Jobnas
Menu CV Maker Menu

Strategi Marketing

Ghufron Writer Ghufron Writer
3 minggu yang lalu

Jobnas.com - Untuk mempertahankan attention span audiens, kamu mesti memiliki taktik khusus dalam kacamata marketing. Pasalnya, saat ini attention span kita hanya bertahan di kisaran delapan detik.  Attention span adalah jumlah waktu yang dihabiskan untuk berkonsentrasi pada sesuatu sebelum teralihkan.

Dikutip dari The Guardian bahwa dalam kurun satu dekade terakhir, terjadi penurunan rentang attention span. Hal ini tentu saja berdampak pada marketing. Karena audiens relatif mengalihkan perhatiannya setelah 10-20 detik, kamu tidak akan bisa lagi membuat iklan dengan durasi yang panjang. 

Jika kamu membuat iklan yang durasinya panjang, audiens mungkin saja tidak menangkap inti dari iklan tersebut karena perhatiannya telah teralihkan sebelum sempat melihatnya. Barangkali, kamu bisa mencoba tips-tips berikut untuk menghindari hal semacam itu. Berikut adalah tips-tips itu untuk mu:

1. Buatlah konten yang jelas

Membuat konten yang jelas merupakan tips pertama untuk merancang Strategi Marketing dengan mengandalkan attention span. Dilansir dari Marketing Land, kamu harus membuat sesuatu yang berguna atau menarik bagi audiens.

Baca Juga: Sering Dianggap Mirip, Ternyata E-Commerce & Marketplace Berbeda, Begini Ulasannya!

Beri tahu mereka dalam satu kalimat atau kurang mengapa mereka harus peduli dengan iklanmu. Dengan memberikan konsep sederhana dan konkret kepada audiens setidaknya menjadi salah satu tips yang perlu kamu coba. 

Beberapa poin acuan yang bisa kamu gunakan untuk menerapkan konsep ini adalah sebagai berikut: 

-Menyelesaikan masalah dari produk pesaing dengan produkmu.

-Model atau fitur baru yang baru saja ditambahkan.

-Testimoni pelanggan satu kalimat yang kuat.

-Frasa singkat yang menggunakan bahasa yang aktif dan menarik.

-Gambar yang menyenangkan dan menciptakan keinginan yang aspiratif.

2. Ketahui strategi terbaik dari platform yang kamu gunakan

Dalam marketing setiap platform yang digunakan memiliki aturan tertentu. Ketahui aturan tersebut dan pastikan kamu dapat mengartikulasikan pesanmu dengan cara yang berbeda sesuai dengan platformnya. Pasalnya, dengan menerapkan aturan tersebut, kamu bisa menjaga  attention span audiens. Pastikan format yang kamu ginakan telah benar, hindari konten duplikat, dan gunakan gambar berkualitas tinggi dari stock photo yang akan disukai audiens.

3. Buatlah Konten untuk Momen Mikro

Dikutip dari Forbes, seorang digital marketer, Alexander Nygart menyebut bahwa brand harus ada di mana audiens targetmu mengonsumsi konten. Ini akan membantumu memahami di mana audiensmu paling cenderung membeli sesuatu.

Audiens saat ini cenderung tidak sabar sehingga strategi marketing yang tepat untuk menjaga attention span mereka adalah dengan hadir pada momen-momen mikro.

Mempelajari momen mikro dan bagaimana momen-momen tersebut memengaruhi produkmu dapat menyebabkan peningkatan konversi dan lompatan yang signifikan dalam keterlibatan brand. Kamu dapat melakukan selama momen mikro, dan membuat konten ketika konsumen menginginkan sesuatu secara instan, baik info atau produk.

4. Bertindak Cepat saat memanfaatkan momen mikro

Generasi Z atau milenial yang asyik dengan aplikasi mereka akan menganggap iklan yang tayang di aplikasi tersebut sebagai gangguan. Meski demikian, kamu tetap bisa memanfaatkan momen mikro untuk mendapatkan konversi.

