Jobnas
Menu CV Maker Menu

Jobans

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com - Tentunya, pertumbuhan startup juga memiliki kontribusi tersendiri bagi perkembangan industri pendidikan. Kontribusi itu ditandai dengan pesatnya pertumbuhan edtech (teknologi pendidikan) yang makin menjadi.

Selain itu Edtech dapat berperan ganda yaitu dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, dan juga menjadi alternatif karir baru bagi calon guru. Mempunyai karier dalam hal belajar dan mengajar, seseorang seringkali hanya berfokus pada lembaga atau institusi pendidikan tertentu.

Bahkan, sampai saat ini, persaingan semakin sulit dan semkin ketat kamungkinan besar peluangnya pun semakin sedikit. Dengan EdTech, para lulusan pendidikan baru dapat memiliki lebih banyak peluang karir.

Dengan begitu EdTech membuka prospek anyar untuk lulusan pendidikan yang tidak melulu harus mengajar di sekolah, lembaga pendidikan, dan lembaga penelitian.

Memang, apa sih sebenarnya edtech itu? Pada artikel kali ini, Jobnas akan menjelaskannya kepada kalian secar tuntas. Maka, bacalah sampai selesai biar kalian bisa memahaminya!

Definisi EdTech

Edtech sendiri berasal dari gabungan dua kata yaitu “pendidikan” dan “teknologi”. Jika boleh mengutip penjelsan dari Investopedia, EdTech merupakan platform atau wadah untuk memberikan pendidikan berbasis teknologi.

Seperti institusi atau lembaga pendidikan pada umumnya, edtech mensyaratkan guru atau instruktur dapat memberikan materi kepada anak didiknya.Tidak hanya bahan ajar di sekolah, teknologi pendidikan juga mencakup berbagai kursus pelatihan soft skill dan hard skill untuk berbagai bidang.

Jenis Teknologi Pendidikan 1. Pembelajaran Daring atau E-learning

Jenis startup edtech yang pertama adalah e-learning. Artinya, startup ini menyediakan forum untuk menampilkan materi e-learning melalui berbagai konten interaktif, video on demand, dan live tutorial.

Secara umum di negara kita Indonesia tercinta, layanan e-learning paling banyak digunakan oleh masyarakat. Dewasa ini, selain selain pemainnya yang kian memuncak edtech dengan e-learning, tipe ini juga sudah lama hadir di Indonesia dengan Zenius pada tahun 2004.

2. Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS)

Pada kategori berikutnya adalah sistem yang berjenis manajemen pembelajaran. (LMS) Learning Management System itu sendiri membantu untuk merencanakan kegiatan pembelajaran. Sistem ini dapat digunakan oleh organisasi atau individu, misalnya digunakan untuk mengelola kegiatan belajar mengajar dan memasarkan materi pembelajaran.

3. Perangkat Lunak sebagai Layanan (SaaS)

Selain jenis yang kedua itu, ada juga startup Edtech yang menawarkan software atau layanan yang menawarkan SaaS. Biasanya, Edtech SaaS di Indonesia lebih menyasar tingkat SD, SMP, dan SMA dengan digitalisasi proses bisnis, seperti absensi, manajemen, dll. Mereka sering bermitra dengan lembaga atau organisasi pendidikan konvensional yang ingin bearanjak ke dunia digital.

4. Massive Open Online Course (MOOC)

Pada jenis yang keterakhir ini disebut dengan MOOC. Massive Open Online Course ialah metode pendidikan gratis dapat diakses oleh siapa saja, dan di mana saja tak terbatas pada kelas social masyarakat dan lainnya. Namun, biasanya metode ini dilakukan secara jarak jauh.

Mereka membantu menawarkan kursus tingkat perguruan tinggi untuk mendapatkan sertifikat dari universitas ternama. Ada beberapa platform teknologi pendidikan semacam itu. Diantaranya adalah Coursera, Udacity, edx, Khan Academy dan Duolingo.

