Jobnas
Menu CV Maker Menu

kesehatan mental

Ghufron Writer Ghufron Writer
8 bulan yang lalu

Jobnas.com-Dalam banyak hal, menumbuhkan dan menjaga motivasi memang bukan perkara yang mudah untuk dilakukan. Terutama ketika kamu sedang meniti karir. Nah, dengan memberikan Self Reward, setidaknya bisa menjadi salah satu cara untuk membangkitkan semangat dalam diri. Dengan self reward, kamu juga akan merasakan banyak dampak positif yang nantinya akan melekat pada diri mu. 

Baca Juga: Kenali Lebih Akrab Layanan Microsoft 365 Auto Sukseskan Kinerjamu

Lantas, apa saja hal baik dari self reward dan bagaimana melakukannya? Yuk, baca artikel Jobnas.com berikut ini !

Seberapa Penting Self Reward ? 1. Membuat Senang dan Termotivasi

Dikutip dari Stunning Motivation, agar supaya kita bisa melakukan lebih banyak hal, self reward adalah satu cara untuk dilakukan. Kamu bisa melakukannya dengan cara memberi kita hadiah atau imbalan atas apa yang sudah dicapai.

Pemberian hadiah pada diri sendiri terbukti mampu membuat mood menjadi lebih baik dan menjaganya tetap positif selama bekerja atau berusaha mencapai suatu tujuan. Hal ini dikarenakan kamu akan menerima hal yang disukai bisa memicu dopamine, yaitu zat kimia dalam tubuh yang membuat perasaan menjadi lebih senang.

2. Positive Reinforcement

Terbentuknya positive reinforcement merupakan salah satu dampak lainnya dari menerima self reward. Positive reinforcement merupakan sebuah pengulangan suatu perilaku sesudah mendapat imbalan atau hadiah atas hal tersebut. Apabila manusia tahu akan mendapat suatu hal baik, pada akhirnya mereka akan cenderung untuk melakukan sesuatu. Inilah cara membangun kebiasaan yang baik dan meningkatkan produktivitas.

3. Dibutuhkan Setiap Orang

Jangan lupa bahwa dirimu penting sesibuk apa pun atau setinggi apa pun planning mu dalam hidup. Dengan demikian, memberikan penghargaan bagi diri sendiri karena sudah berjuang dan mencapai hidup sejauh ini.

Kamu akan mengalami burn out terus menerus atau kehilangan motivasi bekerja, apabila tanpa pemberian self reward dan terus bekerja saja. Dikutip dari Jean Hailes, pemberian penghargaan pada diri sendiri adalah hal yang perlu untuk menjaga kesehatan mental yang baik.

Bagaimana Cara Memberi Self Reward ?

Kamu bisa melakukan pemberian penghargaan untuk diri sendiri dengan berbagai macam cara. Tentunya, masing-masing orang mempunyai definisi reward atau penghargaan yang berbeda-beda.

Baca Juga: Optimalkan Local SEO, Agar Kamu Menguasai Bisnis di Area Lokal

Dengan demikian, dirimu sendirilah yang paling mengetahui apa yang membuatmu merasa dihargai atas jerih payah yang sudah dilakukan. Setidaknya ada beberapa hal yang penting untuk diingat ketika kamu memberikan self reward apa pun bentuknya, yaitu: 

1. Relevansi

Pastikan penghargaan yang diberikan pada dirimu sendiri relevan dan tidak bertolak belakang dengan tujuanmu.

Seperti, kamu memiliki tujuan untuk menghemat lebih banyak uang hasil gaji. Dengan demikian, jangan memberi self reward dengan membeli barang mahal meskipun kamu sangat menginginkannya.

Pasalnya, dengan begitu, justru kamu akan semakin boros setiap menerima gaji.

2. Batasi Diri

Berdasarkan poin sebelumnya, bukan berarti kamu tidak boleh membeli barang apa pun. Tentunya kamu tetap bisa membelikan dirimu sesuatu yang disukai. Meski demikian, batasi diri, misalnya dengan menetapkan budget. Jangan sampai, misalnya, malah berutang atau menambah cicilan karena membeli barang tersebut.

3. Cari Reward yang Memotivasi

Tentu penting untuk memilih sesuatu yang membuatmu termotivasi, karena tujuan self reward umumnya adalah untuk meningkatkan semangat.

4. Mudah Didapat

Reward yang diberikan baiknya mudah didapat. Setidaknya, self reward cepat diberikan setelah kamu mencapai suatu tujuan yang sudah ditetapkan. Sebab, dengan cara seperti itu, kamu bisa mensugesti otak dan meyakinkan diri bahwa kamu sudah mendapat penghargaan atau hadiah setelah apa yang diraih.

Baca Juga: Dampak Perppu Cipta Kerja bagi Pekerja

Nah, itulah penjelasan Jobnas.com mengenai beberapa hal yang penting untuk melakukan self-reward. Jadi, jangan lupa berikan dirimu self reward, ya.

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com - Cobalah dari sekarang untuk membiasakan diri memeriksa rumah atau kantor bahkan ruang kerja kalian. Apakah rapi atau berantakan? Jika berantakan, sekarang saatnya untuk membersihkan atau merapikannya. Menurut data dari Rubbermaid Survey, dikutip dari Prevention, 91% orang merasa sangat stres, cemas, dan kewalahan saat rumahnya berantakan.

Sedangkan menurut data Brother, 40% pekerja mengatakan mereka bisa lebih produktif jika ruang kerjanya tertata. Mereka bahkan tidak tahu harus mulai dari mana untuk membersihkan rumah. Karena itu, banyak orang ingin mendeklarasikan secara teratur.

Sebenarnya, apa itu pembersihan dan apa manfaatnya untuk kesehatan mental? Jika kalian penasaran dengan informasi semacam ini maka kalian bisa menemukan jawabannya di artikel Jobnas kali ini.
Apa itu Decluttering?
Membersihkan rumah bisa menjadi kegiatan yang tidak menyenangkan bagi sebagian orang. Capek kerja seharian, kenapa masih bersih-bersih rumah? Padahal, membersihkan atau menata barang-barangmu punya banyak sekali manfaat untuk kesehatan mental.

Sebelum kita membahasnya lebih jauh, apa sebenarnya pembersihan itu? Membersihkan adalah proses memutuskan apakah barang-barang di ruang kalian benar-benar diperlukan, seperti yang ditulis Simplify Stuff. Dengan kata lain, kalian memprioritaskan hal-hal yang benar-benar kalian butuhkan dan gunakan.

Jika tidak benar-benar diperlukan, kalian dapat memindahkan barang-barang tersebut ke tempat lain. Secara umum, teratur juga dapat dikaitkan dengan gaya hidup minimalis. Jika dilakukan secara rutin, pembersihan akan membuat hidup kalian bersih dan rapi.
Manfaat Kesehatan Mental dari Pembersihan
Mungkin kita todak asing lagi dengan ungkapan yang sangat popular mengenai kebersihan. “Kebersihan sebagian dari iman” selain ungkapan itu, Kebersihan sangat erat kaitannya dengan ketertiban. Namun, siapa sangka, ternyata bersih-bersih juga punya banyak manfaat kesehatan mental.

Apa saja Manfaatnya? Di bawah ini adalah beberapa manfaat yang disediakan Jobnas.
1. Tingkatkan Perhatian
Mindfulness berarti berfokus sepenuhnya pada semua yang kalian lakukan. Keuntungan ini terkait dengan poin sebelumnya. Jika kamar kalian rapi, kalian tidak perlu terlalu memikirkannya. Kalian dapat lebih fokus pada apa yang kalian lakukan.
2. Pereda Stres
Ketika kamar tidur, kantor, atau rumah kalian berantakan, kalia bisa merasa sangat stres. "Kapan ini akan dibersihkan?" kalian bertanya pada diri sendiri. Namun, mereka tidak akan membersihkannya sendiri. kalian perlu memecahkannya sendiri.

Maka kalian tidak perlu lagi stres atas kekacauan kalian.
3. Lepaskan Masa Lalu
Apakah kalian memiliki kenangan dari masa lalu, seperti hadiah dari mantan atau kekasih kalian? Saatnya kalian melepaskan masa lalu dengan berbenah. Jika kalian benar-benar tidak membutuhkannya dan terus mengingatkan kalian pada masa lalu, kalian dapat menghapusnya.

Jadi kalian tidak akan sedih setiap kali kalian melihatnya. Kebersihan telah terbukti memiliki efek positif pada kesehatan mental seseorang. Bahkan, kegiatan tersebut juga dikatakan dapat meningkatkan produktivitas.
4. Hargai Apa yang Kalian Miliki
Saat kalian melakukan decoding, kalian akan menemukan banyak hal yang mungkin kalian lewatkan. Misalnya, kalian menemukan sebuah buku yang sudah lama kalian simpan tetapi belum sempat kalian baca. Bahkan, kalian mungkin sudah menemukan tabungan kalian sejak sekolah dasar.

Menurut The Spruce, itu bisa membuat kalian lebih bersyukur dan menghargai apa yang kalian miliki. Oleh karena itu, ketika kalian membuka toko online atau e-commerce, kalian tidak akan langsung tergiur untuk membeli barang yang kalian inginkan. Kalian akan menemukan bahwa kalian masih memiliki barang-barang ini di rumah.
5. Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Menurut Psychology Today, penataan furnitur juga berpengaruh baik terhadap kepercayaan diri seseorang. Saat membersihkan kamar, kalian akan dihadapkan pada banyak keputusan.

Kalian akan dihadapkan pada pilihan apa yang akan dihapus, apa yang harus disimpan, dan di mana harus meletakkannya. Jika kalian terus melakukan hal-hal tersebut, kalian akan lebih percaya diri dalam mengambil keputusan.

Baca juga: Waspadai Emotional Sponge Jika Terlalu Berempati hingga Pengaruhi Kesehatan Mental

Jadi kapan akan mulai membersihkan ruangan kalian? Sekarang, besok atau akhir pekan ini?

Jika sudah melakukannya dan merasakan efeknya jangan ragu-ragu untuk membicarakannya di forum Tanya jawab Jobnas. Di sana, banyak pengguna Jobnas yang sedang menunggu cerita dan tips kebersihan kalian.

Jika kalian ingin menceritakannya kepada mereka supaya mereka juga merasakan hal yang sama dengan yang kalian rasakan, maka dari sekarang daftarkan diri kalian di blog Jobnas sekarang juga.

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com Ada alasan esensial mengapa bawa pulang pekerjaan kantor sangat tidak disarankan, yaitu karena tidak adanya work-life balance.

Membawa pulang pekerjaan menyebabkan setidaknya adanya gangguan ketidakseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi. Hal ini akan memicu kamu banyak pikiran dan gampang stres sehingga berakibat pada kondisi fisik dan mentalmu. 

Bekerja lebih dari jam kerja dapat meningkatkan risiko depresi di mayoritas orang, seperti yang dinyatakan oleh riset dari jurnal PLoS ONE. Bekerja melebihi jam kerja akan menimbulkan masalah jika dilakukan secara terus menerus. Memilih lembur sampai tengah malam, kemudian pekerjaan kantormu dibawa ke rumah, dan kamu menyelesaikannya di luar jam kerja, secara otomatis akan memicu adanya energi negatif dan menyebabkan stress. 

Selain itu, kamu akan kehilangan dimensi waktu untuk menikmati hidup bersama keluarga, meningkatkan risiko menjadi workaholic karena kerja kapan pun di mana pun, serta tidak memiliki kemampuan mengatur waktu untuk dirimu sendiri. 

Baca Juga : Finance, Accounting, & Tax Staff (FAA)

Disarikan dari Inc,  Ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan agar terhindar dari hal-hal semacam itu.
Rutinitas untuk Menandai Transisi
Pertama, buatlah rutinitas untuk menandai transisi. Membuat transisi bisa meminimalisir kalau kamu kesulitan meninggalkan pekerjaan. Hal ini berguna sebagai pengganti baju kerja jadi baju rumah. Baju rumah yang dimaksud seperti melakukan meditasi, langsung mandi setelah bekerja, atau kegiatan lainnya yang menarik.  Selain itu, kamu bisa mengecek email kerja dan mencicil pekerjaan untuk keesokan harinya.
Olahraga secara Teratur
Kedua, Berolahraga secara teratur dan rutin. Hal ini dapat menghindari bawa pekerjaan kantor ke rumah. Dengan berolahraga secara teratur dan rutin, kamu bisa dengan mudah menambah energi baru yang berbeda. Selain itu, berolahraga juga dapat membantu aliran darah menjadi lancar sehingga mood kamu juga dapat membaik.
Luangkan Waktu Menghibur Diri
Ketiga, mencari hiburan. Carilah hiburan seperti menonton series, scrolling media sosial, dan kegiatan lain yang kreatif dan edukatif. Beri waktu agar badan dan pikiranmu bisa bersantai setelah seharian kerja, agar besoknya dapat kembali stabil bekerja secara optimal. 

Baca Juga : 4 Cara Menonaktifkan BPJS Ketenagakerjaan
Tidur yang Cukup
Keempat, jaga tidurmu agar tetap berkualitas. Memprioritaskan tidur berkualitas akan membuatmu tetap produktif.  Seperti dilansir dari WebMD, konsentrasi dan ingatan akan terjaga dengan baik apabila kamu memprioritaskan kualitas tidurmu.
Quality Time
Kelima, menjadwalkan Quality Time dengan diri sendiri. Cara ini akan membuatmu terhindar dari bawa pulang pekerjaan kantor ke rumah. Hal ini juga bisa dikatakan sebagai rewarding bagi kamu.  Karena kamu telah berusaha memanjakan diri sendiri sehingga badan dan pikiranmu tetap rileks.
Manajemen Waktu
Keenam, mengatur waktu dengan baik. Berusahalah untuk tetap mengoptimalkan jam kerja di kantor, jangan sering menunda atau menyepelekan pekerjaan yang sekiranya bisa diselesaikan dengan sesegera mungkin. 

Itulah beberapa solusi agar work-life balance-mu tetap terjaga. Terlepas dari itu semua, ada kalanya kamu dihadapkan pada persoalan situasi dan kondisi yang mengharuskan kamu untuk tetap membawa pekerjaanmu ke rumah. Oleh karena itu, kamu harus melakukannya secara sehat. Beberapa cara berikut ini dapat kamu lakukan seperti dilansir dari The Muse.

Pertama, mengetahui batasan diri. Kamu harus tahu batasan waktu di mana kamu harus istirahat dan tetap bekerja. Hal ini harus dilakukan untuk menjaga prioritas istirahatmu sehingga kesehatanmu tetap terjaga. 

Baca Juga : Website BPJS Ketenagakerjaan Resmi, Begini Cara Mengakses dan Fungsinya

Kedua, memilih ruang yang spesifik. Pilihlah ruang yang memang dikhususkan untuk aktivitas sehari-hari agar supaya kehidupan pribadimu tidak terganggu. Usahakan jangan selesaikan pekerjaan di kamar, karena justru akan membuatmu sulit tidur. Dengan demikian, kamu bisa membuat sebuah ruangan spesifik yang bisa mengkhususkan dirimu untuk bekerja. 

Ketiga, berfokus untuk menyelesaikan pekerjaan. Di situasi tertentu, mau tidak mau ada sesuatu yang sangat urgen untuk kamu selesaikan. Karena itu, prioritaskan lah pekerjaan tersebut. Usahakan urusan domestik dikerjain belakangan. 

Itulah beberapa alasan kenapa membawa pulang pekerjaan ke kantor sangat tidak disarankan, cara mencegahnya, serta cara melakukannya jika terpaksa. Ingat untuk selalu mengutamakan kesehatan fisik dan mental, agar performa kerjamu tetap terjaga. 