Baca Juga: Perbedaan Aplikasi Native, Hybrid, dan Web yang Perlu Kamu Ketahui

Kata Google, yang dilansir Forbes, saat orang-orang menelusuri produk di seluler, itu akan mengarah ke tindakan. Dengan kata lain, sebanyak 92 persen dari audiens yang melakukan penelusuran melalui selular cenderung melakukan pembelian terkait. Konten yang kamu buat harus bermanfaat tepat saat konsumen sedang meneliti, melakukan sesuatu, atau ingin pergi ke suatu tempat.

Dalam momen mikro, konsumen ingin segera menyelesaikan suatu tugas. Nah, kamu harus ada di saat yang tepat, pengguna akan segera membuka situs, platform, atau merek lain di era persaingan pasar yang ketat seperti saat sekarang ini. 

5. Gunakan Alat Bantu Visual dan Elemen Interaktif

Karena dapat menarik perhatian audiens dalam waktu yang singkat, konten dengan elemen visual dan interaktif cenderung lebih efektif. Strategi marketing seperti ini dapat membantumu menjaga attention span audiens. Karena dapat menyampaikan banyak informasi dalam format yang bermanfaat dan singkat, infografis merupakan salah satu cara yang bagus.

Di samping itu, elemen interaktif juga dapat dimanfaatkan untuk menjaga perhatian audiens agar tetap fokus pada kontenmu. Meskipun fitur ini membutuhkan lebih banyak dedikasi dan perhatian dari penonton, fitur ini bisa efektif karena menciptakan interaksi interaktif, bukan hanya view yang pasif.

Nah, demikianlah penjelasan Jobnas.com mengenai lima langkah startegi Marketing Attention Span. Tentu saja, masih banyak cara lain yang bisa kamu terapkan dalam strategi marketing kamu untuk menjaga attention span audiens. Untuk mengetahui berbagai macam strategi lainnya, kamu bisa membaca artikel dengan topik serupa di Jobnas.com, lho. 

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com - Kamu yang berprofesi sebagai sales dan Marketing tentu akrab dengan presentasi Produk maupun jasa kepada klien maupun calon investor.

Lalu bagaimana cara kamu menyiapkan presentasi untuk menentukan klien akan “membeli” produk yang akan kamu tawarkan, atau bahkan justru dari kmpetitor.

Ketahui teknik presentasi produk yang efektif “jualan” kamu agar dibeli orang.

Cek beberapa tips presentasi produk kamu yang menarik dan memotivasi seseorang agar membeli.

Baca Juga: 3 Tips Quality Time untuk Pasangan yang Sibuk Kerja
6 Kunci Sukses Presentasi Menjual dan Memasarkan Produk
1. Presentasi di Akhir Meeting
pembukaan presentasi

seperti biasa sebelum memulai meeting dengan presentasi. Hampir setap seles yang masuk kedalam ruangan meeting bersama klien dan langsung berbicara tentang keunggulan produk-produk mereka, dan apa saja yang membedakan jualan mereka dengan produk jualan yang lain.

Taukah dengan cara sepeti ini sebenarnya tidak efektif?

Membuka meeting dengan cara langsung berpresentasi produk tidak akan memberikan kamu peluang yang benar-benar mengerti siapa calon klien kamu.

Sebelum kamu terjun langsung ke presentasi, kamu harus memanfaatkan waktu menit-menit pertama untuk mengajukan beberapa pertanyaan kepada klien agar kita bisa memahami masalah dan tantangan yang mereka hadapi saat ini.

Barulah setelah ini kamu bisa menentkan apa yang mereka butuhkan dari perusahaan kamu, dan produk apa saja dan jasa kamu yang bisa menyelesaikan masalah mereka.

Untuk yang menekankan aspek produk apa saja yang bisa mengatasi tantangan spesifik mereka, bukan fiturnya.

Beri tahulah untuk para audiens apa saja yang mereka dapatkan dengan menggunakan produk kamu, yang tidak bisa mereka dapatkan dari kompetitor.

Gunakan umpan balik mereka untuk menyoroti produk kamu. Alur presentasi idealnya harus mengikuti hasil diskusi pemetaan masalah, bukan mendahuluinya.
2. Durasi Presentasi yang Tepat
Durasi presentasi produk pada umumnya bisa memakan waktu hingga 1 jam lamanya. Namun, cara menjual yang terlalu bertele-tele justru sangat tidak efektif.