Pertumbuhan Startup Edtech di Indonesia

Dewasa ini, edtech mulai berkembang pertumbuhan startup teknologi pendidikan mulai terasa sekitar tahun 2015. Tentunya dengan perkembangan tersebut terjadi pemerataan akses teknologi informasi di seluruh Indonesia.

Selain itu, keberadaan kartu prakerja juga membuka pemikiran bahwa pendidikan tidak harus diberikan secara langsung. Dengan metode dan sistem yang tepat, akses pendidikan berbasis teknologi dapat sangat membantu peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

Jika boleh mnegutip berita Liputan 6, ada sekitar 44 edtech di Indonesia yang masih aktif hingga saat ini. Jumlah ini juga disertai dengan tingkat pendanaan yang signifikan untuk masing-masing startup ini.

Hal ini tentunya menjadi pertanda baik bagi pertumbuhan teknologi pendidikan kita, baik dari segi peluang bisnis maupun lapangan kerja.

Peluang Kerja di EdTech

Jika kita menyaksikan secara langsung mengenai pertumbuhan Edtech, startup teknologi pendidikan ini menjadi sinyal yang kuat dan membuka pintu baru bagi calon guru untuk memiliki karir yang lebih baik lagi.

Mengenai pertumbuhan salah satu startup pendidikan di Indonesia, adalah Ruangguru. Dalam artikel tersebut, Ruangguru menyampaikan bahwa perkembangan teknologi pendidikan telah membuka banyak peluang bagi para guru di Indonesia.

Ruangguru sendiri memiliki lebih dari 6 juta pengguna dan telah mengelola lebih dari 150.000 guru yang menyediakan layanan untuk lebih dari 100 mata pelajaran. Ingat bahwa ada banyak startup di bidang pendidikan di Indonesia.

Setiap startup membutuhkan seorang guru untuk dapat memberikan materi bagi pengguna. Artinya, permintaan guru yang bisa mengajar di platform edtech terus meningkat.

Contoh startup EdTech di Indonesia 1. Ruangguru

Technologi pendidikan yang sangat popular di Indonesia saat ini adalah Ruangguru. Startup tersebut dirintis oleh Belva Devara dan Irman Usman ini menawarkan pedagogi yang beragam, baik materi sekolah maupun pengembangan keterampilan dan lain-lain.

2. Pendidikan Zenius

Salah satu pelopor edtech di Indonesia adalah Zenius Education yangsudah berdiri pda tahun 2004. Pendidikan Zenius adalah merupakan platform yang menyediakan pendidikan dan pelatihan online di berbagai bidang perkembangnnya pun sangat pesat sehingga ia menjadi salah satu platfrom pendidikan ternama.

3. Hacktiv8

Kemudian yang ketiga ada Hacktiv8. Startup edtech ini lebih fokus mengembangkan skill di bidang teknologi melalui program pelatihan. Tidak hanya itu, Hacktiv8 juga dapat menghubungkan Anda dengan perusahaan yang bekerjasama dengannya.

4. Arkademi

Lalu ada Arkademi yang menawarkan berbagai kursus pelatihan profesional secara online. Ini memungkinkan Anda untuk mengeluarkan potensi Anda di mana saja dan kapan saja.

Kemudian inilah kesimpulan akhir dari penjelasan Jobnas di atas Mengenai tentang apa itu edtech dan bagaimana edtech dapat meningkatkan peluang karir seorang guru. Singktnya, Platfrom ini membuktikan bahwa seorang calon guru memiliki peluang karir yang seluas profesi lainnya.

Baca juga:

Baca juga: Kuasai 8 Teknik Presentasi Pitching Biar Lebih Efektif dan Kelihatan Memukau di Mata Audiens

Jika kalian tertarik untuk berkarir di luar pendidikan, maka kalian bisa melihat berbagai Lowongan Kerja dan mendaftar diri di Jobnas.com. di sana juga membuka langganan bulletin. Ayo buruan dapatkan sekarang juga!

