Jobnas
CV Maker

High Risk Investment

Ghufron Writer Ghufron Writer
8 bulan yang lalu

Jobnas.com-Dalam dunia investasi, high risk investment merupakan istilah yang kerap kali didengar selain low risk investment. Dalam memilih resiko investasi, masing-masing orang pasti memiliki kemampuan dan keinginan yang tidak sama. 

Kini saatnya, kamu perlu memahami jenis resiko dari investasi high risk agar bisa temukan produk investasi yang paling pas untukmu. Oleh karena itu, di artikel ini Jobnas.com telah merangkum beberapa hal terkait  high risk investment yang perlu kamu ketahui. Yuk, langsung saja simak selengkapnya!

Pengertian High Risk Investment

Menurut Investopedia, secara definitif high risk investment bisa dibilang sebagai investasi yang kemungkinannya lebih besar untuk mengalami kerugian. Bukan berarti dengan adanya resiko yang besar menjadi suatu investasi yang dihindari. 

Baca Juga: Yuk, Buat Slide Presentasi Lebih Menarik dengan Tips-Tips Berikut Ini!

Namun,  kamu memang perlu memastikan bahwa investasi tersebut cocok untukmu. Kamu harus menyadari konsekuensinya bahwa investasi risiko tinggi bisa berpotensi membuatmu rugi.

Menurut Money Helper,  meskipun beberapa penipuan memang biasanya berkaitan erat dengan high risk investment, investasi risiko tinggi tentu berbeda dengan investasi ilegal atau penipuan. 

Di samping itu, low risk investment tidak memiliki risiko kerugian terlalu besar tetapi juga tidak bernilai tinggi untuk portofoliomu. Jika kamu sering mendengar istilah  high risk high return itu berarti semakin tinggi risiko suatu investasi, biasanya return atau keuntungan yang akan kamu dapatkan juga semakin tinggi. Sebaliknya, jika risikonya rendah, keuntungan yang dihasilkan juga rendah.

Dengan demikian, kamu harus curiga dengan investasi yang low risk tetapi menjanjikan high return karena investasi yang benar hasilnya pasti tidak ada yang instan.

Contoh High Risk Investment

Jika kamu ingin mengetahui seperti apa contoh investasi berisiko tinggi ini, simak penjelasan dari Investopedia berikut ini: 

1. Kontrak Opsi Saham (KOS)

Menurut OJK, Kontrak Opsi Saham (KOS) adalah salah satu produk derivatif dari saham. Produk derivatif merupakan sebuah kontrak atau perjanjian yang keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain.

Karena bersifat produk derivatif, harga atau nilai KOS akan tergantung pada nilai saham yang menjadi acuannya. KOS merupakan efek yang memberimu hak untuk membeli (call option) atau atau hak untuk menjual (put option) atas suatu underlying asset, yaitu aset yang menjadi dasar harga derivatif.

KOS adalah instrumen investasi yang kuat karena bisa menjadi nilai besar bagi portofoliomu. Salah satu contoh manfaat KOS adalah bisa berfungsi sebagai hedge atau perlindungan terhadap penurunan nilai stock market untuk meminimalkan kerugian.

2. Initial Public Offering (IPO)

Kamu berkesempatan untuk mendapatkan return yang tinggi ketika sudah mulai ada penyesuaian valuasi jika membeli saham di Initial Public Offering atau IPO saat perusahaannya undervalued.

IPO sendiri adalah proses penawaran saham yang dilakukan oleh perusahaan atau emiten secara terbuka untuk masyarakat umum.

Alasan mengapa mekanisme ini termasuk ke dalam high risk investment adalah karena masih ada kemungkinan perusahaan tersebut gagal menghasilkan return untuk investor.

Jadi, perusahaan yang sudah melakukan IPO bukan berarti bebas dari ketidakpastian apakah manajemen akan mampu memajukan perusahaan atau tidak.

3. Venture capital

Para pendiri startup sudah pasti banyak yang membutuhkan pendanaan. Nah, venture capital adalah jenis investasi di mana kamu memberikan modal untuk startup atau perusahaan rintisan.

Umumnya, pendanaan Venture capital memang mempunyai minimum pendanaan yang cukup tinggi. Meski demikian, return-nya juga akan tinggi ketika startup tersebut mampu hasilkan profit. Intinya, kamu harus memerhatikan fakta bahwa startup memiliki risiko tinggi untuk gagal.

Mulai dari manajemen yang masih belum matang, marketing yang belum maksimal, hingga produk yang belum dikembangkan sempurna, ada banyak faktor yang dapat menggagalkan investasimu.