Untuk waktu presentasi produk maksimal dengan cukup berdurasi 10-15 menit saja.

Gunakan waktu yang minim atau sempit barulah langsung memusatkan perhatian mereka pada poin-poin pembicaraan yang paling penting.

Pastikan untuk para audiens sudah mendapatkan 2-3 info paling penting mengenai keunggulan produk-produk kamu di 30 detik pertama kamu presentasi.

Kamu juga bisa menggunakan template struktur untuk menyampaikan tujuan presentasi dengan singkat, padat, dan straight to the point:

“Saya akan menunjukkan bagaimana nama produk/jasa dapat membantu target audiens mendapatkan hasil yang diinginkan.”

“Masalah dengan solusi saat ini adalah [masalah spesifik yang dialami target audiens. Itulah mengapa kami hadir dengan produk.”

“Untuk audiens yang tidak puas dengan masalah aktual, layanan, atau pengalaman terkait yang dihadapi saat ini], penawaran kami adalah jelaskan fungsi produk/jasa dengan berorientasi pada manfaat]. Kami menyediakan manfaat terpenting dari produk/jasa kamu.”

Kamu harus tahu dulu who, why, what dari orang-orang yang menghadiri presentasi tersebut untuk bisa menyesuaikan template di atas dengan jualan kamu.

Who adalah siapa target audiens kamu, Why adalah alasan kenapa mereka harus mendengarkan kamu, dan What adalah apa manfaatnya produk kamu untuk mereka?
3. Tonjolkan Model Bisnis dan Sales Achievement
Jika target audiens kamu adalah para calon investor, maka mereka tentu ingin tahu bagaiman kamu akan meraih keuntungan dari pada modal yang kamu tanamkan.

Maka dari itu tunjukanlah seperti apa dari strategi perusahaanmu untuk mencapainya. Dan inilah yang disebut sebagai dengan model bisnis (business model)

Jelaskan strategimu secara detail dan menyeluruh.

Dilansir dari CustomerThink, apabila sudah ada bukti penjualan sampai sejauh ini, tampilkan juga dalam presentasi produk kamu.

Dengan begitu, calon investor dapat mudah memahami seberapa banyak yang dihasilkan oleh produk tersebut dan bagaimana tanggapan masyarakat terhadap produk yang kamu tawarkan.
4. Visualisasikan Data Kamu
Hampir sekitar 65% orang di dunia ini adalah pembelajar visual? Maksudnya, mereka akan lebih cepat menangkap dan memahami berbagai macam informasi dari gambar.

Tampilkanlah statistic berupa grafik atau bahkan diagram yang mudah dibaca dan dipahami, dan ditampilkan berurutan atau secara kronologis jika ingin menunjukan growth.

Ketika data yang akan lebih mudah diingat secara visual yang menarik.

Namun, jangan coba terlalu menampilkan terlalu banyak konten, gambar, atau gagsan dalam satu slide dan usahaknlah untuk membuat slide untuk satu topic atau tema.
5. Sempatkan Demonstrasi
Jika kamu memiliki produk-produk fisik yang bisa dipamerkan atau ditampilkan,dan dibawalah ke ruang meeting dan tunjukkan pada waktu presentasi.

Tunjukkanlah fitur-fitur pelengkapnya dan bagaimana cara memakai produk tersebut dengan baik dan benar untuk mendapatkan manfaatnya.

Dalam berbagai banyak kasus, tidak ada cara yang lebih baik untuk membuat audiens tertarik dan memahami kegunaan sebuah produk dengan mencontohkannya.

Pertimbangkan kembali untuk menyajikan video berisi pengalaman dan testimoni pelanggan untuk menunjukkan keunggulan dari produk atau jasa tersebut.
6. Buat Tagline Presentasi Sesingkat isi Tweet
Jobnas menyarankan setiap kali kamu akan meluncurkan produk atau layanan baru, rangkumkan sejelas mungkin dalam satu kalimat pendek di bawah 140 karakter agar mudah di tweet.

