Jobnas Menu

Covid-19

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com – Selama Pandemi Covid-19 tidak ada yang bisa menghalangi perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR). Di masa pandemi, banyak sekali ide kegiatan csr yang bisa dilakukan.

Akibat pandemi hampir semua orang merasakan dampak negatif dari Covid-19, baik dari segi kesehatan, ekonomi, pendidikan dan masyarakat. Oleh sebab itu, perusahaan dapat berperan dalam melindungi kehidupan masyarakat.

Jika kalian sedang mencari ide untuk kegiatan CSR di masa pandemi, pada artikel ini Jobnas akan merekomendasikan 5 ide yang dapat dilakukan di antaranya adalah:

1. Balapan virtual

Banyak orang yang berusaha mencari hobi baru di masa pandemi Covid-19. Salah satu hiburan paling populer selama pandemi adalah berlari atau jogging.

Hobi baru ini bisa kalian jadikan ide untuk kegiatan CSR. kalian tidak perlu mengundang orang ke lokasi untuk mengadakan perlombaan atau lari maraton. Peserta dapat berlari ke manapun mereka mau. Para peserta kemudian dapat menghitung jarak yang telah mereka tempuh dengan menggunakan aplikasi.

Berapapun jarak yang dilakukan oleh peserta dapat dihitung sebagai donasi kepada sesama yang terkena dampak pandemi Covid-19.

Misalnya, perusahaan kalian akan membayar Rp 250.000 untuk setiap perjalanan peserta 5 km. Dengan demikian, CSR kalian membuat peserta tetap sehat sekaligus membantu mereka yang terdampak pandemi.

2. Bantuan Pendidikan Online

Dampak covid terhadap pendidikan tidak kalah signifikan.

Pada saat covid seperti ini, siswa harus belajar mandiri di rumah dengan metode online.

faktanya, tidak semua siswa mempunyai fasilitas yang diperlukan untuk berpartisipasi dengan baik dalam pembelajaran online. Banyak para siswa yang tidak memiliki smartphone, laptop atau bahkan kuota. Dengan begitu, mendukung pendidikan online bisa menjadi ide untuk kegiatan CSR yang berdampak sangat tinggi selama pandemi.

Kalian dapat membantu banyak siswa supaya mereka bisa belajar dengan baik.

3. Mengembangkan UMKM

Banyak usaha yang terhenti selama pandemi, termasuk usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM. Ketika daya beli masyarakat menurun, pendapatan UMKM juga menurun. Mereka tidak punya banyak uang untuk mengembangkan bisnis mereka.

Maka, jika ingin menerapkan strategi CSR, mengembangkan UMKM bisa menjadi ide bisnis yang menarik. kalian dapat membiayai usaha kecil dan menengah. Selain itu, kalian dapat membantu dan mendistribusikan produk atau layanan UMKM kepada masyarakat.

Kegiatan seperti CSR jenis ini tidak hanya akan membantu UMKM bertahan dari pandemi. Apalagi dampaknya akan terasa dalam jangka panjang, bahkan setelah pandemi berakhir.

4. Dukung Staf Medis dan Relawan

Terhitung sangat sedikit jumlah tenaga kesehatan dan relawan di Indonesia. Menurut Gugus Tugas atau Satgas Covid-19 ada sekitar 6.000 tenaga kesehatan yang terdaftar sebagai relawan.

Angka tersebut tentu tidak sebanding dengan jumlah infeksi Covid-19 di Tanah Air yang terus meningkat setiap harinya.

Mengapa pada hal di atas, kalian dapat mewujudkan ide kegiatan CSR dengan mendukung tenaga medis dan relawan. Dukungan dapat diberikan dalam bentuk apapun, seperti makanan, suplemen, vitamin, dan alat pelindung diri (APD). Sebab hal ini sangat diperlukan dalam kegiatan keseharian mereka.

5. Menyediakan Fasilitas Cuci Tangan

Ketika kalian melewati atau pergi ke tempat umum, ada berapa banyak keran dan sabun tangan yang Anda temui? Jika masih dianggap kurang dan begitu sedikit menurut kalian maka kalian bisa menambah penyediaan tersebut.

