Trading
Jobnas.com - Bull market adalah keadaan pasar saham yang diharapkan investor. Tapi apa sebenarnya Bull Market itu? Singkatnya, bull market adalah situasi di mana harga saham terus naik. Kondisi ini sering dimanfaatkan investor untuk mengambil keuntungan.
Secara lebih rinci, di artikel kali ini Jobnas akan membahas apa itu bull market dan tips untuk memanfaatkan momentumnya.
Definisi Bull MarketAda dua istilah kondisi pasar saham yang harus dipahami investor, yaitu bull market dan bear market. Keduanya memiliki arti yang berlawanan. Dalam artikel ini, bagaimanapun, Jobnas hanya akan membahas apa itu bull market saja. Bull Market adalah keadaan pasar keuangan saat harga sedang naik atau diperkirakan akan naik. Di pasar modal, istilah ini sering disebut bullish.
Kalian mungkin bertanya-tanya mengapa situasi ini disebut bull market? Tidak ada sapi berarti sapi? Nah, istilah ini sebenarnya diambil dari bahasa Inggris 'bull' yang berarti banteng. Saat bertarung, banteng akan menyeruduk atau mengangkat tanduknya untuk menyerang dan mempertahankan diri. Inilah mengapa kenaikan harga saham disebut bull market.
Istilah bull market lebih banyak digunakan di pasar saham. Namun, istilah tersebut juga dapat digunakan untuk kelas aset lainnya, seperti obligasi, mata uang, komoditas, dan real estat. Jadi, apa tolak ukur situasi ini yang disebut bull market? Faktanya, tidak ada matriks khusus untuk menilai apakah situasi pasar bullish atau tidak. Namun, seperti dikutip dari The Balance, pasar secara umum dikatakan bullish ketika naik 20%.
Baca juga: Apa itu Inflasi? Berikut Penjelasan Lengkap beserta 4 Penyebab Terjadinya Inflasi
Hal ini bisa terjadi ketika harga saham terus naik dalam waktu yang lama. Setelah itu, investor semakin percaya bahwa harga akan terus bergerak naik. Pada akhirnya, harga saham akan meningkat berkat kepercayaan investor. Mereka terus membeli dan mengenakan harga tinggi untuk suatu saham.
Keunikan dari Bull MarketUntuk lebih memahami apa itu bull market, kalian dapat memahami karakteristiknya yang berbeda. Sedangkan rangkaian fitur utamanya sebagai berikut:
1. Tingkat Pengangguran TurunDengan yang pertama, perusahaan akan mempekerjakan lebih banyak karyawan. Jadi tingkat pengangguran juga akan turun, tapi belum tentu drastis.
2. Orang Lebih Mudah Menggunakan UangnyaBagi investor, apa itu bull market jika bukan pengembalian yang lebih tinggi? Tentu saja, mereka mengharapkan pengembalian yang tinggi dari pasar bullish. Bahkan, mereka bisa mendapatkan keuntungan jangka panjang tersebut.
Oleh karena itu, juga akan lebih mudah bagi mereka untuk menggunakan uang mereka untuk membeli sesuatu.
3. Investor Membeli Lebih Banyak SahamHukum penawaran dan permintaan tidak hanya terjadi di pasar pada umumnya tetapi juga di pasar saham. Ketika harga saham terus naik, investor percaya bahwa harga akan naik lebih tinggi lagi di masa depan.
Akibatnya, investor membeli lebih banyak saham dengan harapan mendapatkan return yang lebih tinggi lagi. Ketika banyak permintaan beli dari investor, harga saham terus naik. Ini disebut pasar banteng.
4. Perusahaan Fokus Pada Pengembangan Masa DepanJika banyak investor yang membeli saham suatu perusahaan, berarti mereka memiliki kepercayaan terhadap perusahaan tersebut. Karena kepercayaan investor, perusahaan juga lebih fokus pada kinerja masa depan.
Biasanya perusahaan akan berinvestasi lebih banyak, mempekerjakan lebih banyak karyawan untuk membayar lebih banyak untuk karyawan mereka.
5. Risiko OverinflasiMelanjutkan poin sebelumnya, bull market juga bisa menyebabkan overinflasi lho. Bagaimana itu bisa terjadi? Ketika orang membelanjakan lebih banyak dari sebelumnya, jumlah uang yang beredar juga akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan terjadinya inflasi di suatu negara.
Saran Investasi Bull MarketSekarang setelah kalian mengetahui apa itu bull market, apakah kalian siap memanfaatkan momentumnya?
Pada subbab kali ini Jobnas menawarkan tiga tip investasi bull market sehingga kalian bisa mendapatkan hasil maksimal dari uang kalian!
1. Masuk dan Keluar Pasar PerlahanTidak ada yang tahu pasti kapan bull market akan mulai dan berakhir. Bahkan, sebuah kondisi baru bisa disebut bull market ketika terjadi atau pernah terjadi sebelumnya. Jadi kalian bisa melewatkan harga terendah untuk membelinya. Sebaliknya, kalian juga bisa menjual saham terlalu cepat meski harganya terus naik.
Nah, untuk menghindari hal seperti ini, sebaiknya lunasi secara bertahap atau keluar masuk pasar secara bertahap.
2. Review Saham Consumer GoodsSeperti dikutip dari Business Insider, saham di sektor consumer goods bisa menjadi salah satu pilihan yang baik untuk memanfaatkan bull market. Emiten di daerah ini memiliki hubungan yang kuat dengan masyarakat. Selama orang percaya pada produk atau layanan mereka, nilai saham akan terus meningkat.
3. Tetap Diversifikasi Portofolio KalianMenurut Benjamin Graham, dikutip oleh Groww, seorang investor harus memiliki antara 10 hingga 30 emiten yang tersebar di berbagai sektor.
Jangan terlalu optimis dengan keadaan suatu saham. Kalian tidak tahu bagaimana keadaan saham perusahaan di masa depan. Jadi teruslah melakukan diversifikasi portofolio saham kalian.
Sekarang kalian sudah mengerti apa itu bull market bukan? Jika iya, kini saatnya kalian bisa mulai berinvestasi. Berbagai tips investasi bisa kamu temukan di blog Jobnas! Ayo kepoin terus Website Jobnas mulai dari sekarang biar kalian tidak ketinggalan jaman.