Baca juga: Hal yang Mengasyikkan dan Menguntungkan dari Instagram Story Template

Membuat kutipan yang cook adalah salah satu cara paling mudah diingat audiens karena singkat, padat, dan jelas. Bahkan, sejumlah media turut menggunakan tagline tersebut sebagai headline berita.

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com - Untuk mengembangkan bisnis perusahaan, banyak para marketer menjadikan social proof sebagai senjata utama. Sebabnya, social proof berperan penting dalam kesuksesan strategi Marketing dan sudah menjadi satu fenomena psikologis. Social proof juga bermanfaat besar untuk online marketing, tidak hanya marketing secara konvensional atau offline saja. Oleh karena itu, kamu harus memahami terlebih dahulu apa itu social proof jika ingin brand-mu semakin dikenal. 

Lalu, apa itu social proof ? Simak penjelasannya di bawah ini, ya.
Definisi Social Proof
Social proof adalah sebuah konsep yang berusaha menunjukkan bahwa seseorang akan terpengaruh dan mengikuti tindakan sekelompok orang lainnya, seperti dikutip dari Sprout Social. Kenapa demikian ?. Karena pada dasarnya ia menganggap hal yang dilakukan oleh banyak orang itu adalah suatu hal yang benar. Agar supaya kamu lebih paham, Jobnas.com akan memberikan contohnya di kehidupan nyata. 

Baca Juga : Mencari Sponsorship Online? Berikut Tips, Jenis dan Manfaatnya

Seperti misalnya, saat kamu jalan-jalan di sebuah kota yang baru kamu kunjungi dan melihat ada beberapa kafe yang berjejer. Akan tetapi kamu melihat banyak sekali para pengunjung yang datang ke situ dan bahkan harus antri terlebih dahulu sebelum bisa masuk ke kafe tersebut. Dengan demikian kamu pasti akan mengira bahwa kafe  tersebut memiliki makanan dan minuman yang lezat dan berkualitas sehingga banyak orang yang rela antre.

Hal ini menandakan bahwa social proof benar-benar dapat mempengaruhi seseorang dalam bertindak. Dengan begitu, akhirnya kamu tertarik untuk mengunji dan mencoba makanan serta minumannya. Oleh karena itu, besarnya pengaruh social proof pada psikologi seseorang bisa dimanfaatkan sebagai salah satu Strategi Marketing di era digital. Sebabnya, dengan bantuan media sosial akan lebih mudah untuk branding dan dikenal oleh lebih banyak orang.
Bagaimana Cara Menggunakan Social Proof untuk Marketing?
Sebagai strategi marketing, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menggunakan social proof. Menunjukkan ke publik bahwa brand-mu menawarkan hal yang disukai banyak orang menjadi hal fundamental dari social proof. Sehingga dengan demikian, orang lain pun bisa tertarik untuk mencoba produk yang ditawarkan karena telah memiliki banyak penggemar dan disukai oleh banyak orang.

Apa saja strategi dalam menerapkan social proof yang perlu diketahui agar bisa berhasil. 
1. Manfaatkan Review Positif dari Pelanggan
Bright Local telah melakukan sebuah survei yang menunjukkan bahwa sekitar 88% konsumen percaya dengan review online seperti saat mereka mendapatkan rekomendasi dari orang yang dikenalnya. Karena itulah, pelanggan yang memberikan review positif sedikit banyak akan memantik orang lain untuk tertarik mencoba sebuah produk. Selain  itu, kamu bisa memanfaatkan review positif dari pelanggan sebagai bukti agar lebih banyak orang yang penasaran untuk mencoba produk yang kamu tawarkan. 

