Jobnas
Menu CV Maker Menu

Investment

Enol Writer Enol Writer
1 tahun yang lalu

Jobnas.com - Beli rumah dulu atau beli mobil dulu ya? Pertanyaan seperti ini pasti sering terpikirkan olehmu sebagai kaum millenial.

Apalagi ketika tabungan yang ada di rekening sudah melebihi batas anak muda pada umumnya, tentu dilemma itu selalu hadir.

Apa saja, sih, pertimbangan yang penting sebelum membuat keputusan mengenai hal ini?

Jangan khawatir, Jobnas sudah mempersiapkan beberapa jawaban atas dilema tersebut di bawah ini.

Apa saja Keuntungan Beli Rumah dan mobil, dan apa yang harus kamu dahulukan pada berikut ini.

Keuntungan Beli Rumah 1. Investasi

Selain memang kebutuhan primer, mayoritas semua orang percaya bahwa membeli rumah tentu saja bisa menjadi sebuah investasi jangka panjang. Sebab, nilainya akan terus naik pada setiap tahun.

Dilansir dari CNBC Indonesia, sebuah survei menunjukkan hasil bahwa 75% milenial akan membeli rumah untuk investasi, lho.

Kamu pun juga bisa membeli rumah tidak hanya untuk menjadi tempat tinggal, tetapi sesuatu cara untuk memperoleh penghasilan sampingan.

Rumah yang dibeli juga bisa disewakan kembali, bisa juga dijadikan kos, atau penginapan.

Akan tetapi, tentu saja akan sangat diperlukan biaya awal yang cukup besar untuk membangun rumah yang layak untuk tempat tinggal maupun untuk bisnis.

2. Jarak Rumah dan Kantor

Jika ingin membeli rumah yang dekat dengan kantor juga bisa menjadi sebuah pertimbangan yang baik.

Jika kamu bisa menemukan calon lokasi rumah yang dekat dengan kantor, lebih baik beli rumah terlebih dahulu dari pada mobil.

Dengan jarak yang dibilang cukup dekat, tentu untuk biaya transportasi akan jauh  lebih murah.

Biaya transportasi murah akan membuatmu tidak perlu terlalu terburu-buru membeli mobil dan uangmu dapat ditabung untuk cicilan rumah.

Selain itu, energi atau bahkan tenaga yang dikeluarkan setiap harinya untuk pergi dan pulang menjadi lebih sedikit, sehingga kamu tidak terlalu lelah ketika bekerja.

Baca Juga: Agar Bisnismu Semakin Menguntungkan, Pahami 5 Tips Melakukan Pivot untuk Startup

Rupanya hal ini bisa menjadi sangat berharga, meskipun tidak bisa diukur dengan nilai tertentu.

3. KPR

Apabila berencana untuk membeli rumah dengan KPR, tentu kamu harus berkomitmen memikirkan untuk waktu jangka panjang.

Kalau begitu, keputusan seperti ini juga harus dibuat setelah pertimbangan yang cukup matang mengenai kariermu juga.

Karena membutuhkan waktu yang cukup jangka panjang, kamu harus mantap menetap di suatu tempat dan bekerja di dalam kota tersebut hingga cicilanmu selesai.

Jika kamu memang masih belum siap untuk melakukan komitmen ini, sebaiknya rencana beli rumah lebih baik ditunda dahulu, atau kamu bisa pertimbangkan beli mobil sebagai gantinya.

Keuntungan Beli Mobil 1. Jarak Tempuh ke Kantor

Membeli mobil juga bisa menjadi ,sebuah keputusan yang baik jika kantormu sangat jauh dari tempat tinggal.

Jika jarak terlalu jauh, dan untuk biaya transportasi umum bisa jadi lebih mahal dibanding biaya yang harus kamu keluarkan saat menggunakan transportasi pribadi.

Hal seperti ini, terutama jika kamu harus transit berkali-kali untuk sampai lokasi kantor.

Rutinitas kegiatan seperti ini bisa membuatmu sangat lelah dan justru akan menurunkan produktivitas di kantor.

Dan dengan menggunakan mobil, kamu tidak hanya bisa menghemat waktu dan uang, tetapi juga energi untuk bekerja dan kegiatan lainnya di rumah pada penghujung hari.

2. Sebagai Penghasilan

Apakah kamu memiliki sebuah rencana akan mencari penghasilan tambahan dengan menjadi pengemudi taksi online?

