Jobnas
Menu CV Maker Menu

investasi

Iwan Bisa Iwan Bisa
4 bulan yang lalu

Jobnas.com - Sebelum anda mulai mencoba berinvestasi, ada baiknya anda mengetahui terlebih dahulu beberapa istilah pasar saham yang paling sering disebutkan. Pemecahan saham merupakan istilah dalam dunia perdagangan saham yang perlu dipahami, terutama jika anda tertarik untuk menjajal suatu investasi.

Salah satu istilah yang perlu dipahami adalah Stock Split. Kegiatan ini sendiri biasanya dilakukan oleh emiten yang ingin sahamnya lebih banyak dilirik investor. Lantas apa itu stock split dan mengapa bisa menyebabkan investor membeli saham emiten? Yuk, cari tahu jawabannya dari penjelasan Jobnas yang akan dibahas secara tuntas di bawah ini.

Apa Itu Pemecahan Saham?

Stock split adalah kegiatan yang dilakukan oleh emiten, seperti korporasi, yang membagi sahamnya menjadi banyak saham baru. Jadi, secara sederhana, stock split adalah pembagian nilai saham menjadi nilai nominal yang lebih kecil.

Hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang sudah go public dan tercatat di Bursa Efek Jakarta. Namun, sebelum mulai melakukan stock split, perseroan terlebih dahulu harus mendapatkan izin dari pemegang saham dalam rapat pemegang saham. Setelah disetujui, pemecahan saham dapat segera dilaksanakan.

Salah satu tujuan stock split adalah untuk menurunkan harga saham. Alhasil, investor dapat membelinya dengan harga yang lebih terjangkau dan dapat meningkatkan likuiditas saham tersebut. Misalnya, sebuah perusahaan memegang saham dengan harga Rp 20.000 per saham. Untuk menarik lebih banyak investor untuk membeli saham mereka, mereka melakukan pemecahan saham.

Kemudian perusahaan melakukan 1: 5 sehingga harganya turun menjadi hanya Rp 4.000 per saham. Harga saham yang semakin terjangkau tentunya akan menarik investor untuk membelinya. Alasannya, investor pada dasarnya lebih tertarik untuk membeli saham dengan harga lebih murah.

Tujuan Melakukannya Stock Split

Seperti yang dijelaskan di atas, pemecahan saham memiliki banyak tujuan. Salah satu tujuan utama pemecahan saham adalah untuk membantu investor kecil membeli saham mereka. Ketika harga saham terlalu mahal, tentunya investor kecil akan kesulitan untuk membelinya. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk menurunkan harga.

Dengan membagi saham, maka harga akan lebih masuk akal, sehingga memudahkan investor untuk segera membeli. Kemudian tujuan lain dari pemecahan saham adalah untuk meningkatkan likuiditas perusahaan. Karena harga saham menjadi lebih masuk akal dan lebih banyak investor membelinya, akan ada lebih banyak saham di pasar.

Hal ini akan berdampak positif terhadap likuiditas transaksi di pasar saham guna memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.

Keuntungan dan Kerugian yang Akan Didapatkan

Pemecahan saham juga memiliki pro dan kontra yang perlu dipahami sebelum melakukannya. Pasalnya, tidak semua emiten yang melakukan stock split selalu berhasil, karena harga saham yang terlalu murah juga tidak baik.

Hal ini dapat menyebabkan emiten dikeluarkan dari bursa. Jadi sebenarnya ada pro dan kontra untuk pemecahan saham. Berikut di bawah ini adalah penjelasan lengkapnya.

Keuntungan Pemecahan Saham
  1. Meningkatkan likuiditas

Jika harga saham naik secara signifikan, hal ini tentu saja akan mengurangi volume perdagangan saham tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya strategi alokasi saham untuk meningkatkan likuiditas. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pemecahan saham karena nilai saham akan turun sehingga dapat dengan mudah menambah likuiditas.

  • Dapat Meningkatkan Harga Saham

Selain berpotensi meningkatkan likuiditas, ternyata melakukan stock split juga dapat meningkatkan harga rata-rata saham yang dimiliki suatu perusahaan. Sebuah studi Nasdaq menemukan bahwa perusahaan yang melakukan pemecahan saham dapat meningkatkan harga sahamnya rata-rata sebesar 2,5%. Kerugian pemecahan saham

  • Dapat Meningkatkan Volatilitas

Volatilitas adalah jarak antara saham tinggi dan rendah. Hal ini dapat terjadi ketika perusahaan melakukan stock split karena akan mempengaruhi harga saham di pasar modal. Banyak investor memiliki kemampuan untuk membeli saham saat harganya masih terjangkau. Hal ini akan meningkatkan volatilitas saham dan menyebabkan volatilitas harga saham.