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com - Perusahaan biasanya membeli kembali saham yang sudah terlanjur terjual. karena saham tersebut tidak bernilai banyak. Di sini kita akan memahami apa yang disebut dengan buyback sebelum perusahaan membeli kembali saham. Seperti yang dijelaskan tadi mengeni alsannya, ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan sebelum  menarik  saham yang sudah dijual di pasar.

Berikut ini beberapa alasan dan pertimbangan yang harus diperhatikan perusahaan sebelum melakukan pembelian kembali saham.

Definisi Konkrit Buyback

Telah diketahui bersama tidak semua saham yang ada di pasaran memiliki nilai yang banyak. Terkadang ada yang dianggap tidak menguntungkan bagi investor, masalah ini bisa muncul karena sejumlah alasan.

Yang jelas, jika perusahaan berniat untuk melanjutkan pasar, mereka akan menerima risiko kerugian besar, untuk mengatasi mslah seperti ini perusahaan dapat membeli kembali saham yang telah mereka jual di pasar.

Istilahnya sering dikenal dengan share Buyback. Yaitu, pembelian kembali saham mengenai metode transaksinya adalah perusahaan akan membeli kembali secara langsung sejumlah saham yang telah ditempatkan di pasar.

Tindakan ini akan mengurangi jumlah saham yang beredar, meningkatkan permintaan dengan harga yang jauh lebih rendah. Namun, perusahaan dapat membeli kembali bukan hanya karena harga sahamnya buruk.

Seringkali, perusahaan akan membeli kembali karena alasan lain, seperti mengirim pesan ke pasar bahwa harga saham mereka cenderung naik. Mereka juga dapat melakukannya untuk meningkatkan metrik keuangan yang dinyatakan dengan jumlah saham yang beredar.

Di sisi lain, inisiatif pembelian kembali dapat mencegah jatuhnya harga saham atau hanya karena perusahaan ingin meningkatkan ekuitasnya sendiri.

Metodologi Sebuah Perusahaan Berbagi Pembelian Kembali

Ada dua metode yang sering dipakai oleh perusahaan ketika hendak membeli kembali saham mereka sendiri.

Apakah kalian ingin mengetahuinya? Ayo, dengarkan ini!

1. Penawaran (Tender Offer)

Perusahaan dapat membeli kembali dengan menawarkan saham kepada pemegang saham dengan harga tertentu. Kisaran harga biasanya akan ditentukan oleh perusahaan, dan harga yang dikutip hampir selalu lebih mahal dari harga pasar.

Bagi pemegang saham yang ingin mengikuti proses tersebut, dapat mengajukan diri dan jumlah saham yang ingin dijual berdasarkan harga yang diharapkan.

Pada saat pengambilalihan, perseroan akan membeli saham sesuai dengan jumlah yang direncanakan. Jika jumlah saham yang ditawarkan untuk dijual oleh publik dan investor lebih besar dari jumlah yang diminta, perusahaan biasanya akan mengalah dan lebih memilih untuk membeli saham tersebut dengan harga yang lebih rendah.

2. Pasar Terbuka (Open Market)

Metode selanjutnya yang sering dipakai dan dilakukan oleh banyak perusahaan adalah membeli saham di pasar terbuka dengan harga yang telah disesuaikan pasar. Dengan membeli di pasar terbuka, sebenarnya perusahaan memiliki resiko kerugian yang kecil.

Perusahaan seringkali memiliki kesempatan untuk mendapatkan harga yang tinggi. Kenapa begitu? Rumor dan pengumuman pembelian kembali saham seringkali akan menggandakan permintaan di pasar. Hal ini secara tidak langsung meningkatkan nilai saham dan harganya juga naik.

