desain
Jobnas.com - “Keep It Simple and Straightforward” merupakan kepanjangan dari KISS Priciple, atau variasi lainnya seperti, “Keep It Simple, Stupid”, dan “Keep It Short and Simple”.
Dikutip dari Business.com, prinsip ini dicetuskan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1960-an.
Pada hakikatnya, prinsip ini berfokus pada proses desain produk atau sistem secara sederhana, agar hasil akhirnya lebih optimal.
Dikutip dari freeCodeCamp dan Interaction Design Foundation, berikut adalah penjelasan lengkap seputar KISS Principle.Yuk, baca artikel ini sampai tuntas!
Baca Juga: 5 Tips Memberikan Hadiah Kepada Bos yang Perlu Kalian Pertimbangkan
Apa itu KISS Principle ?Seperti kepanjangannya, “Keep It Simple, Stupid”, KISS principle adalah prinsip desain yang berfokus pada proses desain produk yang sederhana dan tidak rumit.
Filosofi dari prinsip ini adalah jika orang tidak dapat mengerti sebuah produk, mereka juga tidak dapat menggunakannya seperti seharusnya.
Hal tersebut selaras dengan sebuah perkataan bahwa, “Kamu tidak benar-benar mengerti sesuatu, sampai kamu bisa menjelaskannya secara sederhana dan membuat anak kecil memahami konsepnya”.
Nah, desain produk ada sebagai solusi terhadap ‘permasalahan’ atau dalam kata lain kebutuhan para user. Artinya, terdapat sebuah situs yang menawarkan berbagai macam foto untuk diunduh penggunanya.
Di dalam situs tersebut, microcopy yang digunakan terlalu panjang dan bertele-tele, padahal user hanya butuh melihat tombol “Download” saja, kan?
Disamping itu, prinsip ini juga berlaku untuk produk-produk fisik yang dijual di pasaran. Jadi tidak hanya untuk desain produk digital saja. Contoh mudahnya adalah packaging obat-obatan yang dijual secara bebas di apotek.
Baca Juga: JHT BPJS Ketenagakerjaan: Syarat Lengkap dan Cara Klaim
Kalau tujuan obat tersebut adalah untuk meredakan sakit kepala, mana yang dituliskan dengan ukuran besar di bungkus, bahan utamanya, atau manfaat bahan tersebut? Pasti pelanggan akan lebih mudah paham jika dituliskan, “Untuk meredakan sakit kepala” di bungkusnya, kan? Sampai sini, sudah paham konsep dasarnya, kan?
Hal yang penting untuk diingat adalah bahwa fokus utama KISS principle adalah kesederhanaan dalam desain, agar produk dapat dikembangkan secara optimal dan digunakan dengan mudah oleh para user.
Pentingnya Prinsip Ini Diaplikasikan 1. Desain lebih sederhanaDesain produk yang lebih baik dan mudah dimengerti merupakan manfaat pertama dari menggunakan KISS Principle, baik itu untuk user maupun tim yang mengembangkannya.
Dapat dibayangkan jika membuat produk dengan desain rumit, pasti untuk coding dan urusan teknis lainnya juga rumit, kan?
Lewat prinsip ini, anggota tim yang mengembangkan desain produk dapat lebih mudah memahami urusan teknis yang ada dan mengembangkannya dengan mudah juga.
2. Meningkatkan User ExperienceMeningkatnya user experience merupakan manfaat dan fungsi terpenting lainnya dari penggunaan KISS Priciple.
Karena persyaratan produk yang sederhana biasanya juga memiliki komponen yang tak begitu rumit, alhasil pasti lebih mudah bagi para end-user untuk menggunakannya.
Secara otomatis pengalaman user saat membuka aplikasi atau website pasti akan jadi lebih menyenangkan dengan desain yang mudah dipahami dan mementingkan apa yang paling prinsipil.
Kalau pengalaman pertama saja sudah baik, tentu meningkatkan kemungkinan user tersebut akan kembali lagi dan mengeksplorasi website lebih dalam.
Terpenting, prinsip desain yang satu ini menjadikan para desainer dan developer untuk kembali ke yang paling mendasar, yaitu memikirkan apa yang diinginkan dan juga dibutuhkan oleh user.
3. Mempermudah Kerja para Software DeveloperMempermudah kerja software developer menjadi alasan lain mengapa mengaplikasikan KISS principle dalam desain menjadi begitu penting.
Sebelumnya sudah disinggung pada poin pertama, bahwa desain yang sederhana berarti rangkaian kode yang ada juga tidak rumit.
Nah, hal ini membuat software developer lebih mudah pekerjaannya dan dapat menyelesaikan pengembangan produk secara lebih optimal.
Di samping itu, mereka akan bisa dengan gampang mengubah kesalahan yang terjadi. Uji coba sistem juga pada akhirnya tak serumit desain yang berbelit-belit.
