mitos
Jobnas.com-Ada yang menganggap bahwa jika WFH kita bisa mulai kerja kapan saja karena pekerjaanya pasti lebih mudah, ada pula yang menganggapnya tidak demikian. Sehingga, banyak mitos yang berkeliaran tentang tren work from home alias WFH. Nah, di artikel ini Jobnas.com akan mengupas tuntas ihwal kebenaran dari berbagai mitos soal WFH yang ada di luar sana!
Berbagai Mitos tentang WFH yang Sebetulnya KeliruMemang menguntungkan jika kita bekerja dari rumah. Sebab, untuk bisa naik angkutan umum di pagi buta, kita pun tidak perlu terlalu berjibaku dengan lautan pekerjaan lain.
Selain itu, kita juga tidak perlu mengeluarkan ongkos pulang-pergi yang kadang bisa bikin meringis. Dari sinilah WFH kerap kali disanjung-sanjung. Di satu sisi, tidak jarang orang yang salah paham mengenai budaya kerja yang satu ini.
Hasilnya, timbullah banyak mitos soal work from home yang sebetulnya kurang tepat.
1. WFH bukan jaminan kerja santai“Jika tidak di kantor, bagaimana kita bisa fokus menyelesaikan pekerjaan?” ketika membicarakan WFH, hal tersebut menjadi kekhawatiran yang ada di benak banyak orang. Meski begitu, hanya karena secara fisik kita tidak ada di kantor, bukan berarti beban pekerjaan jadi lebih ringan dan bisa leha-leha.
Realitanya, ketimbang di kantor, beban kerja saat WFH seringkali malah lebih berat. Hal ini disebabkan karena kita tidak mau dituntut untuk serba mandiri. Pasalnya, kita perlu menciptakan ruang kerja sendiri, mengatur jadwal kerja sendiri, menyediakan teknologi dan sumber daya sendiri, sampai menciptakan dan mematuhi batasan yang dibuat sendiri.
Baca Juga: SEO Audit, Optimalkan Kinerja Website di Halaman Pencarian
Di samping itu, kita masih memiliki tanggung jawab untuk bekerja sesuai dengan standar kinerja yang sama, meski tidak sambil benar-benar diawasi atasan. Karena kita sudah diberi banyak kepercayaan, mungkin atasan bahkan mengharapkan kita menunjukkan performa yang lebih bagus lagi.
Oleh karena itu, adalah salah besar mitos yang bilang pekerjaan work from home pasti santai. Kombinasi antara tuntutan kerja dan tanggung jawab yang makin tinggi justru membuat kita sering lembur di rumah, yang meningkatkan risiko burnout lebih besar.
2. WFH tak Menjamin Work and Life BalanceIni masih berkaitan dengan mitos work from home yang pertama. Rutinitas kerja di kantor memang dapat menjauhkan kita dari kehidupan pribadi. Tidak jarang, kan, kamu harus membatalkan acara keluarga atau menunda hangout bersama teman karena pekerjaan di kantor terus meneror?
Nah, tidak jarang orang menganggap bahwa ketika sudah kerja di rumah sendiri mengatur dua dunia ini seharusnya jadi lebih mudah. Dari yang tadinya kita selalu absen di rumah, sekarang malah setiap hari di rumah saja. Kamu akan selalu siap siaga buat anggota keluarga yang membutuhkan. Betul?
Padahal tidak selalu demikian adanya. Meski ceritanya kerja di rumah, kamu tetap harus benar-benar bekerja seperti waktu di kantor. Akan tetapi tidak bisa disangkal juga, pasti ada saja gangguan selama kamu kerja di rumah. Bahkan, gangguan ini bisa lebih banyak daripada sewaktu di kantor.
Kamu mungkin harus menghadapi anggota keluarga yang meminta tolong, tumpukan piring kotor yang belum dicuci seminggu, atau peliharaan di rumah yang minta makan. Batasan antara waktu bekerja dan urusan rumah tangga yang menjadi kabur ketika WFH inilah yang membuat mitos tersebut kurang tepat. Kehidupan kantor dan rumah bisa semakin tercampur aduk dan tidak ada bedanya jika tidak dikelola dengan baik, alih-alih seimbang.
3. WFH Tak Selalu Bikin KesepianKetika semua teman di rumah masing-masing tentu akan sulit bagi kamu yang senang mengobrol dengan teman-teman kantor. Akan tetapi, dikutip dari Life Savvy, kerja sendirian di rumah bukan berarti kamu pasti kesepian. Mitos work from home ini bisa kamu patahkan jika kamu tahu caranya.
Baca Juga: Di Balik Suksesnya Penjualan Produk, Ada Profesi Canvasser
Langkah yang bisa kamu lakukan adalah dengan membuat online conference untuk makan siang bersama teman-teman kantor sesekali. Kalian juga bisa saling bertukar kirim makanan untuk dinikmati selama ngobrol santai. Alternatifnya, kamu bisa ikut kelas olahraga online atau kelas hobi-hobi seru lainnya untuk sekaligus menambah kenalan. Ada banyak cara mudah untuk mewarnai hari-hari WFH-mu, jadi jangan percaya mitos ini, ya!
4. WFH Tak Berarti Bisa Mulai Kerja Kapan SajaBukan berarti kita bisa seenaknya atur jam kerja sendiri meski work from home. Meski kita di rumah saja, kewajiban untuk masuk kerja tepat waktu sesuai aturan kantor tetap berlaku. Oleh karena itu, bukan berarti kamu bisa bangun jam 11 dan baru buka laptop jam 1 karena ingin makan siang dulu, lho!
Apabila kantor kamu mewajibkan setiap karyawan untuk masuk kantor pukul 9 pagi, jam kerja kamu saat WFH pun mulai di waktu yang sama. Di samping itu, mitos work from home yang satu ini juga tidak mempertimbangkan jadwal rekan kerja yang lain.
Ketika kamu bangun siang atau tiba-tiba menghilang tanpa kabar dan ada rekan yang membutuhkan bantuanmu, mereka bisa sangat kelimpungan. Begitu pun sebaliknya. Kamu masih akan butuh berkomunikasi dengan orang lain selama bekerja. Setiap orang dalam tim memiliki jadwal kerja dan rencananya masing-masing. Oleh karena itu, untuk memudahkan semua pihak, menerapkan jam kerja yang sama seperti waktu di kantor sangat penting dilakukan.
5. Meeting Online Tetaplah MeetingMeeting tatap muka menjadi entitas tak terpisahkan dari budaya kerja, baik itu meeting intradepartemen, antardepartemen, town hall meeting, atau bahkan meeting dengan klien.
Kamu setidaknya bisa menghadiri 2-3 kali meeting dalam seminggu di kantor. Nah, budaya meeting ini mau tidak mau pasti akan ikut terbawa ketika kita WFH. Bedanya, meeting dilakukan secara online via aplikasi konferensi semisal Zoom, Google Meets, atau Skype.
Meski begitu, tak jarang yang memandang sebelah mata keseriusan dari meeting online ini. Alasannya tak lain karena meeting dianggap tidak pas kalau tidak bertatap muka langsung. Mitos WFH ini tidak sepenuhnya tepat. Menurut Inc, apa pun mediumnya, meeting tetap sah dilakukan jika memang bersifat penting atau genting.Apa pun keputusan yang lahir dari meeting virtual itu tetap berlaku valid, dan wajib di-follow up perkembangannya.
Baca Juga: Dampak Perppu Cipta Kerja bagi Pekerja
Demikianlah penjelasan singkat Jobnas.com mengenai berbagai mitos tentang kerja di rumah yang tidak sepenuhnya benar. Apakah kamu sempat percaya mitos-mitos tersebut?
Jobnas.com - Bagi Anda yang baru lulus SMA sederajat, kuliah online mungkin bukan menjadi keinginan utama Anda.
Karena yang ada dalam bayanga Anda adalah Kuliah reguler (yakni mengikuti kuliah di kampus sebagai mahasiswa) dan tentunya sepertinya masih jadi pilihan utama.
Selain ingin mencicipi pengalaman belajar dan berorganisasi di kampus, kuliah reguler juga dianggap sebagai media bersosialisasi dan networking di masa depan.
Banyak yang masih percaya bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk bersosial selama kuliah.
Dan bagaimana dengan Kuliah Online? mungkin Anda baru akan mempertimbangkan kuliah online setelah menyelesaikan D3 atau S1. Misalnya, Anda sudah bekerja, tetapi Anda masih ingin belajar untuk mendapatkan gelar master dan seterusnya.
Sayangnya, saat ini Anda kesulitan menyeimbangkan waktu antara bekerja dan kuliah, sehingga kuliah online menjadi solusinya.
Selain karena kesibukan kerja yang kadang-kadang dicampur dengan pekerjaan ekstra pada tugas kota dan luar negeri, juga merupakan alasan yang memungkinkan untuk bolos lebih sering.
Sehingga kuliah yang dipilih dapat diselesaikan secara online, Anda juga yakin jadwal Anda tidak akan mudah terganggu.
Namun hal itu, tidak diinginkan bagi Anda yang baru menjalani perkuliahan di strata satu (S-1). Lantas apa saja mitos kuliah online yang sering Anda dengar?
Mitos Seputar Kuliah OnlineKetika Anda mendengar kata webinar, apa yang dapat Anda pikirkan saat ini? Beberapa pendapat ini mungkin sudah sering Anda dengar.
Maka tidak heran jika Anda akan berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk mengambil kuliah online. Mari kita periksa satu per satu.
1. Belajar daring bukan sekedar nongkrong bareng teman-teman di kampusHingga saat ini, imajinasi Anda hanya terpaku di depan laptop atau smartphone di genggaman.
Walaupun banyak mahasiswa lain di jurusan yang sama, terkadang Anda bisa dibilang belajar langsung dari kamar.
Asyiknya tidak perlu mandi dan ganti baju saat koneksi internet sudah cukup. Anda bisa makan lagi sambil makan, meski tidak ada tempat duduk di sebelah Anda.
Fakta yang sebenarnya
Mengapa Anda harus khawatir tidak bisa terhubung dengan teman-teman Anda di kampus selama kuliah daring? Tidak semua kursus satu arah (yaitu dengan video).
Beberapa di antaranya adalah kelas obrolan langsung, diskusi online, atau forum siswa tempat Anda dapat mengobrol dengan teman dari departemen yang sama.
Bahkan jika seseorang tinggal di kota yang sama denganmu, mengapa kamu tidak setuju untuk bertemu dan belajar bersama? Apakah sosialisasi bukan pilihan?
2. Kualitas pengajaran yang burukKarena banyaknya materi gratis di Internet, anggapan ini sangat umum dalam kuliah online.
Padahal, semakin mahal dan sulit mencari bahan kuliah, maka semakin baik kualitasnya.
Fakta yang Sebenarnya
Siapa bilang kualitas pengajaran kuliah daring lebih buruk dari perkuliahan reguler? Konsultan Berkeley tidak setuju.
Mengingat belajar dengan cara ini dapat mengatasi hambatan jarak dan waktu, banyak teman Anda yang belajar di luar negeri meskipun masih di Indonesia atau sebaliknya.
Jika program tersebut benar-benar ada dan sangat mendukung tujuan Anda, mengapa tidak diambil saja?
3. Anda Bisa Membagi Waktu dengan Pekerjaan AndaSeperti yang telah disebutkan sebelumnya, belajar sambil bekerja merupakan tantangan tersendiri.
Jika Anda bersedia mengorbankan akhir pekan Anda untuk menghadiri kelas khusus di kampus, tidak apa-apa.
Namun jika tidak, kuliah online adalah solusinya. Paling-paling hanya perlu ke kampus untuk ujian atau urusan administrasi.
Fakta yang sebenarnya
Bagaimana Anda membagi waktu antara kuliah online dan pekerjaan Anda tergantung bagaimana Anda melakukannya.
Karena kuliah daring, banyak yang lupa dan lupa hadir di kelas atau menyelesaikan tugas. Faktanya, ketidakhadiran Anda akan tetap dicatat dan IPK Anda akan tetap menderita.
Membagi waktu antara kuliah daring dan kerja juga tergantung bagaimana melakukannya. Misalnya: Prioritaskan yang memiliki tenggat waktu yang lebih mendesak. Yang paling penting adalah disiplin dan mengetahui prioritas Anda.
Baca Juga: Kenalilah Adaptive Leadership, Agar Kamu Jadi Pemimpin Junjungan Tim
4. Perusahaan Tidak Ingin Mempekerjakan Lulusan Kuliah OnlineIni juga salah satu ketakutan paling umum di antara mereka yang telah memilih jalur kuliah online.
Bagaimana cara kerja akreditasi? Apakah perusahaan bersedia mempertimbangkan Anda bahkan jika Anda tidak kuliah seperti biasa?
Tentu anggapan semacam ini bukan sebuat kebenaran, karena dalam dunia kerja yang dilihat bukanlah proses Anda kuliah, melainkan gelar dan kemampuan yang paling utama.
Fakta yang sebenarnya
Padahal akreditasi kampus yang menawarkan kuliah daring itu bagus, kenapa tidak? Ada juga perusahaan yang menerima lulusan dari jalur ini, karena kemampuannya bekerja dalam tim dan akreditasi kampus yang menawarkan kursus online tersebut.
Bahkan, perusahaan mungkin akan lebih terkesan jika Anda bisa belajar online di universitas bergengsi di luar negeri, namun tetap berada di Indonesia.
5. Kuliah online cenderung menipuMungkin itu yang Anda pikirkan saat mengerjakan esai atau tugas lainnya. Daripada repot mikir, lebih baik menjiplak saja tulisan yang sudah ada. Paling-paling hanya diubah sedikit sebelum email dosen.
Fakta yang sebenarnya
Mereka yang masih percaya bahwa belajar online berarti bisa menyontek adalah salah. Karena saat ini sudah banyak software anti plagiat.
Perangkat lunak pendeteksi plagiarisme khusus telah membaca niat Anda untuk mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan tugas. Dalam perkuliahan seperti itulah Anda harus lebih disiplin dan jujur.
6. Biaya kuliah online jauh lebih murahMitos ini berkisar pada asumsi satu arah: tidak perlu kuliah, dan tidak ada biaya administrasi terkait biaya gedung dan masalah struktur di kampus.
Fakta yang sebenarnya
Biaya kuliah online sebenarnya bisa jauh lebih mahal
Oke, mungkin Anda tidak merasa perlu ke kampus dan menganggap tidak ada gedung permanen di kampus.
Namun, biaya pemeliharaan informasi dan teknologi kampus masih sangat diperlukan. Jadi jangan menganggap kuliah online pasti lebih murah dari kuliah biasa.
7. Kuliah online jauh lebih mudah daripada kuliah biasaAnggapan ini hampir sama dengan anggapan bahwa kuliah online membantu Anda mengatur waktu dengan lebih baik.
Selain terkadang bisa mengunduh materi yang ditawarkan secara gratis, ada beberapa yang waktunya cukup fleksibel, artinya Anda tidak harus “hadir” di kelas online pada saat itu.
Fakta yang sebenarnya
Kuliah online bisa jauh lebih sulit daripada kuliah regular, Apalagi jika kampus atau lembaga yang memilikinya terakreditasi tinggi. Kalau kampusnya juga di luar negeri dan sudah terkenal? Wow, betapa mudahnya kuliah.
Selain itu, Anda harus lebih mandiri dan disiplin. Misalnya: Jangan menunda-nunda tugas.
Nah, apakah Anda sudah mengetahui perbedaan mitos dan fakta dalam kuliah online? Sekarang tinggal tergantung pada pilihan Anda.
Jika Anda seorang profesional yang ingin meningkatkan keterampilan Anda dalam kehidupan profesional, Anda dapat memilih kuliah online.
Saat bekerja, Anda membagi waktu dengan mengikuti kelas online dan mengerjakan tugas.
Itulah dia beberapa fakta dari kuliah online yang selama ini menjadi rumor di banyak kalangan.
Jobnas.com – Dewasa ini, masih saja orang banyak yang salah menafsirkan atau gagal paham terhadap anggapan otak kiri dan otak kanan. Beberapa orang mengatakan bahwa satu pihak bertanggung jawab atas kreativitas, sementara yang lain bertanggung jawab atas masalah logis seperti pemecahan masalah, dll.
Dengan demikian, mereka mengidentifikasi diri mereka sebagai "berotak kanan" atau "berotak kiri". Namun, apakah itu benar? Apa sebenarnya yang membedakan bagian-bagian otak?
Pada artikel kali ini Jobnas akan membantu kalian semua agar paham dengan perbedaan antara otak kiri dan otak kanan. Jadi, bacalah sampai akhir artikel ini agar paham, ya!
Bagaimana Cara Otak Bekerja?Semua orang tahu bahwa otak manusia terbagi menjadi dua bagian, bagian kanan dan bagian kiri.
Diambil dari National Center for Biotechnology Information (NCBI), berikut penjelasan tentang cara kerja otak pada kedua sisi. Setiap sisi otak memiliki enam area (disebut juga "lobus") yang memiliki fungsi berbeda.
Otak adalah pusat yang bertanggung jawab untuk mengendalikan gerakan dan semua informasi sensorik, termasuk pendengaran, ucapan, kecerdasan, dan ingatan.
Otak kanan bertanggung jawab untuk memberikan informasi spasial, sedangkan otak kiri bertanggung jawab atas kemampuan bahasa dan bicara.
Ada banyak area lain di otak, dan semua area ini saling berhubungan dan berperan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Tentunya kalian pernah mengalami ketika sedang bekerja, dan tiba-tiba kalian lapar dan tidur pada waktu yang sama? Nah, bagian otak yang bertanggung jawab untuk ini adalah hipotalamus.
Faktanya adalah bahwa otak kanan dan kiri, otak atas, otak depan atau belakang semuanya bekerja sama dan memungkinkan manusia untuk melakukan operasi yang paling kompleks sekalipun.