Alasan-alasan Perusahaan Sebelum Melakukan Pembelian Kembali Saham

Seperti yang dijelaskan Jobnas di atas, pembelian kembali saham sering dilakukan oleh banyak perusahaan karena harganya yang tidak terlalu bernilai.

Namun, ada faktor lain yang harus diperhatikan sebelum melepas saham yang telah mereka jual ke pasar.

Berikut beberapa alasan dan pertimbangan bagi perusahaan sebelum membeli kembali saham.

1. Anti Pengenceran dan Peningkatan Properti

Dari waktu ke waktu, perusahaan cenderung merilis varietas baru. Misalnya, melalui peningkatan modal atau pelaksanaan opsi yang menunjukkan saham terdilusi. Dengan membeli kembali sahamnya, perusahaan dapat mengurangi dampak dilusi saham.

Mereka juga dapat mengurangi jumlah saham yang beredar dan meningkatkan tingkat kepemilikan manajemen dalam perusahaan. Pada hakekatnya, akuisisi dapat menjadi solusi atas masalah kepemilikan pemegang saham dan dilusi modal yang dapat merugikan bisnis.

2. Meningkatkan Indikator Keuangan

Meskipun meningkatkan rasio perusahaan bukan satu-satunya alasan untuk membeli kembali saham, hal itu seringkali merupakan efek samping yang menarik dari transaksi tersebut.

Mengurangi jumlah saham yang beredar dapat memberikan efek positif pada berbagai rasio yang diperhatikan pasar dengan cermat, tetapi rasio mana yang disukai perusahaan?

Berikut penjelasannya:

  • Pengembalian Aset (ROA):

ROA dihitung dengan membagi laba bersih perusahaan dengan total asetnya. Penurunan ekuitas secara langsung mengikis total aset perusahaan, yang berdampak positif secara keseluruhan terhadap ROA.

  • Pengembalian Ekuitas (ROE):

Pengembalian ekuitas dinyatakan sebagai jumlah laba bersih yang dikembalikan sebagai persentase ekuitas. Oleh karena itu, jika laba perusahaan konstan, penurunan total ekuitas akan meningkatkan ROE perusahaan.

  • Laba per saham (EPS):

Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus berikut (laba bersih – dividen per saham preferen)/jumlah rata-rata saham yang beredar. Jika perusahaan membeli kembali saham, mereka secara langsung akan mengurangi jumlah saham yang beredar dan meningkatkan EPS perusahaan.

Manfaat Pembelian Kembali Saham Bagi Pemegang Saham

Pembelian kembali saham adalah strategi pengelolaan modal yang sering dilihat sebagai keuntungan atau penghargaan bagi pemegang saham. Namun, meski investor jelas mendapat keuntungan dari dividen, manfaat pengambilalihan tidak langsung dirasakan oleh pemegang saham.

Mengurangi jumlah saham yang beredar pada akhirnya akan membantu meningkatkan harga saham. Perusahaan kemudian berkewajiban mengembalikan uang kepada pemegang saham dan juga memberi mereka kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari investasi mereka.

Ini adalah jenis-jenis pembelian kembali saham yang perlu kawan-kawan Jobnas ketahui. Singkatnya begini, pembelian kembali saham adalah tindakan yang perlu dilakukan perusahaan untuk menghindari risiko kerugian besar.

Selain dari resiko tersebut, pengambilalihan ini juga dapat menguntungkan pemegang saham dan investor. Jadi tidak selamanya, perusahaan yang melakukan pengambilalihan merugi.

Baca juga: 4 Metode Menghindari Ostrich Effect saat Berinvestasi

Jika kawan-kawan Jobnas ingin lebih banyak lagi tahu informasi lebih lanjut tentang dunia investasi, kalian dapat berlangganan di blog Jobnas dengan mengklik kotak di pojok kanan atas.

Setelah registrasi berhasil, kalian akan menerima notifikasi berita dan tips terbaru dan langsung dikirimkan di inbox kalian. pendaftarannya Gratis, tanpa dipungut biaya!

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com – Di era yang serba berkemajuan saat ini peradaban yang menuntut kecepatan, banyak orang yang tidak menyempatkan diri dan waktu untuk membaca buku. Ini memicu perdebatan antara membaca dan buku audio.

Dalam sebuah Penelitian sendiri menunjukkan bahwa 20% pembaca di Amerika Serikat mengonsumsi buku melalui buku audio. Selain kenyamanan, buku audio juga dapat dibuat saat bepergian. Jadi, apakah buku audio jauh lebih baik daripada buku?

Dalam artikel ini, jobnas akan menjelaskannya kepada kalian secara tuntas.

Sejarah Perkembangan Buku Audio

Berasal dari Budaya Jaringan, buku audio berkembang cukup pesat. Sebagian besar pembaca buku non-fisik masih lebih menyukai format e-book, ternyata buku audio juga semakin populer dalam beberapa tahun terakhir.

Selain itu, keberadaan buku audio ini telah mengurangi jumlah buku yang dibaca rata-rata orang Amerika. Dikatakan bahwa jumlah buku yang dibaca berkurang 9% dalam setahun.

Hal ini juga didukung oleh fakta bahwa beberapa buku terlaris ada dalam format buku audio. Sedangkan faktor lain yang mempercepat perkembangan audiobook adalah munculnya beragam podcast di berbagai channel youtube atau aplikasi di ponsel pintar.

Ada sebagian penulis seperti Malcolm Galdwell mempunyai niatan untuk mengubah penulisan di bukunya agar lebih nyaman jika dibuat dalam bentuk audiobook. Perubahan penulisan ini disebabkan karena melihat masyarakat sekarang terbiasa mendengarkan podcast yang cenderung komunikatif.

Tentusaja  jika suatu buku diubah secara mentah-mentah dalam bentuk audiobook maka akan menimbulkan hal yang sangat negative yaitu bosan.

Perbedaan Antara Membaca Buku dan Mendengarkan Buku Audio 1. Praktis

Pertama-tama yang begitu cukup membedakan buku dari buku audio adalah kepraktisannya. Seperti yang kalian ketahui, buku memiliki ukuran dan berat bacaan pada kalangan tertentu. Selain itu buku juga memiliki ukuran berat.

Tentu jika sudah begitu akan pasti mengurangi kepraktisannya karena harus dibawa kemana-mana. Karena bentuk fisiknya, buku juga rentan terhadap kerusakan, seperti terkena air, sobek, dll.

Yang membedakannya dengan  buku audio, kalian cukup mengaksesnya melalui smartphone atau perangkat lain. Lebih dari itu kalian juga tidak memerlukan tempat tersendiri untuk menyimpannya. Pasalnya, buku audio seringkali dapat disimpan di smartphone atau di penyimpanan cloud.

Tentu saja, buku audio akan lebih realistis. Tetapi lain dari itu semua di atas kalian juga mendapatkan kerusakan yang lebih parah jika perengakt kalian mengakami kerusakan. Tidak hanya robek dan terkena air yang akan kalian alami. Maka musnah tidak tersisa.

2. Perasaan

Di bagian kedua ini akan meliputi akan perasaan kalian, membaca buku fisik memiliki pasti akn memiliki rasa tersendiri. Alasannya, membaca buku fisik memiliki aktivitas kognitif yang lebih tinggi.

Selain membaca, kalian juga harus memegang buku, membalik setiap halaman, bahkan beberapa orang bahkan merasakan aroma yang dikeluarkan buku itu juga memiliki rasa tersendiri. Aktivitas kognitif ini juga dianggap dapat meningkatkan pemahaman dengan membaca.

Contohnya jika kalian membaca novel yang berbentuk fisik maka akan kalian merasakan apa yang drasakan oleh tokoh dalam cerita tersebut, seperti marah, sedih dan lainnya.

