Revenue Model
Jobnas.com - Revenue model adalah hal yang perlu kamu pikirkan matang-matang ketika kamu sedang berencana membangun bisnis atau start-up. Untuk memastikan rencana bisnis kita bisa menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan, revenue model merupakan modal yang begitu penting.
Hal ini juga bisa jadi pertimbangan para investor yang akan berinvestasi dalam bisnismu. Nah, untuk mengetahui lebih lengkap terkait Revenue Model, yuk, baca penjelasan Jobnas.com dalam artikel berikut ini.
Pengertian Revenue Model
Dilansir dari Tech Target, revenue model merupakan sebuah konsep yang menjelaskan bagaimana rencana bisnismu bisa menghasilkan uang. Dalam konteks ini, untuk mendatangkan revenue atau keuntungan, kita juga harus menjelaskan produk atau jasa apa yang ditawarkan selain metode apa yang digunakan.
Berikut merupakan beberapa contoh revenue model:
1. Advertising
Revenue model Advertising adalah dengan menampilkan iklan. Untuk menaruh iklan di produk yang kita miliki, marketer y tentunya harus membayar terlebih dahulu.
2. Manufaktur
Ketika kita memproduksi barang dan menjualnya untuk mendapatkan keuntungan revenue model ini harus kita pilih.
3. Markup
Kita mendapat keuntungan dari menjual produk yang sudah dibeli dengan harga yang lebih tinggi dalam markup revenue model.
4. Freemium
Freemium menawarkan produk standar secara gratis. Namun, jika pengguna ingin mendapatkan fasilitas yang lebih lengkap, mereka harus membayar.
5. Donasi
Keuntungan juga bisa didapatkan dari donasi sukarela para pengguna produk. Organisasi nirlaba atau profit seringkali menggunakan revenue model ini. Selain kelima contoh tersebut, tentunya masih banyak jenis revenue model lainnya yang bisa digunakan.
Perbedaan Revenue Model dan Business Model
Perbedaan antara business model dan revenue model harus bisa dipahami dengan baik, meskipun mungkin dianggap memiliki definisi mirip. Dalam konteks business model, ada banyak aspek yang perlu dicantumkan. Salah satunya adalah revenue stream atau revenue model.
Di lain sisi, menurut Lead Innovation, revenue model merupakan komponen yang memiliki peranan penting di dalam business model. Kita bisa mencontoh dari produk transportasi online, untuk memahami konsep ini lebih baik. Business model transportasi online adalah menawarkan jasa kendaraan umum mobil maupun motor yang bisa dipesan lewat aplikasinya.
Sementara revenue model bisnis ini adalah tarif per kilometer, surge pricing (peningkatan tarif saat jam sibuk), dan model harga yang berbeda (ojek online, taksi online, taksi online premium, dll).
Cara Membuat Revenue Model
1. Pilih Revenue Model yang Sesuai
Langkah pertama dalam membuat revenue model adalah memilih satu yang paling relevan dengan perusahaanmu dan latar belakangnya. Hal ini harus mempertimbangkan minimasi risiko dalam jangka panjang. Di samping itu, revenue model yang dipilih juga harus bisa mengarahkan perkembangan bisnismu ke arah yang sesuai dan tepat serta harus bisa mengomunikasikan nilai-nilai bisnismu yang unik pada para penggunanya.
2. Identifikasi Investor
Menentukan investor yang potensial merupakan tahap selanjutnya dalam menyusun revenue model. Pilihan investor ini harus relevan dengan revenue model yang sudah ditentukan pada tahap pertama. Oleh karena itu, investor harus memiliki pengetahuan sesuai dengan jenis produk atau jasa yang ditawarkan sehingga ROI bisa tercapai dan bisnis terus untung.
3. Menyusun Rencana Jangka Panjang
Kita harus menentukan rencana jangka panjang mengenai keuangan bisnis untuk meyakinkan investor lebih jauh lagi. Oleh karena itu, mengetahui kapan kita bisa mulai mendapatkan keuntungan merupakan hal yang harus dilakukan. Pertimbangkan pula burn rate dan hal lainnya untuk waktu paling tidak 12 hingga 24 bulan ke depan. Revenue model bisa saja berubah pada waktu tertentu. Jadi, persiapkan dirimu untuk hal ini juga.
4. Ketahui Variabel Bisnis yang Penting
Variabel bisnis adalah hal yang penting untuk diidentifikasi dalam revenue model. Variabel-variabel ini harus dilacak untuk mengetahui apakah bisnismu berada dalam kondisi yang baik.
Hal-hal yang perlu diidentifikasi bisa berbeda, tergantung tahapan bisnismu saat ini. Risiko-risiko yang mungkin terjadi pada bisnismu pun termasuk variabel yang perlu dicatat. Setelah itu, kita harus merencanakan tahapan mitigasi atau cara meminimalkan risiko-risiko tersebut agar keuntungan bisa tetap diraih dengan baik.
Baca Juga : Karakteristik Animasi dan Motion Graphic
Nah, itu dia rangkuman Jobnas.com terkait revenue model. Revenue model adalah hal yang perlu dibuat serinci mungkin dengan pertimbangan yang baik. Dengan demikian, kamu jangan terburu-buru membuatnya.