Kalau seperti itu, dengan cara  membeli mobil adalah sebuah pertimbangan yang penting.

Akan tetapi, kamu juga harus memperhitungkan semua target dan keuntungan yang bisa dicapai sehingga bisa membayar cicilan mobil tanpa masalah.

Selain digunakan untuk menjadi pengemudi taksi online, kamu pun bisa mendapatkan uang dengan menyewakan mobil.

Alternatif seperti ini justru lebih santai karena kamu hanya perlu menyewakan mobil dan menerima pembayaran.

Semakin banyak mobil yang kamu miliki, maka tentunya semakin banyak keuntunganmu yang bisa kamu peroleh.

3. Nilai Jual

Berbeda dengan nial jual rumah, nilai jual harga mobil akan terus menurun setiap tahunnya.

Jika kamu berencana semua ini hanya untuk investasi dengan membeli kendaraan atau mobil, keputusan ini kurang tepat karena rumah adalah aset yang lebih cocok untuk investasi.

Menurut Halomoan Fischer, CEO Mobil88 menyebutkan bahwa nilai mobil  kelas menengah ke bawah, bisa turun 7-10% di tahun pertama, begitu juga tahun-tahun berikutnya.

Nilai mobil kelas menengah dan atas dapat menurun 10-15% setelah satu tahun penggunaan.Mobil premium mengalami penurunan nilai terbesar yaitu hingga 20% pada tahun pertama.

Nah, itulah sekilas mengenai beberapa pertimbangan yang perlu kamu pikirkan secara matang sebelum memutuskan untuk beli rumah atau mobil terlebih dahulu.

Baca juga: 5 Hal Penting yang Harus Dipersiapkan sebelum Memasuki Dunia Kerja

Jangan lupa juga simulasikan keuangan jika ingin membeli secara cash atau kredit sehingga kamu benar-benar yakin bahwa kamu siap untuk membeli rumah atau mobil.

Untuk tips-tips lainnya mengenai keuangan, kamu bisa ikut Jobnas lebih lanjut lagi.

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com - Perusahaan biasanya membeli kembali saham yang sudah terlanjur terjual. karena saham tersebut tidak bernilai banyak. Di sini kita akan memahami apa yang disebut dengan buyback sebelum perusahaan membeli kembali saham. Seperti yang dijelaskan tadi mengeni alsannya, ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan sebelum  menarik  saham yang sudah dijual di pasar.

Berikut ini beberapa alasan dan pertimbangan yang harus diperhatikan perusahaan sebelum melakukan pembelian kembali saham.

Definisi Konkrit Buyback

Telah diketahui bersama tidak semua saham yang ada di pasaran memiliki nilai yang banyak. Terkadang ada yang dianggap tidak menguntungkan bagi investor, masalah ini bisa muncul karena sejumlah alasan.

Yang jelas, jika perusahaan berniat untuk melanjutkan pasar, mereka akan menerima risiko kerugian besar, untuk mengatasi mslah seperti ini perusahaan dapat membeli kembali saham yang telah mereka jual di pasar.

Istilahnya sering dikenal dengan share Buyback. Yaitu, pembelian kembali saham mengenai metode transaksinya adalah perusahaan akan membeli kembali secara langsung sejumlah saham yang telah ditempatkan di pasar.

Tindakan ini akan mengurangi jumlah saham yang beredar, meningkatkan permintaan dengan harga yang jauh lebih rendah. Namun, perusahaan dapat membeli kembali bukan hanya karena harga sahamnya buruk.

Seringkali, perusahaan akan membeli kembali karena alasan lain, seperti mengirim pesan ke pasar bahwa harga saham mereka cenderung naik. Mereka juga dapat melakukannya untuk meningkatkan metrik keuangan yang dinyatakan dengan jumlah saham yang beredar.

Di sisi lain, inisiatif pembelian kembali dapat mencegah jatuhnya harga saham atau hanya karena perusahaan ingin meningkatkan ekuitasnya sendiri.

Metodologi Sebuah Perusahaan Berbagi Pembelian Kembali

Ada dua metode yang sering dipakai oleh perusahaan ketika hendak membeli kembali saham mereka sendiri.

Apakah kalian ingin mengetahuinya? Ayo, dengarkan ini!

1. Penawaran (Tender Offer)

Perusahaan dapat membeli kembali dengan menawarkan saham kepada pemegang saham dengan harga tertentu. Kisaran harga biasanya akan ditentukan oleh perusahaan, dan harga yang dikutip hampir selalu lebih mahal dari harga pasar.

