaan hanya perlu dilakukan satu atau dua kali di akhir proses desain. Oleh karena itu, desainer sebaiknya membuat prototipe untuk setiap kemungkinan iterasi desain mereka, sekalipun untuk ide yang paling kasar dan mendasar. Prototipe bukan sekadar beta testing yang memiliki tampilan seperti versi final desain.
Baca Juga : Memahami Inclusive Design, Konsep Desain untuk Semua Pengguna
Selama prototipe dapat memberikan desainer UX wawasan baru tentang pengalaman pengguna saat menggunakan produk mereka, tidak masalah jika prototipe dibentuk dari kertas ataupun HTML.
Jenis-Jenis Prototype untuk UX Design
Ada berbagai metode pembuatan prototype UX design dan semuanya memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda-beda. Mereka akan tahu jenis pembuatan prototipe mana yang mesti digunakan apabila desainer memahami jenis masalah yang harus diselesaikan.
Melansir UX Planet, inilah jenis-jenis prototipe desain UX yang dapat digunakan oleh para desainer:
1. Sketches
Sketch atau sketsa, adalah sebuah gambar yang dapat dengan mudah dibentuk menggunakan kertas dan pulpen dengan biaya murah.
Kebanyakan sketsa digunakan pada tahap awal proses desain untuk mendapatkan ide-ide baru.
Sketsa juga biasa digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan pada desain yang akan memengaruhi pengalaman pengguna.
Baca Juga : Bagaimana Cara Menjadi MC yang Baik? Perhatikan 5 Skill Ini
Sketsa dengan low-fidelity contohnya. Jenis prototipe itu dapat digunakan untuk mengidentifikasi keluhan pengguna dan mendapatkan ide baru untuk produk meskipun masih tahap awal produksi.
Dengan sketsa, desainer juga dapat dengan cepat mengulang rekayasa desain dengan biaya murah untuk membuat produk lebih bermanfaat.
2. Wireframes
Jenis prototype UX design berikutnya adalah wireframes.
Wireframes adalah representasi dari tata letak desain dan sebagian besar hanya berfokus pada tata letak konten.
Kebanyakan wireframes menggunakan skala abu-abu atau hitam putih.
Dalam wireframing low-fidelity, desainer dapat menggunakan tool khusus untuk membuat wireframes skala abu-abu yang merupakan cara lebih baik daripada membuat sketsa di awal proses desain.
3. Mockups
Jenis prototype UX design selanjutnya adalah mockups atau maket.
Mockups sendiri adalah desain yang sepenuhnya dibuat untuk menggambarkan detail warna, tipografi, dan konten dari desain.
Jenis prototipe ini akan lebih terlihat seperti produk akhir dari rancangan desain dan tidak mewakili interaksi dari produk.
Manfaat Menggunakan Prototype untuk UX Design
Seperti yang sudah Glints jelaskan, prototype UX design dapat memainkan peran penting dalam menangkap kebutuhan pengguna.
Sederhananya, prototipe adalah mekanisme yang berguna untuk mendemonstrasikan fungsionalitas desain dan nilainya di mata pengguna.
Penjelasan praktis mengenai fungsi desain memiliki sejumlah manfaat yang bernilai tinggi bagi desainer dan perusahaan.
Menurut Toptal, inilah beberapa manfaat yang dapat dirasakan bila merancang prototipe desain UX:
- Desainer dapat merancang desain yang lebih ramah pengguna
- Prototipe dapat mendeteksi masalah desain yang tak terduga
- Prototipe berfungsi sebagai representasi dari hasil akhir desain
Desainer dapat merancang strategi terbaik untuk menyelesaikan masalah desain dengan prototipe.
Baca juga: Cara Menambah Views YouTube, Auto Trending!
Itulah beberapa penjelasan deskriptif dari Jobnas.com mengenai prototype UX design yang perlu kamu pahami. Jadi pada intinya, prototipe desain UX dapat menjadi sarana yang baik untuk menyaring kebutuhan pengguna.