Baca Juga : 3 Tips Quality Time untuk Pasangan yang Sibuk Kerja
2. Aktif Berinteraksi dengan Pelanggan di Media Sosial
Ketika suatu produk disukai oleh  para pelanggan, maka mereka dengan sendirinya akan membicarakan produk tersebut. Seperti, ketika ada suatu produk di media sosial yang diberi mention, maka jangan ragu untuk mencoba berinteraksi dengannya. Aktif berinteraksi di media sosial, menurut Oberlo, akan membantu brand menjangkau lebih banyak audiens sehingga bisa lebih dikenal.
3. Endorsement dari Influencer atau Public Figure Terkenal
Salah satu kesempatan baik bagi suatu brand untuk menjangkau lebih banyak pelanggan baru adalah dengan memanfaatkan influencer marketing yang saat ini terus berkembang.  Tentu suatu produk akan lebih mempengaruhi para penggemarnya apabila is mendapatkan review yang baik dari seorang influencer yang terkenal. Oleh karena itu, endorsement seorang public figure sangat lah besar dampaknya pada social poof. Dengan demikian, jangan sangsi lagi untuk membangun kerja sama yang baik dengan influencer atau selebriti terkenal.

Baca Juga : Cara Menonaktifkan BPJS Kesehatan dengan Mudah
4. Lakukan User Generated Content (UGC)
Untuk mendapatkan social proof, maka harus mampu melakukan strategi marketing favorit, yaitu User Generated Content (UGC). Strategi ini memiliki dampak besar untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap suatu brand. Sederhananya saat melakukan strategi ini, brand hanya perlu memposting ulang review yang sudah diberikan oleh pelanggan. Inilah mengapa saat ini instagram masih menjadi arena paling baik untuk melakukan strategi ini.
5. Kolaborasi dengan Para Ahli dengan Membuat Event di Media Sosial
Untuk meningkatkan social proof, maka salah satu strategi yang paling baik dilakukan adalah berkolaborasi dengan seorang ahli. Caranya adalah membuat sebuah event di media sosial seperti Facebook Live dan Instagram Live dengan mengundang para ahli yang ada di industrimu. Seperti, brand-mu memiliki produk busana, maka dapat mengajak seorang ahli tata busana untuk diajak berkolaborasi. 

Hal ini sangat bermanfaat karena  memungkinkan brand mendapatkan pengaruh positif dari ahli yang diundang ke dalam event. Tentunya, setelah memahami deskripsi di atas kamu akan lebih memahami tentang social proof serta bagaimana cara mengaplikasikannya sebagai marketing.

Baca juga: Merancang Desain User Interface yang Baik, Perhatikan 6 Prinsip Penting Ini

Kamu bisa memanfaatkan media sosial dari brand dengan seefektif mungkin agar supaya dapat dikenal serta mendapatkan pengakuan dari banyak pelanggan. Itulah informasi dari Jobnas.com yang bisa dibagikan pada kamu. Selain informasi di atas, tentu Jobnas.com memiliki banyak informasi menarik lain dari bidang marketing, business development, hingga product dan design.

Erni Yati Erni Yati
1 tahun yang lalu

Jobnas.com - Apa itu Marketing? Marketing adalah proses yang mencakup sejumlah aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan dan meningkatkan brand awareness suatu perusahaan. Marketing merupakan bagian penting dari strategi bisnis perusahaan, yang mencakup perencanaan dan pelaksanaan konsep, harga, promosi, dan distribusi ide, produk, atau jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan kebutuhan dan keinginan sasaran pasar.

Dalam marketing, perusahaan atau organisasi harus mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan sasaran pasar, serta mengembangkan strategi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Marketing juga berkaitan dengan pengumpulan dan analisis data pasar, serta mengidentifikasi dan menargetkan audiens yang tepat untuk produk atau jasa yang ditawarkan.

Marketing meliputi berbagai aktivitas, seperti pemasaran langsung, pemasaran digital, pemasaran tradisional, dan public relations. Pemasaran langsung adalah aktivitas yang menghubungkan perusahaan secara langsung dengan pelanggan, misalnya melalui email marketing atau telepon. Pemasaran digital adalah aktivitas yang menggunakan teknologi digital, seperti website, media sosial, dan iklan online, untuk menjangkau audiens. Pemasaran tradisional adalah aktivitas yang menggunakan media tradisional, seperti televisi, radio, atau surat kabar, untuk menjangkau audiens. Public relations adalah aktivitas yang bertujuan untuk membangun dan memelihara hubungan yang baik dengan pelanggan, media, dan masyarakat.

Marketing juga mencakup pengembangan dan pelaksanaan strategi promosi yang tepat untuk meningkatkan brand awareness dan menarik pelanggan baru. Promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti iklan, penjualan langsung, event, dan hadiah.