Baca Juga: 5 Cara Ampuh Bikin Deskripsi Produk Berhasil Menggaet Pelanggan
Itulah penjelasan Jobnas.com tentang KISS principle dan praktiknya di dunia desain. Agar sebuah desain mudah dinikmati oleh pengguna, maka KISS principle menjadi prinsip yang penting untuk diterapkan. Meski begitu, hal yang perlu diingat adalah jangan terlalu menyederhanakan semuanya, karena akan membingungkan juga.
Jobnas.com - Pada umumnya, banyak orang yang mengira bahwa desain icon atau ikon adalah hal yang mudah.
Namun sebenarnya, untuk membuat karya desain grafis ini, ada banyak komponen yang harus kamu perhatikan.
Untuk kamu yang inging terjun di dunia desain gratis, artikel ini bisa jadi tambahan refrensi, terutama dalam membuat Icon.
Simak selengkapnya pembahasan di bawah ini sampai habis.
Apa itu Icon?Pada dasarnya, icon adalah sebuah gambar sederhana. Namun, gambar ini dibalut dengan konteks kepentingan. Pada akhirnya, gabungan keduanya mengandung pesan tertentu yang ingin disampaikan.
Definisi ini dipertegas dengan paparan informasi dari Tech Term bahwa menurut mereka, icon merupakan sebuah representasi visual digital atas sesuatu. Misalnya, gambar kamera di HP-mu menunjukkan aplikasi kamera.
Dalam desain, logo yang dikreasikan juga bisa menjadi ikon. Salah satu contohnya adalah icon yang dipakai oleh Twitter.
Gayanya tak monoton. Ia punya berbagai macam style hingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Disadur dari Headway, style yang dimaksud antara lain:
• stroke atau garis
• filled atau terisi
• color atau berwarna
Ciri-ciri Icon yang BaikDalam membuat icon, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan, agar icon yang hasilkan berkualitas, yaitu dengan memperhatikan ciri-ciri icon yang baik.
Dirangkum dari Smashing Magazine, UX Collective, dan Market Splash, ciri-cirinya adalah sebagaimana berikut:
1. Terdiri dari bentuk besar yang diberi detailLayaknya unsur desain grafis lainnya, ikon juga terdiri dari bentuk-bentuk sederhana. Bentuk itu misalnya segitiga, persegi, dan elips.
Nantinya, bentuk ini akan dilengkapi detail-detail lainnya. Detail itu juga berupa bentuk-bentuk sederhana.
Namun, jangan berlebihan dalam menuliskan detail. Karena jika berlebihan, malah bisa menurunkan kualitas icon yang dihasilkan.
2. Detail tidak berlebihanCiri yang kedua ini berhubungan dengan penjelasan pada poin pertama, yakni dalam membuat icon hindari detail yang berlebihan.
Icon yang baik adalah icon yang sederhana tetapi memiliki pesan yang mendalam. Sebab, icon yang sederhana relatif lebih enak dilihat.
Ingat kembali pembahasan kita soal bentuk ikon. Desainnya dimulai dari gambaran besar, lalu diberi detail seperlunya saja.
3. KonsistenKadang kala, ikon dibuat dalam satu paket. Misalnya, paket media sosial yang berisi logo Twitter, TikTok, Instagram, Facebook, LinkedIn, dan lain-lain.
Nah, jika membuat paket seperti ini, kamu harus hati-hati. Konsistensi adalah kunci membuat icon karyamu tetap selaras dan penuh sinergi.
Seperti memastikan ukuran hingga kesatuan nilai estetik agar tetap konsisten. Nilai estetik yang dimaksud adalah seperti tebal garis, gaya ikon, dan lain sebagainya.
4. Mudah dikenaliCiri yang keempat adalah icon yang mudah dikenali. Contoh kecilnya semisal kamu membuat icon warung makan. Maka usahakan icon tersebut memiliki ciri khas yang membedakannya dengan icon warung makan yang lain.
5. SeimbangKarena icon pada dasarnya dibuat dari garis-garis, mak yang perlu diperhatikan adalah kesimbangannya antara garis satu dengan garis yang lain.
Simbang di sini sifatnya relatif. Kata orang bijak, seimbang tak selalu harus sama rata. Saat membuat ikon, kamu harus mengingat-ingat nasihat ini.
Dengan kata lain, jangan terpaku pada angka jarak. Sesuaikan saja sekiranya icon buatanmu tampak lebih baik.
6. BerkepribadianIcon adalah buah karya dengan gaya dan membawa pesan tertentu. Beragam gaya ini membuat desain ikon memiliki “kepribadian”nya sendiri.
Icon dengan kepribadian modern dan clean tentu terasa berbeda dengan icon yang berkepribadian shadow.
Namun, semuanya bersifat relatif. Bisa jadi baik menurut, tapi menurut orang lain tidak. Intinya sesuaikan saja dengan kebutuhanmu, yakni pesan apa yang ingin kamu sampaikan.
Nah, tak hanya desain, warna juga bisa memberikan ragam kepribadian sebuah icon. Ikon yang hitam-putih, punya warna bold, atau berwarna pastel memberikan kesan yang berbeda.