Buku audio, di sisi lain, juag memiliki nuansanya sendiri. Salah satunya adalah inspirasi isi buku.

Dalam sebuah novel tentu saja terdapat banyak tokoh. Berkat buku audio, karakter-karakter ini menjadi hidup karena dibacakan oleh seorang narator dengan banyak aksen dan intonasi yang berbeda.

3. Multitasking

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tuntutan kecepatan yang semakin meningkat menuntut kita untuk bisa multitasking. Audiobook adalah sarana untuk mendukung hal ini.

Kalian dapat mendengarkan buku audio saat mengemudi, mengantri, dan banyak lagi. Tentu saja, tidak seperti buku, ia membutuhkan tempat yang tenang dan kondisinya sendiri untuk membuatnya lebih nyaman.

Jadi ketika seseorang membaca buku, biasanya saat mereka benar-benar memiliki waktu luang, sementara jika dibandingkan dengan mendengarkan audio book maka kalian dapat mendengarkan buku audio di waktu luang.

Menurut kalian Mana yang Lebih Baik?

Semua orang sangat dianjurkan untuk terus membaca buku tujuannya untuk menambah pengetahuan. Namun, jika murni untuk bersenang-senang, maka keduanya bisa dilakukan secara berdampingan.

Alasannya, otak akan lebih aktif dan memahami isi buku ketika kalian benar-benar melihat isinya, bukan hanya mendengarkan. Namun, jika Anda nyaman mendengarkan buku audio, ini seharusnya tidak menjadi masalah.

Itulah penjelasan Jobnas tentang membaca Buku versus buku audio. Mana yang menurut kalian paling cocok? Kalian bisa menentukannya sendiri. Di atas tadi sudah Jobnas jelaskan perbedaan antara keduanya.

Baca juga: Pahami Konsep Kepemimpinan Perusahaan yang Terdistribusi; dengan Shared Leadership

Jika kalian mempunyai informasi lain mengenai hal di atas tadi, maka jangan ragu untuk menduskusikannya. Di Jobnas.com ada semacam komunitas, di komunitas tersebut kalian bisa bertemu dengan pengguna keduanya. Jika kalian minat untuk mengikutinya maka daftarkan diri kalian sekarang juga. Dengan begitu kalian bisa berkomunikasi dan mendiskusikannya.

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com - Air Conditioning (AC) yang dimaksudkan di sini tidak lain ialah alat pendingin ruangan, tujuannya agar penghuni ruangan dapat merasa nyaman dengan dinginnya udara yang dihembuskan. Namun, berbahaya jika kalian terlalu lama berada di ruangan ber-AC.

Mengapa demikian? Karena udara dingin yang dihasilkan berbeda dengan udara yang kalian rasakan di pegunungan. Karenanya ac terbuat dan mengandung bahan kimia yang mendinginkan udara di sekitarnya.

Keberadaannya mau tidak mau menimbulkan berbagai masalah kesehatan jika terlalu lama terpapar.

Apa bahayanya tinggal terlalu lama di ruangan ber-AC? Simak penjelasan lengkap dari Jobnas pada artikel kali ini.

Bahaya Akan Terlalu Banyak Waktu di Ruangan Ber-AC 1. Menurunkan Sistem Kekebalan Tubuh

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jika berada di ruang terbuka dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Hal ini karena sel darah putih yang bekerja melawan bakteri membutuhkan oksigen yang cukup untuk bekerja secara efektif.

Di sisi lain, jika Anda terus-menerus berada di ruangan ber-AC, tingkat oksigen dalam tubuh kalian akan menurun. Akibatnya, dapat menyebabkan kelemahan pada tubuh, membuat kalian lebih rentan terkena penyakit.