Baca juga: Agar Kamu Tidak Kehilangan Peluang Baru, Simak 7 Kesalahan saat Networking Ini

Ghufron Writer Ghufron Writer
1 tahun yang lalu

Jobnas.com - Umumnya, orang yang memiliki empati yang tinggi akan cenderung menjadi terlalu sensitif hingga akhirnya menjadi Emotional Sponge, meskipun orang-orang yang demikian tentu saja memiliki banyak kelebihan.

Dikutip dari Psychology Today, disebutkan bahwa seseorang yang sangat berempati dapat dengan mudah merasakan nuansa emosional dari orang lain. Orang dengan empati yang tinggi, biasanya akan mudah menyadari saat ada orang yang sedang kesal atau marah. 

Orang yang sensitif biasanya akan lebih mudah merasakannya saat ada orang yang sedang marah kepada nya, meskipun tidak secara langsung. Nah, tentu saja, orang yang memiliki kepekaan karena empati yang terlalu tinggi tidak selamanya baik bagi kesehatan mental. Hal ini disebabkan karena mereka akan dengan mudah menjadi emotional sponge.

Lantas, apa sih sebenarnya emotional sponge itu ? Apa saja karakteristiknya dan bagaimana cara mengatasinya? Nah, di artikel ini Jobnas.com akan menjelaskan itu semua untuk mu. Yuk, simak penjelasannya!

Mengenal Emotional Sponge

Secara psikologis, menurut Quietrev, emotional sponge merupakan seseorang yang selalu menyerap stres yang dialami oleh orang lain ke dalam tubuh mereka sendiri. Biasanya orang yang memiliki empati yang terlalu tinggi, sangat mudah diajak berkomunikasi sehingga mereka selalu menjadi tempat curhat.

Akan tetapi, rupanya mereka bisa merasa kewalahan karena selalu ikut menyerap emosi orang lain, di balik kenyamanan kita curhat pada orang yang berempati tinggi. Tak jarang setelah mendengar cerita orang lain, khususnya cerita yang cukup negatif, banyak yang merasa kelelahan bahkan bisa ikut merasa stres.

Tentunya, hal yang satu ini sangat tidak baik bagi kesehatan mental. Hal ini disebabkan karena mereka akan terus menyerap stres dari orang lain sehingga bisa memicu datangnya serangan panik hingga depresi. Tentunya menjadi emotional sponge bisa membuatnya terbebani bagi seseorang yang masih kesulitan mengatur emosi.

Mereka akan terus merasakan hal negatif yang dirasakan oleh orang lain hingga akhirnya berdampak buruk pada dirinya sendiri. Dengan demikian, sebaiknya mulai ketahui cara menyemimbangkan emosi apabila kamu terlalu sensitif dan midah merasakan emosi orang lain. 

Karakteristik Emotional Sponge

Menurut Exploring Your Mind, ada beberapa karakteristik dari seseorang yang mengalami emotional sponge, di antaranya adalah: 

1. Sangat Intuitif

Sangat intuitif merupakan karakteristik pertama dari seseorang yang mengalami emotional sponge. Dari sinilah mereka mudah mengetahui perasaan orang lain. Mereka akan bisa tahu seperti apa perasaan yang sedang dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya, meskipun tidak diberitahu secara langsung. 

2. Selalu Mencari Solusi dari Masalah Orang Lain

Seseorang yang mengalami emotional sponge biasanya memiliki rasa empati yang tinggi. Hal ini menjadikan mereka ingin selalu membantu masalah orang-orang yang ada di sekitarnya. Mereka tidak peduli asalkan bisa menemukan solusi dari masalah orang lain, meskipun harus berkorban waktu dan tenaga.

3. Mudah Merasa Kewalahan Karena Emosi Orang Lain

Saat seseorang mengalami emotional sponge, biasanya sangat kesulitan untuk mengatur emosi. Hal inilah yang menyebabkan mereka sering merasa kewalahan secara emosional saat mendengar cerita orang lain.