7. Selaras dengan merekSetelah kepribadian icon sudah dibangun, langkah selanjutnya adalah kamu mensinergikannya dengan tone of voice dari merekmu.
Jangan sampai, desain lainnya sudah konsisten, ikonmu malah tidak. Ini tentu bisa mengurangi brand experience audiensmu.
Semoga bermanfaat!
Jobnas.com Dalam sebuah desain logo sebuah perusahaan atau brand, font merupakan salah satu elemen terpenting. Membuat logo yang memorable akan menjadikan suatu brand mudah dikenal. Banyak sekali berbagai jenis logo yang dapat kamu pilih untuk brand-mu. Ada yang hanya fokus pada grafis atau hanya tulisan saja.
Di sini, Jobnas akan membagikan tips agar kamu dapat memilih Font yang paling tepat untuk desain logo brand-mu.
1. Pahami Jenis Dasar Font serta Asosiasinya untuk Brand
Salah satu medium atau instrumen paling efektif untuk meningkatkan brand awareness ialah melalui logo. Karena itu, seharusnya para pebisnis harus memahami pentingnya logo bagi sebuah perusahaan.
Membuatnya secara berbeda dan terlihat unik agar menarik perhatian pelanngan menjadi salah satu cara mudah. Karena itu, kamu harus memahami jenis dasar font sebelum memilih font yang tepat untuk desain logo.
Baca Juga : JHT BPJS Ketenagakerjaan: Syarat Lengkap dan Cara Klaim
Ada beberapa jenis font dasar yang sering dipilih oleh orang-orang untuk dijadikan logo seperti yang dijelaskan oleh Logaster. ada beberapa jenis font dasar yang sering dipilih untuk dijadikan logo. Seperti, Serif yang merepresentasikan kesan kenyamanan, konservatif, klasik, dan keandalan. Selain itu, masih ada beberapa jenis font dasar lain yang mesti kamu ketahui. Berikut di antaranya :
- Handwritten juga dapat merepresentasikan kesan yang santai, approachable, dan cukup umum
- Slab Serif yang menampilkan kesan maskulin, vintage, dan tradisional.
- Script menunjukkan kehalusan, keanggunan, feminin, dan penuh hiasan
- Sans-Serif yang memiliki asosiasi modern, bersih, geometris, dan simple
- Display dapat merepresentasikan hal yang unik, ramah, dan tidak biasa
2. Karakteristik Font yang Dipilih Harus Diketahui
Banyak faktor yang harus diperhatikan betul ketika memilih font yang tepat untuk desain logo. Selain memperhatikan jenis font dasar, kamu juga mesti mengetahui bagaimana karakteristik dari font yang ingin kamu gunakan. Pasalnya, tiap font memiliki jenis karakteristik yang berbeda-beda. Misalnya, font yang agak sedikit tebal lebih sesuai dengan nama logo yang pendek. Sebaliknya jika nama yang lumayan panjang maka akan terlihat terlalu besar. Karena itu, harus perhatikan betul aspek ini.
3. Gunakan Font yang Relevan dengan Industri Produkmu
Hal yang tak kalah penting untuk dipertimbangkan ialah mengetahui tren dalam industri produkmu. Seperti, kamu memiliki produk di industri kuliner, hal yang harus kamu lakukan ialah mengetahui dulu seperti apa logo dari brand–brand lainnya.
Oleh karena itu, sangat tidak diperkenankan seorang desainer yang menentukan berdasarkan kemauannya saja. Solusinya ialah agar brand mudah dikenal harus memperhatikan betul bagaimana tren logo yang relevan dengan industrinya serta jangan sampai pula font yang digunakan hampir mirip dengan kompetitor lain.
Baca Juga : Email BPJS Ketenagakerjaan dan Call Center-nya
Dengan demikian, kamu harus selalu melakukan riset kecil-kecilan untuk mendalami tren font logo yang ada di industri agar supaya tidak terlalu mirip dengan kompetitor lain.
4. Menggabungkan Font dalam Logo secara Tepat
Memilih font yang tidak relevan dengan karakter dari brand menjadi salah satu kesalahan dalam membuat logo. Menggunakan dua atau tiga font sekaligus sangat tidak diperkenankan dalam konteks ini, meskipun dalam membuat logo sebenarnya boleh saja menggunakan font yang berbeda.
Karena ketika kamu menggunakan banyak font yang berbeda, maka pengguna bisa kesulitan untuk membacanya. Dengan demikian, mengetahui bagaimana cara mengintegrasikan font dalam logo secara tepat merupakan hal yang mesti kamu ketahui. Alangkah lebih baiknya ketika menggunakan font juga menunjukkan karakter dan nilai dari perusahaan pada bagian nama brand digunakan font.
Baca juga: Pengelola Website Wajib Paham dengan Referral Traffic
Begitulah hal-hal yang harus kamu ketahui ketika memilih font untuk desain ;pgo brand atau perusahaan.
Jangan lupa agar selalu update pengetahuan tentang proses pembuatan logo atau dengan industri desain lainnya di Jobnas.com