Jobnas
Menu CV Maker Menu

Return on Equity

Iwan Bisa Iwan Bisa
9 bulan yang lalu

Jobnas.com - Return on Equity (ROE) sangat penting bagi sebuah perusahaan yang ingin mengelola transparansi keuangan.

Dalam dunia keuangan, kita mengenal istilah active income dan passive income. Active income sendiri adalah penghasilan yang bisa kita dapatkan ketika kita bekerja. Dalam artian, untuk dapat penghasilan kita harus bekerja.

Berbeda dengan poin kedua, untuk mendapat pengahasilan kita tidak perlu bekerja. Kita hanya perlu mengeluarkan modal, selanjutnya biarkan sistem yang bekerja untuk kita. Salah satunya adalah dengan cara berinvestasi.

Jika kalian memiliki uang lebih, ada baiknya untuk berinvestasi. Namun, sebelum melakukannya, kalian perlu memperlajari Return on Equity (ROE) perusahaan yang ingin kita tuju.

Langkah ini perlu dilakukan karena angka tersebut dapat menunjukkan efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan ekuitas dan performa keuangannya secara menyeluruh.

Baca artikel ini sampai tuntas ya, agar kalian tidak salah langkah ketika ingin berinvestasi dimulai dari pengertian ROE, cara menghitung hingga apa saja kegunaan dari ROE itu sendiri.

Apa Itu Return on Equity (ROE)?

Langkah pertama kita perlu tahu apa itu ROE terlebih dahulu. Melansir dari Investopedia, return on equity adalah rasio yang menunjukkan seberapa efisien sebuah perusahaan dan bagaimana manajemennya dari aspek keuangannya.

Rasio ini dibutuhkan oleh para investor agar sebelum berinvestasi mereka bisa memutuskan untuk melanjutkan atau tidak, karena performa keuangan sebuah perusahaan akan berpengaruh banyak terhadap kesejahteraan dalam berinvestasi.

Kita pasti tidak mau, niatnya berinvestasi untuk dapat passive income tetapi malah kerugian yang kita dapatkan karena tidak bisa menilai ROE dengan baik dari perusahaan, bukan?

Intinya, ROE itu sangat penting untuk dilihat oleh investor, agar tidak asal berinvestasi. Dengan data ini, setidaknya mereka tahu medan yang akan dihadapi nantinya.

Sederhananya, semakin tinggi rasio ROE, semakin efisien pula manajemen perusahaan dalam mencari pendapatan dan meningkatkan perkembangan dari pembiayaan ekuitas yang ada.

Sampai sini sudah paham tentang dasar dari return on equity, kan?

Cara Menghitung Return on Equity (ROE)

Setelah mengetahui apa itu ROE, maka langkah selanjutnya adalah belajar bagaimana cara menghitungnya dengan benar.  menandakan performa keuangan sebuah perusahaan.

Nah, perhitungan apakah kira-kira yang bisa menentukan performa keuangan sebuah perusahaan berdasarkan objek yang bisa dinalar?

Jawabannya adalah pendapatan bersih dan ekuitas dari para pemegang saham atau yang lebih dikenal dengan istilah shareholder.

Tenang saja, cara menghitung ROE sangat mudah, kok. Kalian hanya perlu membagi jumlah pendapatan bersih perusahaan dengan pendapatan para pemegang saham dikurangi dividen dan pengeluaran lainnya.

Untuk pemegang saham, jumlah yang diperhitungkan dalam return on equity (ROE) adalah semua saham yang dimiliki oleh para investor. Kalian bisa mendapat datanya melalui internet atau bisa langsung meminta data pada pihak perusahaan.

Tolak Ukur Return on Equity (ROE)

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Corporate Finance Institute, return on equity dapat memperlihatkan inti dari suatu perusahaan, untuk mengukur profitabilitas atau kemungkinan mendapatkan keuntungan bagi para pemilik usaha dan investor.

Dalam arti lain, pendapatan yang diterima oleh para stockholder adalah tolak ukur yang menunjukkan seberapa besar uang yang dihasilkan setelah mereka berinvestasi di sana.

Mencari Tahu Masalah dengan Melihat ROE

Selain menjadi tolak ukur keuntungan yang mungkin didapatkan, return on equity (ROE) juga bisa digunakan untuk mencari tahu masalah di perusahaan tidak terlihat dan tidak terpublikasi resmi.

ROE yang tinggi seyogyanya menandakan manajemen keuangan perusahaan yang cukup bagus, meski demikian jika tidak diimbangi dengan performa ekuitas yang baik pula bisa berisiko pada para investor.

Dilansir dari Investopedia, setidaknya ada 2 hal yang bisa dijadikan tool untuk melihat sinergi yang terbangun antar keduanya, yaitu:

1. Profit tidak konsisten

Salah satu masalah utama dari return on equity (ROE) yang terlampau tinggi adalah kemungkinan adanya profit yang tidak konsisten.

Sebagai contoh, ada perusahaan yang sudah beberapa tahun tidak memiliki profit sama sekali.

Namun, pada tahun ini mereka mendapatkan profit yang luar biasa banyak. Setelah dihitung, nilai akhir ROE bisa jadi sangat tinggi bahkan terlampau tinggi. Inilah yang dimaksud dengan profit yang tidak konsisten.

Jika demikian, itu tandanya ROE perusahaan terssebut sedang tidak baik.

2. Utang dalam jumlah besar

Ketika kalian mendapati perusahaan dengan return on equity (ROE) yang sangat tinggi, maka jangan terlalu gegabah untuk segera berinvestasi. Sebab, bisa saja ROE dari perusahaan itu tinggi karena perusahaan tersebut seringkali meminjam uang dalam jumlah besar.

Nominal pinjaman secara instan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya ROE.

Hal ini terjadi karena equity yang terdapat dalam perhitungan adalah hasil pengurangan aset dengan utang.

Semakin tinggi utang sebuah perusahaan, semakin rendah pula ekuitasnya.

Nah, sampai di sini apakah kalian sudah bisa memahami ROE dan bagaimana cara kerjanya?

Intinya, ROE merupakan rasio yang membantu investor melihat kemungkinan mendapat keuntungan setelah berinvestasi di perusahaan yang dituju.

Semoga artikel ini bermanfaat!