4. Foreign emerging market

High risk investment yang satu ini memungkinkanmu untuk berinvestasi pada negara yang sebelumnya memiliki pertumbuhan ekonomi rendah dan sedang bertumbuh ke level yang lebih tinggi.

Investor bisa membeli berbagai instrumen investasi yang disediakan, mulai dari obligasi pemerintah maupun saham dari sektor-sektor yang sedang mengalami pertumbuhan.

Baca Juga: Cara Mendapatkan Bantuan Modal Usaha UMKM 2023

Resiko terbesar dari investasi ini adalah pertumbuhan ekonomi negara tersebut yang mungkin saja masih belum stabil dan bisa menurun kapan saja.

Selain itu, ditambah lagi ketidakstabilan politik yang turut mempengaruhi kebijakan dan perekonomian suatu negara. Bukan tak mungkin ada perubahan mendadak yang akan berdampak buruk pada investasimu.

5. Real Estate Investment Trust (REIT)

Selanjutnya adalah Real Estate Investment Trust yang merupakan sebuah perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan real estate komersial, seperti hotel, perkantoran, pusat perbelanjaan, dan lain-lain.

Kamu akan mendapatkan beberapa keunggulan jika berinvestasi di REIT, seperti mendapatkan perpajakan khusus tetapi menghasilkan dividen yang cukup tinggi.

Meski demikian, REIT rentan terhadap kerugian karena nilainya mudah dipengaruhi oleh kondisi ekonomi suatu negara serta tingkat suku bunga. Real estate juga mengalami depresiasi yang membuat nilainya dapat terus menurun. 

Itulah mengapa REIT termasuk ke dalam salah satu contoh high risk investment namun dapat mendatangkan high return juga, yaitu sekitar 10-15% dividen.

6. Cryptocurrency

Cryptocurrency merujuk terhadap aset atau uang digital yang bisa ditukarkan dengan cara yang mirip seperti mata uang biasa. Bitcoin merupakan salah satu bentuk  cryptocurrency di antara beberapa yang terkenal. 

Berinvestasi di Cryptocurrency bisa membawa return yang cukup tinggi. Meskipun demikian, risikonya juga cukup besar, di antaranya adalah harga yang sangat tidak stabil, rentan terhadap serangan cyber dan penipuan, regulasi belum jelas, mengakibatkan sulitnya bagi investor untuk membuat komplain, dan kompleksitas yang tinggi sehingga tidak semua cryptocurrency bisa diubah menjadi uang tunai

Tips Berinvestasi Pada Produk High Risk Investment

Karena mengandung resiko yang tinggi, kamu perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan dan tidak perlu takut. Sebelum kamu berinvestasi pada produk yang resikonya tinggi, ada beberapa hal yang perlu kamu lakukan: 

1. Riset mendalam

Barangkali, beberapa jenis investasi memiliki mekanisme kompleks dan istilah yang belum kamu pahami sepenuhnya. Oleh karena itu, apabila kamu masih mempunyai banyak kebingungan, sebaiknya tidak usah memaksakan diri untuk berinvestasi.  Pelajari seluruh risiko dan juga biaya yang perlu kamu keluarkan nantinya.

2. Baca paperwork dengan cermat

Kamu harus membaca dan memahami dengan baik semua paperwork atau dokumen yang ada. Sebaiknya, jangan ragu untuk bertanya terhadap orang lain atau pihak yang bertanggung jawab atas transaksi investasi tersebut apabila terdapat hal yang belum kamu pahami.

3. Jangan terlalu cepat memutuskan

Terakhir, sebaiknya jangan langsung tergiur jika ada yang menawarkan investasi padamu lebih dulu. Langkah yang bisa kamu lakukan adalah bandingkan dengan investasi lain yang lebih masuk akal. Di samping itu, pastikan untuk menerima high risk investment dari perusahaan yang telah diregulasi dan diawasi oleh lembaga keuangan, ya.

Baca Juga: Tingkatkan Popularitas Situsmu dengan Guest Blogging, Strategi Menulis di Situs Lain

Itulah uraian Jobnas.com ihwal pengertian, contoh, dan tips berinvestasi pada produk dengan risiko tinggi. Jika kamu sudah memutuskan mau membeli instrumen investasi yang mana, hal yang perlu lakukan pertama kali adalah mempelajari lebih dalam dunia investasi agar kamu tak salah langkah. Berinvestasi juga harus dibarengi dengan kemampuan mengelola keuangan pribadi dengan baik, lho.