Product Requirement Document
Jobnas.com - Hal yang penting bagimu ketika berada dalam proses desain produk adalah mengetahui perbedaan antara Product Requirement Document (PRD) dan Marketing Requirement Document (MRD).
Bisa dibilang, PRD dan MRD merupakan titik awal dari rangkaian proses yang ada. Pendesainan produk tidak akan terarah dan tak memiliki dasar yang jelas, apabila tanpa dokumen tersebut. Keuda dokumen ini pada hakikatnya memiliki tujuan yang berbeda, meskipun sering digunakan untuk menggantikan satu sama lain. Di artikel ini, Jobnas.com akan menjelaskan terkait perbedaan keduanya. Yuk, Simak selengkapnya !
Pengertian PRD dan MRD
Jobnas.com akan memberikan sebuah penjelasan terlebih dahulu terkait pengertian PRD dan MRD dalam sebuah desain produk, sebelum kamu mengetahui perbedaannya.
Baca Juga: Angular VS AngularJS, Mana yang Terbaik untuk Websitemu
1. Product Requirement Document (PRD)
Jadi, secara definitif, Product requirement document (PRD) adalah dokumen yang berisikan apa saja kebutuhan dalam desain produk. Hal itu mulai dari fungsinya, persyaratan teknis yang wajib diketahui hingga hasil yang ingin dicapai. Produk belum bisa masuk ke tahap uji coba dan akan menghambat perilisan ke user, apabila melewati proses ini.
Baca Juga: Mencari Sponsorship Online? Berikut Tips, Jenis dan Manfaatnya
2. Marketing Requirement Document (MRD)
Menurut Aha.io, marketing requirement document (MRD) adalah dokumen yang berisikan apa saja kebutuhan dan keinginan pelanggan dalam sebuah produk atau layanan. jadi singkatnya, MRD akan menunjukkan peluang yang ada di pasaran dan bisa menjadi tolak ukur sebelum membuat PRD nantinya.
Tim juga dapat memahami pasar secara lebih cepat dan efektif, jika MRD semakin singkat dan padat. Jadi, tidak perlu terlalu bertele-tele dalam penyampaiannya.
Baca juga: Macam-macam Shortcut Photoshop
Perbedaan PRD dan MRD
Dari Segi Tujuan
Dikutip dari Actuation Consulting, tujuan pembuatan dokumen merupakan perbedaan paling fundamental dari PRD dan MRD.
Tujuan pembuatan MRD adalah untuk menentukan target pasar utama, profil calon pembeli atau pengguna, serta apa yang mereka inginkan dan butuhkan. Sedangkan PRD dibuat untuk memberikan informasi kepada tim product development mengenai fungsionalitas produk serta fitur yang sudah dijelaskan dalam MRD. Oleh karena itu, MRD dan PRD pada hakikatnya sama-sama saling melengkapi.
Urutan Pembuatan Dokumen
Pembuatan PRD dan MRD tidak dilakukan secara bersamaan, meskipun bersifat saling melengkapi atau komplementer. Poin di atas setidaknya menunjukkan bahwa MRD harus dibuat terlebih dahulu sebelum tim bisa menyusun PRD.
Tanpa MRD, PRD yang dibuat hanya berisikan fungsionalitas produk tapi tidak spesifik untuk siapa dan apa yang sebenarnya dibutuhkan. Tanpa PRD, data yang dibutuhkan bisa saja tidak lengkap karena tercecer atau bahkan tidak disiapkan sama sekali.
Oleh karena itu, urutannya tidak bisa diotak-atik sama sekali. Saat membikin PRD, tim membutuhkan MRD sebagai acuan yang jelas untuk menentukan fitur-fitur apa saja yang harus ada.
Panjang Dokumen
Panjang masing-masing dokumen merupakan perbedaan terakhir antara PRD dan MRD. Seperti yang telah dijelaskan di atas, semakin singkat MRD, akan semakin efektif juga bagi tim untuk memahami apa yang diinginkan oleh pelanggan dalam target pasar.
Di sisi lain, PRD memang cenderung lebih panjang, karena berisi semua data yang dibutuhkan dan harus dipenuhi sebelum sebuah produk bisa mengikuti tahap uji coba. PRD tidak perlu jadi berbelit-belit, tetapi harus mendetail dan memenuhi semua checklist data yang dibutuhkan.
Baca Juga: Sama-Sama Mudahkan Transaksi, Apa Perbedaan Digital Banking, Mobile Banking dan Internet Banking?
Itulah penjelasan Jobnas.com terkait apa itu PRD dan MRD, beserta perbedaan di antara keduanya. Diharapkan setelah membaca artikel ini, kamu akan semakin paham dan tidak tertukar lagi. Hal yang perlu kamu ingat adalah MRD dibuat untuk menentukan target pasar dan apa yang mereka butuhkan dalam sebuah produk, sedangkan PRD disusun untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut.