Jobnas
Menu CV Maker Menu

Macromanagement

Ghufron Writer Ghufron Writer
8 bulan yang lalu

Jobnas.com-Tentu kalian penasaran mengenai kepemimpinan yang dapat membangkitkan produktivitas para pekerja. Nah, untuk menuntaskan rasa penasaranmu, kamu perlu mengetahui Gaya Manajemen kepemimpinan macro management. Ya, gaya kepemimpinan ini dapat meningkatkan produktivitas para pekerja, lho. 

Dengan atasan yang enggan campur tangan serta ruang untuk bekerja secara mandiri, umumnya karyawan lebih menghargai atasan yang menjunjung sistem manajemen satu ini.

Lantas, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan Macromanagement itu? Seperti apa sih ciri-ciri seorang macromanager? Nah, di artikel ini Jobnas.com akan menjelaskan itu semua untuk mu. Yuk, simak selengkapnya !

Berkenalan dengan Macromanagement

Menurut Inc, secara definitif macromanagement merupakan sebuah gaya manajemen kepemimpinan di mana atasan lebih berfokus pada ide pokok tugas dan bukan pada detail cara kerja bawahannya.

Baca Juga: Sender Reputation, Sebuah Gambaran atas Kualitas di Mata Pelanggan

Biasanya, seorang macromanager akan memberikan instruksi mengenai tugas-tugas yang lebih kecil sekaligus berusaha untuk mengantisipasi risiko yang lebih besar. Di samping itu, agar pemimpin lain bisa segera mengambil langkah-langkah yang bisa diambil agar tim mereka bisa bekerja dengan lebih efektif, mereka bahkan tak segan untuk menginstuksikannya. 

Macromanagement pada umumnya akan membiasakan budaya berpikir kreatif dan kritis. Selain itu, fokus utama dari karakter kepemimpinan ini juga pemantapan teknik problem solving sebelum memulai segala pekerjaan. 

Seorang macromanager akan mementingkan visi di balik semua pekerjaan yang akan dilakukan. Mereka bahkan enggan menanam fokus berlebih pada detail pekerjaan bawahannya. Sebaliknya, micromanager akan memberikan perhatian lebih terhadap rincian pekerjaan dan jumlah tugas yang akan dilimpahkan pada bawahannya.

Hal ini menyebabkan tingkat angka ketidakpuasan karyawan serta employee turnover rate yang tinggi. Hal ini disebabkan karena pada umumnya karyawan yang telah matang dan akan merasa terganggu apabila seluruh pekerjaan mereka harus diganggu oleh atasan. 

Hal ini tentu saja berbeda dengan micromanagement, jika diterapkan pada sebuah perusahaan besar, macromanagement akan menjadi sebuah metode yang efektif. Dalam sebuah wawancara dengan Experthub, Christina Bielaszka-Duvernay memerikan bahwa metode kepemimpinan baru yang akan menggantikan micromanagement.

Hal ini tentunya dipengaruhi oleh prinsip macromanaging yang dirasa lebih efektif, serta memiliki dampak yang lebih baik terhadap produktivitas serta psikis para karyawan. Nah, bukan berarti atasan melepas tanggung jawab begitu saja terhadap karyawannya meskipun pendekatan seorang macro manager cenderung lebih bebas dan longgar. 

Sebaliknya, gaya kepemimpinan satu ini bisa menyatukan sebuah tim karena adanya kesepakatan untuk menomorsatukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.

Kelebihan Macromanagement

Tentunya membutuhkan komparasi atau perbandingan jika membahas hal-ihwal metode manajemen. Apabila digunakan pada semua situasi, tidak semua metode yang dianggap baik akan efektif, lho. Oleh sebab itu, penting untuk menelisik kelebihan juga kekurangan macromanagement.

Pertama, Jobnas.com akan menguraikan terlebih dahulu mengenai keunggulan metode macromanage.

1. Efektif untuk Pemegang Jabatan Tinggi

Menurut Investopedia, macromanagement akan sangat bermanfaat bagi atasan yang berada di pucuk struktur kepemimpinan dalam sebuah organisasi. Metode ini cocok untuk pemuncak hierarki karena fokus mereka akan terbagi dengan baik dengan prinsip kerja macromanaging.

Misal, pekerjaan seorang eksekutif akan lebih rapi bila ia mampu untuk memerintahkan staf tanpa harus berfokus pada rincian terkecil dalam proses pelaksanaan tugas. Justru, atasan harus mengalihkan fokus utama pada cara-cara menerapkan visi untuk setiap perintah yang mereka berikan agar pekerjaan karyawan lebih efisien. 

Dengan menjadikan visi perusahaan sebagai fokus utama, kinerja karyawan akan menjadi lebih baik karena adanya sebuah tujuan yang harus ia capai.

2. Lebih Dihargai Oleh Bawahan

Metode macromanagement juga lebih dihargai oleh para bawahan. Jadi, tidak hanya berguna untuk para pemimpin dan organisator. Dikutip dari Corporate Finance Institute, penerapan metode berpikir kritis, serta teknik problem solving yang rutin akan mendorong karyawan untuk bekerja secara mandiri dan tanggap ketika ada masalah baru.