Bagi pemegang saham yang ingin mengikuti proses tersebut, dapat mengajukan diri dan jumlah saham yang ingin dijual berdasarkan harga yang diharapkan.

Pada saat pengambilalihan, perseroan akan membeli saham sesuai dengan jumlah yang direncanakan. Jika jumlah saham yang ditawarkan untuk dijual oleh publik dan investor lebih besar dari jumlah yang diminta, perusahaan biasanya akan mengalah dan lebih memilih untuk membeli saham tersebut dengan harga yang lebih rendah.

2. Pasar Terbuka (Open Market)

Metode selanjutnya yang sering dipakai dan dilakukan oleh banyak perusahaan adalah membeli saham di pasar terbuka dengan harga yang telah disesuaikan pasar. Dengan membeli di pasar terbuka, sebenarnya perusahaan memiliki resiko kerugian yang kecil.

Perusahaan seringkali memiliki kesempatan untuk mendapatkan harga yang tinggi. Kenapa begitu? Rumor dan pengumuman pembelian kembali saham seringkali akan menggandakan permintaan di pasar. Hal ini secara tidak langsung meningkatkan nilai saham dan harganya juga naik.

Alasan-alasan Perusahaan Sebelum Melakukan Pembelian Kembali Saham

Seperti yang dijelaskan Jobnas di atas, pembelian kembali saham sering dilakukan oleh banyak perusahaan karena harganya yang tidak terlalu bernilai.

Namun, ada faktor lain yang harus diperhatikan sebelum melepas saham yang telah mereka jual ke pasar.

Berikut beberapa alasan dan pertimbangan bagi perusahaan sebelum membeli kembali saham.

1. Anti Pengenceran dan Peningkatan Properti

Dari waktu ke waktu, perusahaan cenderung merilis varietas baru. Misalnya, melalui peningkatan modal atau pelaksanaan opsi yang menunjukkan saham terdilusi. Dengan membeli kembali sahamnya, perusahaan dapat mengurangi dampak dilusi saham.

Mereka juga dapat mengurangi jumlah saham yang beredar dan meningkatkan tingkat kepemilikan manajemen dalam perusahaan. Pada hakekatnya, akuisisi dapat menjadi solusi atas masalah kepemilikan pemegang saham dan dilusi modal yang dapat merugikan bisnis.

2. Meningkatkan Indikator Keuangan

Meskipun meningkatkan rasio perusahaan bukan satu-satunya alasan untuk membeli kembali saham, hal itu seringkali merupakan efek samping yang menarik dari transaksi tersebut.

Mengurangi jumlah saham yang beredar dapat memberikan efek positif pada berbagai rasio yang diperhatikan pasar dengan cermat, tetapi rasio mana yang disukai perusahaan?

Berikut penjelasannya:

  • Pengembalian Aset (ROA):

ROA dihitung dengan membagi laba bersih perusahaan dengan total asetnya. Penurunan ekuitas secara langsung mengikis total aset perusahaan, yang berdampak positif secara keseluruhan terhadap ROA.

  • Pengembalian Ekuitas (ROE):

Pengembalian ekuitas dinyatakan sebagai jumlah laba bersih yang dikembalikan sebagai persentase ekuitas. Oleh karena itu, jika laba perusahaan konstan, penurunan total ekuitas akan meningkatkan ROE perusahaan.

  • Laba per saham (EPS):

Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus berikut (laba bersih – dividen per saham preferen)/jumlah rata-rata saham yang beredar. Jika perusahaan membeli kembali saham, mereka secara langsung akan mengurangi jumlah saham yang beredar dan meningkatkan EPS perusahaan.

Manfaat Pembelian Kembali Saham Bagi Pemegang Saham

Pembelian kembali saham adalah strategi pengelolaan modal yang sering dilihat sebagai keuntungan atau penghargaan bagi pemegang saham. Namun, meski investor jelas mendapat keuntungan dari dividen, manfaat pengambilalihan tidak langsung dirasakan oleh pemegang saham.

Mengurangi jumlah saham yang beredar pada akhirnya akan membantu meningkatkan harga saham. Perusahaan kemudian berkewajiban mengembalikan uang kepada pemegang saham dan juga memberi mereka kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari investasi mereka.