Mereka juga akan segera larut dalam kesedihan tersebut, jika cerita yang didengarnya sarat akan kesedihan. Bahkan, mereka merasa bahwa kesedihan orang lain itu sebagai kesedihannya juga.

4. Senantiasa Memprioritaskan Orang Lain

Seseorang yang mengalami emotional sponge juga merasa bertanggung jawab untuk membahagiakan orang lain, di samping menjadi pendengar yang baik. Dibandingkan dengan dirinya, bahkan mereka rela memprioritaskan kebahagiaan orang lain.  Alhasil, mereka selalu bertindak gegabah karena ingin melakukan apa pun demi orang lain.

5. Mudah Dikelilingi Orang yang Toxic

Bagi seseorang yang mengalami emotional sponge, rekan kerja yang toxic justru tidak bisa dilepaskan dari kehidupannya. Dengan kata lain, mereka tidak mudah lepas dari orang yang toxic. Hal ini disebabkan karena mereka akan sabar mendengarkan segala keluh kesah orang-orang toxic. Jadi, akhirnya ia akan selalu dikelilingi oleh orang-orang yang penuh masalah.

Tips Menyeimbangkan Emosi

Dibutuhkan cara untuk menyeimbangkan emosi agar tidak mudah kewalahan saat mendengar cerita orang lain bagi seseorang yang mengalami emotional sponge. Di samping itu, agar tidak berdampak pada kesehatan mentalnya, mereka juga harus paham bagaimana caranya agar tidak mudah menyerap emosi negatif orang lain. 

Menurut Huffpost, berikut ini merupakan beberapa tips yang bisa kamu coba lakukan untuk menyeimbangkan emosi:

1. Luangkan Waktu untuk Sendirian

Bagi seseorang yang memiliki emotional sponge, meluangkan waktu untuk sendirian sangat diperlukan. Untuk mengurangi tekanan emosional yang dimiliki, mereka akan membutuhkan waktu untuk menyendiri. Salah satu contoh untuk menenangkan diri mereka misalnya adalah dengan jalan-jalan dan menghirup udara segar.

2. Rutin Meditasi

Melakukan meditasi merupakan salah satu cara lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi beban emosional yang berlebihan. Cobalah untuk rutin melakukan meditasi setiap hari. Langkah yang bisa dilakukan adalah meluangkan waktu beberapa menit untuk bermeditasi agar pikiran bisa lebih tenang.

3. Jaga Kepekaan terhadap Orang Lain

Bagi orang yang memiliki empati tinggi, menjaga kepekaan terhadap orang lain menjadi sangat penting. Mereka memang sangat mudah peka dengan keadaan orang di sekitarnya. Akan tetapi, ingatlah bahwa terlalu ikut terbawa emosi orang lain juga tidak baik untuk kesehatan mentalmu.

Dengan demikian, kamu juga perlu berani bilang “tidak” dan menolak permintaan orang lain jika hal itu dirasa terlalu memberatkanmu. Jadi, ingat untuk selalu menetapkan batasan dengan orang lain.

4. Jauhi Hal-hal yang Bisa Mengganggumu

Menjauhi hal-hal yang bisa mengganggumu merupakan hal selanjutnya yang perlu dilakukan. Contohnya, di kantor mu ada rekan kerja yang suka memulai drama kantor atau tukang gosip, sebaiknya jauhi dia. Kamu perlu mengingat bahwa kamu perlu menjauhi dia untuk satu hal, yaitu menjaga kesehatan mentalmu. 

Baca juga: 3 Tips Quality Time untuk Pasangan yang Sibuk Kerja

Demikianlah penjelasan Jobnas.com mengenai emotional sponge. Diharapkan setelah membaca ihwal emotional sponge dan mengetahui karakteristiknya, kamu akan semakin paham. Sebaiknya, kamu bisa memulai mencoba tips di atas apabila kamu merasa mudah menyerap emosi dari orang lain.