Di samping itu, selama mereka sedang melaksanakan tugas, kualitas kerja karyawan juga akan meningkat karena tidak adanya gangguan dari atasan. Hal inilah yang pada akhirnya dapat memotivasi karyawan untuk bekerja santai namun dengan hasil yang diharapkan, karena tidak adanya tekanan dan tuntutan yang tidak berat. 

Baca Juga: Cek Kartu BPJS Kesehatan Aktif Atau Tidak

Penanaman tujuan baik perusahaan yang sudah dilakukan sejak awal bergabung membuat karyawan bersemangat dalam tiap tugas.

Kekurangan Macromanagement

Macromanagement juga tidak luput dari kekurangan. Hal ini seperti halnya metode manajemen yang lain. Berikut adalah uraiannya.

1. Bisa Membingungkan Karyawan

Dilansir dari Innovation Management, bekerja dengan seorang macromanager dapat terasa membingungkan. Hal ini timbul karena pengawasan dari atasan yang terasa longgar. Bahkan, macromanaging seakan memberikan jarak terhadap bos dan bawahannya. Atasan akan terlihat jauh dan tak akrab bersama bawahannya karena minimnya informasi terkait detail pekerjaan serta isu dalam tim. Tak jarang macromanager membutuhkan waktu yang relatif lama guna meredakan sebuah masalah dalam tim.

2. Membatasi Relasi Atasan dengan Karyawan

Di samping itu, macromanaging bisa menjadi sebuah pembatas yang memisahkan hubungan atasan dengan bawahannya. Minimnya perhatian dan keterlibatan langsung terhadap aktivitas karyawan bisa membuat macromanager tampak tidak paham bahkan kurang peka terhadap pekerjaan serta kebutuhan bawahannya. Problem semacam ini akan mempengaruhi efektivitas pekerjaan tim. Kinerja karyawan akan terhambat dan divisi terancam tidak memenuhi target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Baca Juga: Dengan Mengetahui Peran Staf Pajak, Kamu akan Jadi Incaran Banyak Perusahaan

Cara Menjadi Macromanager yang Baik

Tentu kamu akan penasaran terkait bagaimana sih cara seorang atasan bisa memaksimalkan metode macromanagement setelah mengetahui kelebihan serta kekurangannya. 

Nah, berikutnya Jobnas.com akan menguraikan bagaimana caranya agar permasalahan-permasalahan yang sudah dipaparkan sebelumnya tidak terjadi ketika perusahaan sepakat untuk menerapkan gaya manajemen macromanage. Yuk, simak penjelasannya. 

1. Selaraskan pekerjaan dengan tujuan utama perusahaan

Menurut Forbes, seorang macromanager sebaiknya terus mengingatkan bawahannya agar bekerja sesuai dengan visi perusahaan. Dengan melakukan hal ini, jika terus memberdayakan misi tempat kerja mereka, maka gairah semangat dan gairah karyawan untuk bekerja akan terpicu. 

2. Beri Karyawan Ruang untuk Bekerja Mandiri

Sebaiknya seorang atasan membiarkan karyawannya untuk menentukan cara kerja mereka secara mandiri dengan menerapkan macromanagement. Hal ini tentu saja akan berguna untuk mendorong bawahan agar bekerja dengan lebih kreatif, serta lebih apresiatif terhadap hasil kerjanya sendiri.

Selain itu, metode ini mendorong karyawan untuk lebih sigap terhadap kekurangan yang ia miliki bila kinerja karyawan justru tidak berkembang. Peran macromanager dalam konteks seperti ini juga cukup mudah. Mereka cukup memberikan kritik dan saran membangun untuk membantu bawahannya.

3. Tentukan Waktu Terbaik untuk Melakukan Intervensi

Terus memastikan bahwa karyawan sadar akan pencapaian mereka merupakan tips terakhir untuk menjadi macromanager yang baik. Pasalnya, seorang macromanager yang baik tidak akan  segan untuk menunjukkan kepuasan terhadap kinerja timnya. Tidak ada salahnya untuk menampilkan perasaan bangga dan suportif dalam tiap kesempatan yang ada.

Nah, atasan harus mengetahui waktu terbaik untuk melakukan intervensi pada kinerja karyawannya agar supaya metode macromanagement dapat berjalan dengan lancar.

Ketika telah melakukan intervensi,agar karyawan dapat menuntaskan pekerjaan mereka, atasan juga harus memberikan ide solutif.

Baca Juga: Aplikasi Pluang, Review Aplikasi Investasi, Kelebihan dan Kekurangan

Demikianlah penjelasan Jobnas.com tentang macromanagement yang perlu kamu ketahui. Hal yang tak boleh dilupakan adalah bahwa macromanagement merupakan gaya kepemimpinan demokratis di mana karyawan berhak untuk bekerja tanpa campur tangan berlebih dari atasan.