Ini adalah jenis-jenis pembelian kembali saham yang perlu kawan-kawan Jobnas ketahui. Singkatnya begini, pembelian kembali saham adalah tindakan yang perlu dilakukan perusahaan untuk menghindari risiko kerugian besar.

Selain dari resiko tersebut, pengambilalihan ini juga dapat menguntungkan pemegang saham dan investor. Jadi tidak selamanya, perusahaan yang melakukan pengambilalihan merugi.

Baca juga: 4 Metode Menghindari Ostrich Effect saat Berinvestasi

Jika kawan-kawan Jobnas ingin lebih banyak lagi tahu informasi lebih lanjut tentang dunia investasi, kalian dapat berlangganan di blog Jobnas dengan mengklik kotak di pojok kanan atas.

Setelah registrasi berhasil, kalian akan menerima notifikasi berita dan tips terbaru dan langsung dikirimkan di inbox kalian. pendaftarannya Gratis, tanpa dipungut biaya!

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com - Bagi investor pemula, reksa dana syariah sangat populer. Pasalnya, kalian tidak membutuhkan banyak modal untuk bisa berinvestasi. Tren syariah yang semakin ramai diperbincangkan juga terdapat pada jenis investasi reksa dana.

Reksa dana syriah saat ini menjadi salah satu pilihan investasi yang paling populer di kalangan milenial, namun kini sudah banyak jenis Reksa Dana Syariah yang bisa kalian pilih untuk berinvestasi.

Makin penasaran dengan reksa dana syariah? Baca penjelasan Jobnas di bawah ini.

Apa itu Investasi Reksa Dana Syariah?

Reksa dana syariah dan reksa dana biasa sangat dekat dengan hal yang sama. Namun pada kategori ini hanya berinvestasi pada instrumen keuangan yang menganut prinsip syariah. Dalam fatwa nomor /20/DSN-MUI/IV/2001, terdapat panduan berinvestasi reksa dana syariah.

Oleh karena itu, jenis investasi ini memang terbukti legal dan sesuai dengan prinsip syariah. Investsi reksa dana syariah merupakan salah satu dana investasi kolektif yang dikelola oleh manajer investasi.

Namun, manajer investasi di sini hanya menginvestasikan dana kelolaannya pada efek syariah. Misalnya, saham syariah, sukuk atau instrumen syariah lainnya, baik dalam maupun luar negeri.

Apa Keuntungannya?

Keunggulan reksa dana syariah yang pertama adalah biayanya yang cukup terjangkau. Inilah mengapa jenis investasi ini tetap menjadi pilihan utama bagi mereka yang sedang belajar cara berinvestasi. Yaitu, harga yang pantas.

Biaya minimum untuk melakukan investasi ini adalah Rp 100.000. Jumlahnya pasti sangat bersahabat bukan? Setelah mengetahui implikasinya, pelajari dulu kelebihannya dibanding instrumen investasi lainnya.

Baca juga: Computer Vision Syndrome, Akibat Sering Menatap Layar Berjam-jam

Kemudahan Basis Investasi

Selain itu, bentuk investasi ini juga cukup hemat waktu karena manajer investasi akan mengawasi seluruh kegiatan investasi.

Selain biaya yang terjangkau, keunggulan reksa dana syariah lainnya adalah kemudahan dalam berinvestasi. Investor tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk melakukan analisis mendalam karena semuanya akan diurus oleh Direktur Investasi.

Jenis yang Perlu kalian Ketahui

Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 19/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Penagihan Reksa Dana Syariah, terdapat beberapa jenis Reksa Dana Syariah yang dapat digunakan untuk tujuan investasi.

Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Terlindungi

Selain itu, investasi juga dapat dilakukan hingga 30% dari nilai aset bersih berupa saham syariah atau sukuk yang diperdagangkan di bursa luar negeri. Jenis reksa dana ini menginvestasikan minimal 70% dari nilai aset bersihnya sebagai efek pendapatan tetap yang sesuai syariah.

2. Berbagi Syariah

Pada investor jenis ini, investor hanya dapat menginvestasikan paling sedikit 80% dari nilai aktiva bersih dalam bentuk efek ekuitas syariah.

3. Penjamin

Pada reksa dana jenis ini, jaminan atas nilai investasi awal akan diberikan oleh mekanisme pengelolaan portofolio pada saat jatuh tempo. Penjamin emisi sendiri bukanlah manajer investasi melainkan melalui pihak ketiga seperti bank, perusahaan asuransi, dll.