Perencanaan harga merupakan bagian penting dari marketing, dimana perusahaan harus memutuskan harga yang tepat untuk produk atau jasa yang ditawarkan. Harga harus memperhitungkan biaya produksi, biaya distribusi, dan kebutuhan keuntungan perusahaan, serta mempertimbangkan apa yang diinginkan dan sanggup dibayar oleh pelanggan.

Distribusi adalah bagian penting dari marketing, dimana perusahaan harus memutuskan cara terbaik untuk menyalurkan produk atau jasa ke pelanggan.

Jenis-jenis Tenaga Kerja Marketing dalam Perusahaan

Tenaga kerja marketing dalam perusahaan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah:

Marketing Manager

Marketing Manager merupakan tenaga kerja yang bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan strategi pemasaran perusahaan. Marketing Manager bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi aktivitas pemasaran perusahaan, serta mengelola anggaran pemasaran dan mengukur ROI dari aktivitas pemasaran.

Digital Marketing Specialist

Digital Marketing Specialist adalah tenaga kerja yang bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan strategi pemasaran digital perusahaan. Digital Marketing Specialist bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi aktivitas pemasaran digital, seperti email marketing, social media marketing, dan iklan online.

Content Marketing Specialist

Content Marketing Specialist adalah tenaga kerja yang bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan strategi pemasaran konten perusahaan. Content Marketing Specialist bertanggung jawab atas perencanaan, penulisan, dan publikasi konten pemasaran, seperti blog post, artikel, dan infografis, serta mengelola dan mengoptimalkan strategi distribusi konten.

Public Relations Specialist

Public Relations Specialist adalah tenaga kerja yang bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan strategi public relations perusahaan. Public Relations Specialist bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi aktivitas public relations, seperti press release, media relations, dan event.

Marketing Research Specialist

Marketing Research Specialist adalah tenaga kerja yang bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan strategi penelitian pemasaran perusahaan. Marketing Research Specialist bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi aktivitas penelitian pemasaran, seperti survei, focus group, dan analisis data pasar.

Sales Representative

Sales Representative adalah tenaga kerja yang bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan strategi penjualan perusahaan. Sales Representative bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi aktivitas penjualan, serta mengelola dan mengembangkan relasi dengan pelanggan.

Ingat bahwa jenis tenaga kerja marketing dalam perusahaan mungkin berbeda-beda tergantung pada ukuran perusahaan, struktur organisasi, dan strategi bisnis perusahaan.

Baca juga: Kunci Menghadapi Wawancara Kerja untuk Posisi Marketing

Tanggung Jawab saat Bekerja Sebagai Marketing

Tanggung jawab seorang marketing bervariasi tergantung pada tingkat jabatan dan posisi yang dipegangnya di perusahaan. Namun secara umum, tanggung jawab seorang marketing adalah:

  1. Mengelola dan mengembangkan strategi pemasaran yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
  2. Menentukan sasaran pasar dan mengembangkan strategi untuk menargetkan audiens yang tepat.
  3. Mengelola dan mengembangkan kampanye pemasaran, termasuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
  4. Mengelola dan mengembangkan media sosial dan iklan online untuk meningkatkan brand awareness.
  5. Menyusun dan mengelola anggaran pemasaran, serta mengukur ROI dari aktivitas pemasaran.
  6. Mengelola dan mengembangkan program afiliasi untuk meningkatkan penjualan.
  7. Mengelola dan mengembangkan konten pemasaran yang sesuai dengan target audiens.
  8. Mengelola dan mengembangkan public relations untuk membangun dan memelihara hubungan yang baik dengan pelanggan, media, dan masyarakat.
  9. Mengelola dan mengembangkan strategi penelitian pemasaran untuk mengumpulkan dan menganalisis data pasar.
  10. Mengelola dan mengembangkan strategi penjualan untuk meningkatkan penjualan dan memelihara relasi dengan pelanggan.

Ingat bahwa tanggung jawab seorang marketing mungkin berbeda-beda tergantung pada ukuran perusahaan, struktur organisasi, dan strategi bisnis perusahaan.