  • Pemecahan Saham tidak Selalu Meningkatkan Harga Saham

Kelemahan selanjutnya dari pemecahan saham adalah harga saham tidak selalu naik. Jadi, selalu ada kemungkinan besar harga saham masih murah dan tidak naik. Telah disebutkan di atas bahwa salah satu tujuan stock split adalah untuk meningkatkan harga saham dalam jangka panjang. Sayangnya, jika harga saham yang telah dipecah tidak kunjung naik, ada risiko saham perusahaan tersebut akan delisting dari BEI (Bursa Efek Indonesia).

Mungkin itu dulu dari saya mengenai penjelasan stock split yang bisa Jobnas hadiahkan buat anda. Semoga informasi di atas dapat menambah pengetahuan anda dalam bidang investasi saham. Ayo, mulailah dari sekarang!

Ghufron Writer Ghufron Writer
10 bulan yang lalu

Jobnas.com - Untuk mendapatkan passive income yang stabil, investasi low risk dapat menjadi alternatif pilihan para investor di tahun 2023. Hal ini disebabkan karena jenis investasi yang satu ini mempunyai risiko kegagalan yang relatif kecil. Bahkan, hampir pasti sang investor akan menerima sejumlah imbalan.

Lantas, apa sih sebenarnya investasi low risk itu? Apa saja jenis-jenisnya? Yuk, pelajari selengkapnya di artikel Jobnas.com berikut ini.

Apa itu Investasi Low Risk ?

Menurut Davemanuel, secara definitif, investasi low risk merupakan sebuah prinsip di mana hanya terdapat risiko kecil bagi para investor untuk kehilangan sebagian atau seluruh uangnya.

Baca Juga: Sebelum Mulai Investasi Pahami Dulu 5 Perbedaan Reksa Dana Syariah dan Konvensional

Dalam mengatasi fluktuasi di pasar, membangun portofolio investasi yang memiliki setidaknya beberapa aset berisiko rendah dapat berguna dalam membantu investor, khususnya di tengah kondisi yang serba tidak pasti.

Meski begitu, kemungkinan investor untuk mendapatkan keuntungan juga akan ikut menurun dengan menurunkan kecenderungan risiko, apalagi dalam investasi jangka panjang. 

Hal tersebut mungkin akan berguna jika tujuan investor adalah untuk menjaga modal dan mempertahankan aliran pendapatan bunga yang stabil. Namun, mereka harus mempertimbangkan strategi investasi yang sesuai untuk tujuan jangka panjang,  apabila investor mengharapkan pertumbuhan secara finansial.

Rekomendasi Investasi Low Risk Terbaik

Hal yang tak boleh dilupakan adalah bahwa meskipun investasi low risk bisa mengurangi risiko kerugian dalam skala yang besar, tidak ada yang namanya investasi tanpa risiko. Ketika risiko kerugian benar-benar terjadi, investasi bukanlah sebuah rekening bank yang dapat digantikan nilainya. 

Kamu bisa sewaktu-waktu kehilangan modal yang banyak dalam dunia investasi. Nah, berikut ini adalah rekomendasi jenis-jenis instrumen investasi berisiko rendah yang dapat menjadi pilihan untukmu.

1. Saham Preferen

Menurut Forbes, saham preferen mempunyai risiko yang rendah, tetapi berpotensi untuk menghadirkan dana pengembalian yang cukup besar. Di samping dividen, kamu mungkin dapat merasakan pertumbuhan investasi yang cepat melalui pembelian kembali. 

Akhir-akhir ini, banyak perusahaan yang telah membeli kembali saham preferen, biasanya dengan harga yang sedikit lebih tinggi daripada harga jualnya. Pasalnya, saham preferen membayar dividen yang lebih tinggi , dan oleh karena itu , ia menjadi beban perusahaan yang lebih mahal daripada hutang.

2. Saham Perusahaan Utilitas

Menurut Moneycrashers, saham dari perusahaan utilitas memiliki nilai yang sama dengan saham preferen.

Melihat tren finansial dan investasi, nilai saham utilitas cenderung relatif stabil melihat aspek harga, dan diperkirakan akan menghasilkan dividen sekitar 2% hingga 3% di atas instrumen lain. 