4. Pasar Uang

Surat berharga syariah harus bersifat pendapatan tetap yang diterbitkan dengan jangka waktu tidak lebih dari satu tahun atau memiliki sisa jatuh tempo tidak lebih dari satu tahun. Reksa dana pasar uang syariah adalah reksa dana yang hanya berinvestasi pada instrumen pasar uang syariah domestik.

5. Berdasarkan Sukuk

Setelah itu, surat berharga syariah komersial dengan jangka waktu 1 tahun atau lebih dan masuk kategori worth it juga dapat digunakan untuk investasi.

Investasi yang dilakukan dalam reksa dana jenis ini harus mewakili setidaknya 85% dari kekayaan bersih dalam beberapa bentuk sukuk. Misalnya, sukuk ditawarkan untuk dijual di Indonesia melalui penawaran umum Surat Berharga Syariah Negara.

6. Campuran

Jenis reksa dana ini berinvestasi pada efek ekuitas, efek pendapatan tetap, atau instrumen pasar uang domestik lainnya.

Namun, nilai setiap investasi tidak boleh melebihi 79% dari Nilai Aktiva Bersih. Portofolio juga harus mencakup ekuitas yang sesuai dengan syariah dan sekuritas pendapatan tetap.

7. Dana Pertukaran Syariah (ETF Syariah)

Jenis reksa dana yang terakhir adalah Sharia Exchange Traded Fund atau ETF Syariah. Investasi reksa dana ini berbentuk KIK yang sahamnya diperdagangkan di bursa.

8. Pendapatan Tetap

Investasi dalam kategori ini harus mewakili sekurang-kurangnya 80% dari kekayaan bersih dalam bentuk surat berharga Syariah pendapatan tetap.

9. Berdasarkan Judul Syariah Asing

Dalam jenis reksa dana ini, investor harus menginvestasikan setidaknya 51% dari kekayaan bersih mereka di sekuritas syariah asing. Namun, surat berharga asing syariah ini juga harus diterbitkan oleh penerbit daftar surat berharga syariah.

10. Indeks

Bobot masing-masing sekuritas syariah pada reksa dana jenis ini berkisar antara 80 hingga 120% dari bobot masing-masing sekuritas syariah dalam benchmark. Kategori ini mengharuskan investor untuk menginvestasikan setidaknya 80% dari kekayaan bersih mereka pada sekuritas yang merupakan bagian dari indeks Islam.

Likuiditas yang Terjamin

Memang, pencairan dana investasi bisa dilakukan kapan saja. Selain itu, investor juga akan mendapatkan laporan berkala dan dapat mengetahui hasil investasinya setiap saat. Menariknya, investasi ini juga minim risiko karena dana yang terkumpul akan diinvestasikan di berbagai sekuritas.

Berinvestasi dalam reksa dana juga memudahkan investor untuk membawa uang tunai. Oleh karena itu, risikonya tidak terkonsentrasi pada satu jenis efek saja.

Jaminan Legitimasi dan Kepatuhan Syariah

Jenis investasi ini juga sepenuhnya sesuai dengan prinsip syariah. Pasalnya, setiap transaksi investasi selalu dipantau oleh Dewan Pengawas Syariah.

Selain itu, setiap reksa dana juga dikelola oleh manajer investasi yang terjamin karena telah mendapatkan izin dari OJK. Keunggulan terakhir adalah legitimasi yang terjamin karena diawasi oleh OJK.

Baca juga: Perbedaan Reksa Dana vs Saham

Begitulah paparan tentang reksa dana syariah dari pengertian, manfaat dan jenisnya. Semoga saja informasi di atas dapat bermanfaat dan membuat kalian semakin percaya diri untuk mulai berinvestasi di reksa dana jenis ini.

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com - Seringkali banyak orang yang tidak menyadari beberapa kesalahan yang sering dilakukan ketika sedang Mengatur Keuangan pribadi. Mungkin, hal-hal kecil yang dilakukan tidak terlihat seperti suatu hal yang berbahaya. Namun jangan salah, dampak yang akan muncul bisa merugikanmu di kemudian hari, lho. Lalu, apa kira-kira kesalahan yang lumrah dilakukan saat merencanakan budget untuk diri sendiri?

Yuk, simak selengkapnya dalam artikel Jobnas.com berikut ini.
1. Tidak Menabung untuk Dana Darurat
Kesalahan umum yang biasa dilakukan ketika mengatur keuangan pribadi adalah tidak menabung untuk dana darurat, seperti dilansir dari Forbes. Pada umumnya, seorang individu cenderung tidak menghiraukan pentingnya tabungan darurat. Mereka justru memilih untuk menyediakan biaya pengeluaran bulanan sebagai sebuah prioritas. 

