Lead Scoring
Jobnas.com - Sekitar 75 % diperkirakan lead tidak terkonversi menjadi penjualan atau pelanggan. Melalui Lead Scoring setidaknya menjadi salah satu cara untuk melancarkan sales dan Marketing. Untuk meningkatkan konversi lead menjadi pelanggan, tak jarang para marketer menggunakan metode semacam ini.
Nah, jika kamu ingin mencobanya, Jobnas.com akan menjelaskan bagaimana metode lead scoring itu. Yuk, simak selengkapnya !
Pengertian Lead Scoring
Metode lead scoring merupakan suatu metode yang seringkali dilakukan dalam bidang sales dan marketing. Dalam metode ini, terdapat aktivitas pemberian nilai atau ranking untuk menentukan seberapa tertarik seorang lead terhadap bisnismu. Selain itu, pemberian nilai pada lead juga menunjukkan posisi mereka saat ini di buying cycle ataupun sales funnel.
Baca Juga: 5 Tips Membuat Instagram Live yang Menarik Banyak Followers
Ada berbagai cara untuk melakukan penilaian terhadap prioritas lead ini. Mulai dari memberikan nilai maupun ranking dengan huruf seperti A, B, C, D hingga dengan mengelompokkan para lead ke dalam kelompok hot (panas; cepat melakukan pembelian), warm (hangat), atau cold (proses menuju pembelian lama).
Dikutip dari HubSpot, untuk memprioritaskan lead proses ini harus dilakukan, merespons pada mereka dengan sesuai, dan meningkatkan jumlah lead yang menjadi pelanggan.
Secara sederhana, untuk mengetahui prospek manakah yang layak diusahakan agar bisa menjadi pelanggan dan mana yang tidak berdasarkan tingkat ketertarikan dan kecocokan mereka dengan produkmu kita bisa melakukan cara ini.
Manfaat Lead Scoring
Setelah mengetahui definisi lead di atas, tentu kamu harus memahami terkait manfaat lead scoring ini. Pasalnya, lead scoring adalah strategi marketing yang bisa merubah bisnis menjadi lebih efektif. Dengan memberikan penilaian terhadap lead, kerja sama antar tim dalam perusahaan bisa lebih teratur.
Beberapa keuntungan lainnya dari penerapan strategi ini yaitu :
1. Marketing Campaign yang Lebih Efektif
Manfaat lead scoring yang pertama adalah membuat kita bisa mengetahui campaign dan kanal apa yang sebetulnya dapat menghasilkan lead paling berkualitas. Untuk menyusun strategi marketing yang lebih tepat dan terarah, pengetahuan seperti ini dapat digunakan. Hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan lead-lead yang lebih baik lagi di waktu yang akan datang.
2. Sinkronisasi Sales dan Marketing
Kerjasama antar departemen marketing dan sales dapat menjadi kurang apik, tanpa melakukan strategi penilaian lead ini. Pada akhirnya proses kerja akan menjadi rumit dan menghasilkan performa yang kurang baik pula ketika kekompakkan itu perlahan mulai tereduksi. Selain itu, ketika kamu menggunakan metode lead scoring setidaknya hal ini akan membantumu memiliki keyakinan bahwa setiap lead yang diinformasikan oleh marketing pada sales adalah lead yang berkualitas baik dan akan mampu dikonversi menjadi pelanggan.
3. Peningkatan Keuntungan
Manfaat lead scoring yang terakhir adalah memudahkan sebuah tim menentukan memprioritaskan mana lead yang paling penting untuk di-follow-up. Hal ini mampu terbukti ampuh untuk meningkatkan keuntungan secara signifikan. Seperti dilansir dari Zoominfo, 35%-50% sales diperoleh para vendor yang merespons paling pertama.
Jenis-Jenis Lead Scoring
Setelah mengetahui berbagai macam manfaatnya, tentunya kamu semakin penasaran terhadap jenis-jenis dari lead scoring ini. Nah, setidaknya ada beberapa jenis atau model lead scoring yang harus kamu ketahui. Model-model ini dikelompokkan berdasarkan data yang dikumpulkan dari para lead.
1. Informasi Demografis
Menggunakan informasi demografis tertentu biasanya sering digunakan dalam lead scoring model ini. Seperti halnya, jika bisnismu hanya menjual pada pegawai kantor saja, berikan pertanyaan pada lead-lead-mu di landing page untuk mengetahui seberapa cocok orang yang datang dengan target audiens yang sudah ditentukan.
2. Informasi Perusahaan
Kamu bisa menggunakan lead scoring model company information untuk mencari mana lead yang cocok dengan bisnismu, jika bisnismu adalah organisasi B2B.
3. Online Behavior
Untuk mengetahui ketertarikan lead terhadap produk yang kamu tawarkan bisa dilihat dari cara mereka berinteraksi dengan situsmu. Kamu bisa menggunakan cara dengan melacak apa saja yang mereka download, berapa banyak, dan laman-laman apa saja yang dikunjungi saat berselancar di web yang bisnismu punya.
4. Email Engagement
Salah satu alternatif yang juga dapat kamu pilih adalah lead scoring berdasarkan informasi email engagement. Kamu mesti melacak open rate dan click through rate untuk mendapatkan data yang diinginkan. Hal ini pada muaranya membuatmu akan mengetahui tingkat ketertarikan lead yang ada. Hanya dengan cara seperti ini, tim marketing dan sales bisa berfokus pada lead-lead yang tampaknya paling tertarik.
5. Social Engagement
Model social engagement juga merupakan jenis lead scoring yang bisa mengetahui tingkat ketertarikan pelanggan. Lead scoring model ini adalah metode yang memanfaatkan data dari media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain.
Baca Juga: Data Migration dan 5 Strategi untuk Mempersiapkannya
Kamu bisa melacak berapa kali mereka mengklik post yang dibuat dan berapa kali mereka membagikannya. Nilai tertinggi tentunya diberikan pada lead yang aktif berinteraksi dengan media sosialmu dan mereka dapat diprioritaskan agar menjadi pelanggan.
Itulah pemaparan Jobnas.com mengenai metode lead scoring untuk marketing dan sales yang lebih sukses. Nah, meskipun terbilang sederhana, dampaknya bisa cukup besar bagi operasi bisnismu, lho. Jadi, catat dan cobalah jika belum, ya!