Baca Juga: SEO Audit, Optimalkan Kinerja Website di Halaman Pencarian

Melalui situs broker online, jenis saham satu ini juga mudah untuk diakses dan dapat dibeli.

3. Obligasi Perusahaan

Obligasi dari perusahaan merupakan investasi low risk berikutnya yang dapat menjadi pilihan. Investor dapat memilih obligasi yang jatuh tempo dalam beberapa tahun mendatang untuk memitigasi risiko suku bunga. 

Obligasi sendiri memiliki jangka waktu tempo yang panjang dan lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga.  Dengan demikian, investor dapat memilih obligasi berkualitas tinggi dari perusahaan terkemuka untuk menurunkan risiko gagal bayar, atau membeli dana yang diinvestasikan pada obligasi tersebut.

4. Sertifikat Deposito

Dikutip dari Bankrate, jika mereka membiarkan seritifikat tetap utuh hingga jangka waktu tersebut berakhir,perbankan wajib membayar sejumlah bunga kepada pemilik sertifikat deposito selama jangka waktu tertentu.

Beberapa rekening tabungan membayar tingkat bunga yang lebih tinggi daripada beberapa sertifikat deposito, tapi yang disebut rekening dengan hasil tinggi mungkin memerlukan setoran yang besar. Karena tingkat risiko yang cukup rendah, instrumen ini merupakan salah satu instrumen investasi low risk yang paling dicari investor.

Nah, demikianlah penjelasan Jobnas.com mengenai serba-serbi investasi low risk dan jenis-jenis instrumennya yang bisa menjadi pilihan untukmu. Hal yang perlu kamu ingat adalah bahwa , tingkat risiko sebuah investasi akan memengaruhi jumlah dana pengembalian yang akan diterima.

Baca Juga: Antara Bullet Journalling atau Digital Journalling, Tentukan Pilihanmu!

Meski begitu, masih terdapat beberapa investasi berisiko rendah yang cukup menjanjikan. Yang perlu kamu lakukan adalah untuk mengatur strategi sesuai kebutuhan.

Ghufron Writer Ghufron Writer
10 bulan yang lalu

Jobnas.com-Seiring berjalannya waktu, banyak yang menganggap bahwa investasi tanah menjadi instrumen yang menjanjikan karena kelangkaannya. Tentu anggapan seperti itu tidak berangkat dari ruang kosong. Sebab, menurut Kompas, harga tanah paling murah di daerah Jakarta Barat, misalnya, pada tahun 2015 mencapai Rp15 juta per meter persegi.

Sementara di 2022, menurut Onlist rata-rata harga tanah di daerah DKI Jakarta mencapai Rp24 juta per meter persegi. Dari dua data ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa  harga tanah meningkat hampir sebesar Rp10 juta hanya dalam jangka 7 tahun.

Meski demikian, jika ingin melakukan investasi ini, terdapat beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan. Di artikel ini Jobnas.com akan memberikan beberapa informasi yang penting kamu ketahui sebelum berinvestasi tanah. Yuk, simak selengkapnya berikut ini!

Pertimbangan Melakukan Investasi Tanah

Dikutip dari Investopedia, membeli tanah sebagai instrumen investasi dapat menjadi sesuatu yang berisiko. Sebab hal ini dikarenakan tanah yang kamu miliki belum tentu bisa menghasilkan pendapatan atau keuntungan modal ketika dijual.

Baca Juga: Pentingnya Pengembangan Pelanggan dalam Strategi Perencanaan Bisnis

Lebih dari itu, berinvestasi di tanah juga mengharuskanmu untuk selalu memerhatikan beragam isu yang dapat muncul, terutama seputar legalitasnya. Dari sinilah kamu perlu tahu tujuanmu berinvestasi dengan jelas dan bisa mengetahui berbagai jenis tanah yang tersedia sebagai produk investasimu.

Selain itu Investopedia juga memberikan beberapa jenis lahan yang menjadi produk investasi tersebut seperti tanah pertanian, tanah komersial, tanah residensial, tanah perkebunan, tanah rekreasional, tanah pertambangan

Misalkan, kamu membeli tanah untuk perkembangan residensial. Kamu perlu untuk memastikan tanah tersebut memiliki izin-izin yang diperlukan. Contoh lainnya, kamu membeli tanah untuk dikembangkan menjadi lahan komersial. Pastikan bahwa konversi lahan bisa dijalankan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Kemudian, jika kamu ingin membeli tanah untuk pertanian, perkebunan, atau rekreasional, cek kembali dokumen dan izin-izinnya.

