Icon
Jobnas.com - Pada umumnya, banyak orang yang mengira bahwa desain icon atau ikon adalah hal yang mudah.
Namun sebenarnya, untuk membuat karya desain grafis ini, ada banyak komponen yang harus kamu perhatikan.
Untuk kamu yang inging terjun di dunia desain gratis, artikel ini bisa jadi tambahan refrensi, terutama dalam membuat Icon.
Simak selengkapnya pembahasan di bawah ini sampai habis.
Apa itu Icon?Pada dasarnya, icon adalah sebuah gambar sederhana. Namun, gambar ini dibalut dengan konteks kepentingan. Pada akhirnya, gabungan keduanya mengandung pesan tertentu yang ingin disampaikan.
Definisi ini dipertegas dengan paparan informasi dari Tech Term bahwa menurut mereka, icon merupakan sebuah representasi visual digital atas sesuatu. Misalnya, gambar kamera di HP-mu menunjukkan aplikasi kamera.
Dalam desain, logo yang dikreasikan juga bisa menjadi ikon. Salah satu contohnya adalah icon yang dipakai oleh Twitter.
Gayanya tak monoton. Ia punya berbagai macam style hingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Disadur dari Headway, style yang dimaksud antara lain:
• stroke atau garis
• filled atau terisi
• color atau berwarna
Ciri-ciri Icon yang BaikDalam membuat icon, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan, agar icon yang hasilkan berkualitas, yaitu dengan memperhatikan ciri-ciri icon yang baik.
Dirangkum dari Smashing Magazine, UX Collective, dan Market Splash, ciri-cirinya adalah sebagaimana berikut:
1. Terdiri dari bentuk besar yang diberi detailLayaknya unsur desain grafis lainnya, ikon juga terdiri dari bentuk-bentuk sederhana. Bentuk itu misalnya segitiga, persegi, dan elips.
Nantinya, bentuk ini akan dilengkapi detail-detail lainnya. Detail itu juga berupa bentuk-bentuk sederhana.
Namun, jangan berlebihan dalam menuliskan detail. Karena jika berlebihan, malah bisa menurunkan kualitas icon yang dihasilkan.
2. Detail tidak berlebihanCiri yang kedua ini berhubungan dengan penjelasan pada poin pertama, yakni dalam membuat icon hindari detail yang berlebihan.
Icon yang baik adalah icon yang sederhana tetapi memiliki pesan yang mendalam. Sebab, icon yang sederhana relatif lebih enak dilihat.
Ingat kembali pembahasan kita soal bentuk ikon. Desainnya dimulai dari gambaran besar, lalu diberi detail seperlunya saja.
3. KonsistenKadang kala, ikon dibuat dalam satu paket. Misalnya, paket media sosial yang berisi logo Twitter, TikTok, Instagram, Facebook, LinkedIn, dan lain-lain.
Nah, jika membuat paket seperti ini, kamu harus hati-hati. Konsistensi adalah kunci membuat icon karyamu tetap selaras dan penuh sinergi.
Seperti memastikan ukuran hingga kesatuan nilai estetik agar tetap konsisten. Nilai estetik yang dimaksud adalah seperti tebal garis, gaya ikon, dan lain sebagainya.
4. Mudah dikenaliCiri yang keempat adalah icon yang mudah dikenali. Contoh kecilnya semisal kamu membuat icon warung makan. Maka usahakan icon tersebut memiliki ciri khas yang membedakannya dengan icon warung makan yang lain.
5. SeimbangKarena icon pada dasarnya dibuat dari garis-garis, mak yang perlu diperhatikan adalah kesimbangannya antara garis satu dengan garis yang lain.
Simbang di sini sifatnya relatif. Kata orang bijak, seimbang tak selalu harus sama rata. Saat membuat ikon, kamu harus mengingat-ingat nasihat ini.
Dengan kata lain, jangan terpaku pada angka jarak. Sesuaikan saja sekiranya icon buatanmu tampak lebih baik.
6. BerkepribadianIcon adalah buah karya dengan gaya dan membawa pesan tertentu. Beragam gaya ini membuat desain ikon memiliki “kepribadian”nya sendiri.
Icon dengan kepribadian modern dan clean tentu terasa berbeda dengan icon yang berkepribadian shadow.
Namun, semuanya bersifat relatif. Bisa jadi baik menurut, tapi menurut orang lain tidak. Intinya sesuaikan saja dengan kebutuhanmu, yakni pesan apa yang ingin kamu sampaikan.
Nah, tak hanya desain, warna juga bisa memberikan ragam kepribadian sebuah icon. Ikon yang hitam-putih, punya warna bold, atau berwarna pastel memberikan kesan yang berbeda.
7. Selaras dengan merekSetelah kepribadian icon sudah dibangun, langkah selanjutnya adalah kamu mensinergikannya dengan tone of voice dari merekmu.
Jangan sampai, desain lainnya sudah konsisten, ikonmu malah tidak. Ini tentu bisa mengurangi brand experience audiensmu.
Semoga bermanfaat!