2. Pernapasan Akan Terganggu

Bahaya yang kedua bila kalian terlalu lama berada di ruangan  yang Ber-AC bisa dikatakan pemicu utama yang bisa menyebabkan kalian terkena penyakit asma.

Alasannya adalah karena AC dapat menyumbat sistem pernapasan, dari itu akan menyebabkan tenggorokan mengering dan menyebabkan rinitis, radang hidung yang disebabkan oleh virus.

Sesuai penelitian menunjukkan bahwa 35% orang yang tinggal di ruangan ber-AC mengalami obstruksi jalan napas, dibandingkan dengan 9% orang yang tinggal di gedung berventilasi alami.

3. Mata Kering

Berada di ruangan ber-AC terlalu lama juga dapat menyebabkan mata kering.

Alasan untuk ini adalah bahwa udara yang dihembuskan dari AC ruangan mengurangi kelembaban, mengeringkan mata. Suhu udara yang rendah juga mengurangi kemampuan kelenjar di mata untuk menahan air mata yang menguap.

Tidaklah mengherankan jika kalian merasa gatal atau nyeri setelah terlalu lama berada di ruangan ber-AC.

4. Sakit Kepala

Bahaya yang lain jika kalian tinggal terlalu lama di ruangan ber-AC adalah sakit kepala. Seperti pada biasanya pemicu akan terjadinya sakit kepala terjadi saat udara dingin, pembuluh darah, terutama di kepala, menyempit.

Lain dari itu, akan membuat darah sulit mengalir ke kepala, sehingga dapat menyebabkan sakit kepala.

5. Kerusakan Kulit

Bahaya Selanjutnya, dampak dari tinggal berlama-lama di ruangan ber-AC dapat merusak kulit kalian. Kulit yang terkena dingin langsung dari AC dalam waktu lama akan mengering dan kehilangan elastisitasnya. Memang, pada kenyataannya AC dapat mengurangi kadar air kulit dan selaput lendir kulit.

6. Minim Kapasitas Menghadapi Panas

Bahaya yang terakhir ketika berlama-lama berada di ruangan ber-AC adalah kemampuan kalian untuk menangani panas akan menurun.

Kulit kalian yang sering terkena udara dingin dari AC akan sulit menyerap panas. Hal ini disebabkan oleh stres atau tekanan kuat pada kulit saat berpindah dari udara dingin ke udara yang lebih hangat.

Adapun Pencegahannya Sebagai berikut

Jika kalian sudah tahu akan bahaya terlalu lama tinggal di ruangan ber-ac, tentu kalian juga harus mengetahui apa yang dapat Anda lakukan untuk menghindarinya.

Jika kalian menggunakan AC untuk keperluan pribadi, Anda dapat memeriksa filter dan kebersihannya secara berkala. Sementara itu, pekerja kantoran sering terpapar AC setiap hari, kalian dapat meninggalkan ruangan secara berkala hingga kalian merasa lebih nyaman.

Untungnya, teknologi yang kian canggih saat ini membuat AC lebih ramah akan kesehatan, jadi kalian tidak perlu terlalu khawatir tentang itu. Kalian dapat mencegahnya dengan tetap teratur keluar dari ruangan dingin ber-AC dengan mencari udara bebas supaya badan kalian tetap senantiasa bugar.

Itu dulu penjelasan tentang bahayanya berada di ruangan ber-AC terlalu lama menurut Jobnas.

Jika kalian sudah mengetahui akan bahaya hal tersebut, kalian dapat menjaga kesehatan dengan lebih baik caranya dengan selalu memeriksa kondisi AC kalian dan perbanyaklah menghabiskan waktu di luar ruangan ber-AC.

Baca juga: Jinakkan Tamu Websitemu dengan Responsive Web Design

Jika kalian merasa tertarik dengan jenis informasi seperti ini, kalian dapat membaca artikel lainnya di blog Jobnas.com. dengan mendaftarkan diri kalian terlebih dahulu.