Beberapa Faktor yang Perlu Diperhatikan

Harga tanah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, lho. Berikut ini merupakan beberapa faktor yang disarankan oleh Home Loan Experts sebelum memutuskan untuk investasi tanah: 

Lokasi dan zona: lokasi tanah yang berada di dekat kota besar atau pusat daerah relatif lebih mudah untuk dijual. Apresiasi harganya pun cepat meningkat. Karena ada beberapa halangan yang berlaku,  zona juga sangat penting untuk diperhatikan. Misalkan, kamu tidak dibolehkan untuk membangun mall di zona residensial.

Ukuran dan bentuk: Tentu saja tanah dengan ukuran besar cenderung lebih lama terjual. Lebih dari itu, apabila bentuk tanah miring atau bahkan memiliki jurang atau tebing, hal tersebut membuat lahannya sulit dikembangkan. Dengan demikian, hal tersebut membuat apresiasi harga tanahnya menjadi lebih lama.

Infrastruktur: Infrastruktur yang dimaksud seperti berkaitan dengan akses jalan dan ketersediaan fasilitas publik seperti air dan listrik. Karena, harga tanah akan sulit terapresiasi, apabila ia memiliki aksesibilitas buruk dengan fasilitas publik yang jelek. Oleh karena itu, kamu perlu memastikan lahannya memiliki selokan, air, atau septic tank apabila a kamu ingin membangun properti di tanah yang diinvestasikan.

Kondisi Finansial: Perlu diperhatikan jika kamu ingin menjual tanah untuk mendapatkan keuntungan dengan cepat,  tanah bukanlah investasi yang baik. Lebih dari itu, jika kamu ingin mengembangkan tanah pun, ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan. Kamu juga harus siap untuk membayar pajak tambahan tanpa ada cash flow yang masuk dari tanah tersebut.

Baca Juga: SEO Audit, Optimalkan Kinerja Website di Halaman Pencarian

Sejarah Properti: Tanah yang tergolong murah di pusat daerah mungkin terdengar menggiurkan. Meski demikian, kamu harus mencari tahu alasan dari harga murah tersebut. Seperti, mungkin saja tanah tersebut merupakan bekas pembuangan sampah di masa lalu, kemudian baru dibersihkan beberapa bulan atau tahun yang lalu. Sehingga, ada risiko tanah tersebut masih terkontaminasi dari sampah-sampah dulu, yang membuat kualitasnya menjadi jelek.

Kelebihan dan Kekurangan Investasi Tanah

Dikutip dari APXN Property dan Housing, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan investasi tanah sebagaimana berikut:

1. Kelebihan

-Tidak ada biaya perawatan.

-Harga tanah yang lebih cepat naik dibandingkan tipe properti lainnya.

-Tidak ada jarak antara pembelian dan kepemilikan.

-Suplai terbatas namun permintaan yang terus ada. Sehingga, membuatnya menjadi sangat berharga.

2. Kekurangan

-Bank hanya memberi pinjaman untuk membeli tanah jika kamu berencana untuk membangun properti di atasnya.

-Aset yang berisiko karena mudah diserobot pihak tidak bertanggung jawab atau diperoleh secara paksa oleh pemerintah.

-Tidak mendapat tax benefit ketika membeli sebidang tanah untuk investasi.

-Investasi yang tergolong besar dan sulit diuangkan dengan cepat.

Cara Melakukan Investasi Tanah

Kamu sudah mengetahui tentang kelebihan dan kekurangan dari investasi tanah, kini saatnya kamu perlu memahami beberapa cara melakukan investasi tanah jika kamu masih memiliki komitmen untuk melakukannya. Dilansir dari Home Loan Experts, berikut beberapa langkahnya: 

1. Tetap Dipegang

Kamu bisa berinvestasi di tanah cukup dengan memegang lalu “membiarkannya”. Kamu bisa menjualnya ke pihak pengembang, ketika harga tanah sudah meningkat.

Baca Juga: Mulai Saat Ini Marilah Berkenalan dengan Hedge Fund; Investasi yang Paling Diminati

Meski demikian, kamu perlu melakukan timing. Sebab, timing sangatlah penting. Hal ini karena kenaikan harga tanah begitu lambat dibandingkan instrumen investasi lainnya.