Sayangnya, hal tersebut cukup berbahaya untuk keamanan finansial. Mengapa demikian? Karena risiko sakit dan hal yang tak terduga bisa saja terjadi. Karena dana darurat tidak tersedia, kita terpaksa untuk merogoh biaya bulanan dan hidup dari sisa gaji untuk sebulan ke depan. Agar terhindar dari permasalahan ini, sebaiknya tabungan dana darurat dijadikan prioritas ketika hendak mengatur keuangan pribadi. 

Baca Juga : Mau tau Cara Jualan di Tiktok? Berikut 6 Strategi Marketing yang Efektif Jangkau Pelanggan Tiktok
2. Menebak Jumlah Pengeluaran
Permasalahan menebak jumlah psetiaengeluaran tidak akan jadi permasalahan apabila kamu adalah seseorang yang menerapkan literasi keuangan setiap harinya. Namun, masih banyak orang yang menerka total pengeluaran mereka untuk kurun waktu satu bulan. Dampaknya akan sangat buruk untuk kestabilan keuangan pribadi mereka, jika hal ini terus berlanjut.

Sebaiknya kalian mulai menghitung total pengeluaran selama satu bulan untuk menangani masalah ini. Pikirkan biaya yang akan kalian keluarkan untuk keperluan penting seperti harga sewa kamar kos, biaya makan per harinya, hingga total pengeluaran untuk bensin kendaraan.
3. Tidak Melacak Pengeluaran
Tidak melacak pengeluaran sehari-hari merupakan  kesalahan yang umumnya kita lakukan saat mengatur keuangan pribadi. Menurut sebagian ahli, kamu berisiko untuk mengeluarkan uang dengan berlebihan dan menghabiskan seluruh anggaran sebelum waktunya, jika kamu tidak melacak pengeluaran. Hal ini tentu akan memiliki implikasi pada risiko yang lebih besar, seperti meminjam uang dan wajib membayar utang. Yang terpenting, saat kamu tidak tahu jumlah uang yang telah dibelanjakan, maka kalian harus bersiap-bersiap untuk menghadapi risiko kerugian yang jauh lebih besar.
4. Menghitung Anggaran Secara Terpisah
Pastikan anggaran yang dibentuk sudah kalian rundingkan bersama pasangan, apabila sudah berpasangan. Untuk mengelolanya, kamu dan pasangan harus secara terbuka mendiskusikan keadaan finansial dan bagaimana strategi terbaik. Hal ini dikarenakan kerjasama akan mencegah kalian dari risiko pengeluaran berlebihan dan tetap berpegang teguh pada anggaran keuangan bersama.

Baca Juga : Kenali Digital Gold Currency dan Kelebihannya di Dunia investasi
5. Tidak Menyediakan Dana untuk Rekreasi
Tidak menyediakan dana untuk rekreasi merupakan kesalahan lainnya yang sering terjadi. Padahal dikutip dari Kasasa, dana ini mesti disediakan agar kalian tidak perlu lagi mengambil uang dari tabungan untuk keperluan berlibur.
6. Melupakan Pengeluaran untuk Pajak
Kecenderungan melupakan total pengeluaran untuk kewajiban bayar pajak merupakan hal terakhir yang sering terjadi  saat mengatur keuangan pribadi. Banyak orang tidak menyadari dan kerap melupakan untuk menghitung jumlah biaya yang akan dikeluarkan untuk bayar pajak setiap bulannya.

Oleh karena itu, hal-hal yang akan dikenakan pajak sebaiknya mulai di perhatikan mulai dari sekarang. Jangan lupa untuk memperkirakan total pajak tahunan kendaraan dan penghasilan. Kamu bisa menyisihkan uang sebagai tabungan membayar pajak untuk mengantisipasinya.

Baca Juga : Apa itu Inflasi? Berikut Penjelasan Lengkap beserta 4 Penyebab Terjadinya Inflasi

Itulah deskripsi dari Jobnas.com mengenai enam kesalahan yang sering kita lakukan saat sedang mengatur keuangan pribadi. Agar kondisi finansial tetap stabil, sebaiknya kamu wajib menghindari kekeliruan di atas dan lebih teliti ketika hendak membuat anggaran pribadi.