Mitologi Otak Kiri dan KananAda mitos tentang otak, bahwa bagian kanan dan kiri mempengaruhi kepribadian seseorang, cara berpikir, apa yang bisa dilakukan.
Contohnya, orang yang dominan otak kanan dikatakan sebagai pemikir intuitif dan memiliki kemampuan kreatif yang hebat.
Mereka dianggap cocok untuk bekerja di industri kreatif dan tidak cocok untuk bekerja di sektor tertentu.
Di sisi lain, orang yang dominan otak kiri adalah kebalikannya. Mereka berpikir lebih kuantitatif dan logis.
Teori otak kiri dan otak kanan ini menjadi populer sebagai hasil penelitian ahli biologi Psikologi dan peraih Nobel, Roger W. Sperry. Teori ini didasarkan pada fakta bahwa kedua bagian otak berfungsi secara berbeda.
Di satu sisi, teori dua otak tidak salah. Namun, itu juga tidak sepenuhnya benar. Jadi apa kebenarannya?
Fakta Tentang OtakPada tahun 2013 Menurut Harvard Health Publishing, melakukan penelitian di University of Utah yang menunjukkan bahwa penglihatan dominan otak kanan dan kiri kurang tepat. Tapi kalian jangan lupa bahwa itu tidak sepenuhnya benar dan juga tidak sepenuhnya salah.
Otak manusia tidak sesederhana kanan kiri, tidak sesederhana "Kalau otak kanan dominan, berarti kamu kreatif tapi kurang berhitung".
Menurut sebuah studi oleh University of Utah, hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas di otak kanan dan otak kiri sama, terlepas dari kepribadian atau keahlian.
Kesimpulan ini diambil dari hasil pemindaian terhadap lebih dari 1.000 otak (usia 7-29), memeriksa sekitar 7.000 bagian otak.
Verywell Mind juga menunjukkan bagaimana penelitian tentang kemampuan kita untuk mengerjakan mata pelajaran tertentu (misalnya matematika) menjadi lebih kuat ketika kedua belahan otak aktif.
Oleh karena itu, tidak ada bukti bahwa dalam beberapa hal satu pihak mendominasi pihak lain. Istilah "otak kanan" atau "otak kiri" yang menggambarkan dominasi di satu bagian otak dapat dianggap sebagai metafora, bukan deskripsi akurat tentang isi kepala yang sebenarnya.
Fakta Kebenaran dan Opini yang BeredarDi atas sudah dijelaskan tadi bahwa ada yang berpendapat orang yang kreatif berarti otak kanannya lebih dominan dan aktif, sedangkan orang yang memiliki logika dan keterampilan pengambilan keputusan yang baik berarti otak kirinya yang paling dominan.
Meskipun tidak sepenuhnya, ada beberapa kebenaran dalam pernyataan ini, terutama untuk bagian otak yang berbeda. Jelas bahwa dalam kasus seseorang yang terkena stroke, bagian tubuhnya lumpuh atau sensor motorik hilang di sisi otak yang terkena.
Jika sisi kiri terpengaruh, orang tersebut akan kehilangan kemampuan berbicara dengan lancar. Efek dahi pada motivasi, perencanaan dan kreativitas dikatakan berkurang.
Jadi, dilihat dari posisi dan fungsi masing-masing sisi, belahan otak kanan dan kiri jelas bertanggung jawab atas hal yang berbeda.
Namun, ini tidak berarti bahwa kepribadian dan kecenderungan setiap individu (seperti menghitung, menggambar, dll.) Dipengaruhi oleh aktivitas otak.
Sampai sini dulu penjelasan kami tentang metos-mitos dan realitas otak. Jika kalian merasa ingin menghitung dan melakukan sesuatu yang masuk akal, bukan berarti itu salah. Adalah sebuah kesalahan untuk berpikir bahwa satu sisi mendominasi yang lain, karena semua sisi otak saling berhubungan dan membantu orang mencapai semua yang mereka alami.
Nah itulah penjelasan lengkap tentang otak kiri dan otak kanan yang bisa dijelaskan oleh Jobnas di artikel kali ini. Setelah membaca fakta-fakta di atas, semoga kalian bisa lebih mengoptimalkan fungsi otak.
Baca juga: Dehidrasi Mempengaruhi Kerjaan di Kantor? Begini Pencegahannya!
Jika seandainya kalian masih ingin banyak tahu lagi perihal artikel yang serupa, maka kalian bisa daftarkan diri kalian di website jobnas. Dengan begitu kalian kan lebih mudah membaca dan mengetahui informasi seputar bisnis, management, website dan lainnya.