2. Meminta Pengembang untuk Mengelola Tanah

Kamu bisa membeli tanah dan meminta pengembang untuk mengelolanya. Sebab,  harga lahan bisa meningkat bagi pengembang dengan mengubah izin perubahan penggunaan tanah secara hukum. Seperti, untuk kegunaan residensial, kamu membeli lahan di sektor komersial. Kemudian, secara hukum kamu mengubah tanah tersebut menjadi komersial. Setelah izin diubah, kamu bisa menjual tanah tersebut ke pengembang.

3. Menyewakannya

Tanah kosong yang kamu beli untuk kepentingan investasi juga bisa disewakan. Seperti, tanah kosongmu bisa dibuat menjadi lahan parkir dan disewakan ke bisnis terdekat. Dengan demikian, kamu bisa mendapat pemasukan tambahan dari investasi tanahmu selain saat menjualnya di kemudian hari.

4. Membangun Properti

Membangun properti di atas tanah investasimu merupakan cara lain yang bisa dilakukan. Kamu pun dapat menjualnya dengan harga tinggi di kemudian hari dengan mengembangkan lahanmu sendiri. 

Baca Juga: Aplikasi Pluang, Review Aplikasi Investasi, Kelebihan dan Kekurangan

Itulah beberapa penjelasan Jobnas.com mengenai investasi tanah  yang perlu kamu ketahui jika bertekad untuk melakukan investasi dengan membeli tanah. Kamu bisa membaca seputar investasi lainnya melalui artikel Jobnas.com yang lain, lho.

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com - Perusahaan biasanya membeli kembali saham yang sudah terlanjur terjual. karena saham tersebut tidak bernilai banyak. Di sini kita akan memahami apa yang disebut dengan buyback sebelum perusahaan membeli kembali saham. Seperti yang dijelaskan tadi mengeni alsannya, ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan sebelum  menarik  saham yang sudah dijual di pasar.

Berikut ini beberapa alasan dan pertimbangan yang harus diperhatikan perusahaan sebelum melakukan pembelian kembali saham.

Definisi Konkrit Buyback

Telah diketahui bersama tidak semua saham yang ada di pasaran memiliki nilai yang banyak. Terkadang ada yang dianggap tidak menguntungkan bagi investor, masalah ini bisa muncul karena sejumlah alasan.

Yang jelas, jika perusahaan berniat untuk melanjutkan pasar, mereka akan menerima risiko kerugian besar, untuk mengatasi mslah seperti ini perusahaan dapat membeli kembali saham yang telah mereka jual di pasar.

Istilahnya sering dikenal dengan share Buyback. Yaitu, pembelian kembali saham mengenai metode transaksinya adalah perusahaan akan membeli kembali secara langsung sejumlah saham yang telah ditempatkan di pasar.

Tindakan ini akan mengurangi jumlah saham yang beredar, meningkatkan permintaan dengan harga yang jauh lebih rendah. Namun, perusahaan dapat membeli kembali bukan hanya karena harga sahamnya buruk.

Seringkali, perusahaan akan membeli kembali karena alasan lain, seperti mengirim pesan ke pasar bahwa harga saham mereka cenderung naik. Mereka juga dapat melakukannya untuk meningkatkan metrik keuangan yang dinyatakan dengan jumlah saham yang beredar.

Di sisi lain, inisiatif pembelian kembali dapat mencegah jatuhnya harga saham atau hanya karena perusahaan ingin meningkatkan ekuitasnya sendiri.

Metodologi Sebuah Perusahaan Berbagi Pembelian Kembali

Ada dua metode yang sering dipakai oleh perusahaan ketika hendak membeli kembali saham mereka sendiri.

Apakah kalian ingin mengetahuinya? Ayo, dengarkan ini!

1. Penawaran (Tender Offer)

Perusahaan dapat membeli kembali dengan menawarkan saham kepada pemegang saham dengan harga tertentu. Kisaran harga biasanya akan ditentukan oleh perusahaan, dan harga yang dikutip hampir selalu lebih mahal dari harga pasar.

Bagi pemegang saham yang ingin mengikuti proses tersebut, dapat mengajukan diri dan jumlah saham yang ingin dijual berdasarkan harga yang diharapkan.

Pada saat pengambilalihan, perseroan akan membeli saham sesuai dengan jumlah yang direncanakan. Jika jumlah saham yang ditawarkan untuk dijual oleh publik dan investor lebih besar dari jumlah yang diminta, perusahaan biasanya akan mengalah dan lebih memilih untuk membeli saham tersebut dengan harga yang lebih rendah.

2. Pasar Terbuka (Open Market)

Metode selanjutnya yang sering dipakai dan dilakukan oleh banyak perusahaan adalah membeli saham di pasar terbuka dengan harga yang telah disesuaikan pasar. Dengan membeli di pasar terbuka, sebenarnya perusahaan memiliki resiko kerugian yang kecil.

Perusahaan seringkali memiliki kesempatan untuk mendapatkan harga yang tinggi. Kenapa begitu? Rumor dan pengumuman pembelian kembali saham seringkali akan menggandakan permintaan di pasar. Hal ini secara tidak langsung meningkatkan nilai saham dan harganya juga naik.

Alasan-alasan Perusahaan Sebelum Melakukan Pembelian Kembali Saham

Seperti yang dijelaskan Jobnas di atas, pembelian kembali saham sering dilakukan oleh banyak perusahaan karena harganya yang tidak terlalu bernilai.

Namun, ada faktor lain yang harus diperhatikan sebelum melepas saham yang telah mereka jual ke pasar.

Berikut beberapa alasan dan pertimbangan bagi perusahaan sebelum membeli kembali saham.

1. Anti Pengenceran dan Peningkatan Properti

Dari waktu ke waktu, perusahaan cenderung merilis varietas baru. Misalnya, melalui peningkatan modal atau pelaksanaan opsi yang menunjukkan saham terdilusi. Dengan membeli kembali sahamnya, perusahaan dapat mengurangi dampak dilusi saham.

Mereka juga dapat mengurangi jumlah saham yang beredar dan meningkatkan tingkat kepemilikan manajemen dalam perusahaan. Pada hakekatnya, akuisisi dapat menjadi solusi atas masalah kepemilikan pemegang saham dan dilusi modal yang dapat merugikan bisnis.

2. Meningkatkan Indikator Keuangan

Meskipun meningkatkan rasio perusahaan bukan satu-satunya alasan untuk membeli kembali saham, hal itu seringkali merupakan efek samping yang menarik dari transaksi tersebut.

Mengurangi jumlah saham yang beredar dapat memberikan efek positif pada berbagai rasio yang diperhatikan pasar dengan cermat, tetapi rasio mana yang disukai perusahaan?

Berikut penjelasannya:

  • Pengembalian Aset (ROA):

ROA dihitung dengan membagi laba bersih perusahaan dengan total asetnya. Penurunan ekuitas secara langsung mengikis total aset perusahaan, yang berdampak positif secara keseluruhan terhadap ROA.

  • Pengembalian Ekuitas (ROE):

Pengembalian ekuitas dinyatakan sebagai jumlah laba bersih yang dikembalikan sebagai persentase ekuitas. Oleh karena itu, jika laba perusahaan konstan, penurunan total ekuitas akan meningkatkan ROE perusahaan.

  • Laba per saham (EPS):

Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus berikut (laba bersih – dividen per saham preferen)/jumlah rata-rata saham yang beredar. Jika perusahaan membeli kembali saham, mereka secara langsung akan mengurangi jumlah saham yang beredar dan meningkatkan EPS perusahaan.

Manfaat Pembelian Kembali Saham Bagi Pemegang Saham

Pembelian kembali saham adalah strategi pengelolaan modal yang sering dilihat sebagai keuntungan atau penghargaan bagi pemegang saham. Namun, meski investor jelas mendapat keuntungan dari dividen, manfaat pengambilalihan tidak langsung dirasakan oleh pemegang saham.

Mengurangi jumlah saham yang beredar pada akhirnya akan membantu meningkatkan harga saham. Perusahaan kemudian berkewajiban mengembalikan uang kepada pemegang saham dan juga memberi mereka kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari investasi mereka.

Ini adalah jenis-jenis pembelian kembali saham yang perlu kawan-kawan Jobnas ketahui. Singkatnya begini, pembelian kembali saham adalah tindakan yang perlu dilakukan perusahaan untuk menghindari risiko kerugian besar.

Selain dari resiko tersebut, pengambilalihan ini juga dapat menguntungkan pemegang saham dan investor. Jadi tidak selamanya, perusahaan yang melakukan pengambilalihan merugi.

Baca juga: 4 Metode Menghindari Ostrich Effect saat Berinvestasi

Jika kawan-kawan Jobnas ingin lebih banyak lagi tahu informasi lebih lanjut tentang dunia investasi, kalian dapat berlangganan di blog Jobnas dengan mengklik kotak di pojok kanan atas.

Setelah registrasi berhasil, kalian akan menerima notifikasi berita dan tips terbaru dan langsung dikirimkan di inbox kalian. pendaftarannya Gratis, tanpa dipungut biaya!