Meski masih dalam kondisi pandemi, banyak orang yang masih perlu melakukan aktivitas di luar ruangan. Ada yang naik angkutan umum, pergi bekerja, membeli kebutuhan dan lain-lain. Tidak semua membawa hand sanitizer. kalian dapat menyediakan fasilitas cuci tangan di daerah lalu lintas tinggi tetapi kekurangan keran dan sabun.

Baca juga: Pentingnya Brand Credibility, Biar Pelanggan Puas dan Makin Percaya

Ide kegiatan CSR yang ke lima ini tentu sangat penting di masa pandemi.

Jadi, kesimpulannya di sini adalah selain meningkatkan citra perusahaan, kamu juga turut berpartisipasi dalam menjaga kelangsungan hidup masyarakat selama pandemi.

Apakah kamu punya ide-ide CSR lainnya? Jika ada kalian bisa mendiskusikannya di sini.

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com – Selama pandemi covid 19. Semua pekerja tidak disarankan untuk bekerja di kantor. Akan tetapi lebih direkomendasikan untuk bekerja dari rumah. Mengapa dilakukan dengan demikian, karena supaya para karyawan selamat akan penyakit Covid-19 yang kasusnya setiap hari terus melambung tinggi.

WFH atau Work From Home menjadi alternatif pilihan perusahaan untuk menjauhkan karyawannya dari virus Covid-19. Akan tetapi bekerja dari rumah dilakukannya dengan jarak jauh mereka tidak begitu kompak dan kadang merasa kurang cocok dengan rekan kerja lainnya.

Selain alasan tadi, banyak para karyawan kantor merasakan tidak adanya kekompakan dalam bekerja satu tim. Dengan adanya semacam alasan tadi, kini ada 5 cara untuk menghindari dis-harmonisasi dan miskomunikasi antar satu tim.

Adapun cara tersebut, Jobnas akan memberi tahu kepada kalian tentunya untuk para karyawan yang mengalami kerja secara jarak jauh. Di antaranya sebagai berikut:
1. Memahami Peran dan Tanggung Jawab
Jika kerja sama tim sama-sama bisa memahami dan tanggung jawab setiap orang. Tentu akan lebih mudah dalam menyelesaikan semua pekerjaan.

Selanjutnya, pengertian peran dan tanggung jawab di sini tidak hanya terfokus pada penyelesaian tugas. Tetapi saya juga menjaga hubungan baik dengan rekan kerja dan manajer.

Selama WFH, jika karyawan sadar dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. Maka kekompakan akan tetap selalu terjaga dan bertahan lama. Dengan cara inilah kalian bisa menyelesaikan tugas tanpa memikirkan hal-hal lain.
2. Berkomunikasi lebih proaktif Sesama Tim
Komunikasi yang buruk jelas merupakan masalah besar saat menerapkan pekerjaan jarak jauh. Jadi jika Anda ingin mempertahankan kerja tim yang efektif saat bekerja dari rumah, cobalah untuk fokus pada komunikasi.

Tentunya bekerja di kantor tidak akan menimbulkan masalah dalam berkomunikasi dengan rekan kerja dan manager. Namun, mengomunikasikan alat yang diperlukan untuk mendukungnya saat bekerja di rumah akan lebih rumit.

Namun, komunikasi  tetap harus dilakukan jika Anda ingin menyelesaikan pekerjaan dan menjaga hubungan baik dengan rekan kerja.

Berkomunikasi dengan anggota tim bisa tampak seperti tindakan sepele. Tetapi Anda dapat membantu anggota tim lain bekerja lebih keras dan tidak merasa sendirian.
3. Berhati-hatilah Ketika Berbicara saat Rapat Daring
Jika sedang melakukan rapat online sangat disarankan untuk bisa berhati-hati dalam berkomunikasi. Karena sangat beda halnya ketika kita berkomunikasi langsung (luring). Oleh karena itu, kita sangat penting untuk bisa mempertimbangkan dan mengatur suara beserta nada bicara kita biar tidak berdampak negatif.

Seperti contoh, saat melakukan rapat online kita menggunakan nada bicara dengan keras dan tinggi. Bisa jadi rekan kerja ataupun manager berpikir negatif akan kita. Bisa saja mereka semua menganggap kita marah dan kesal.

Maka untuk mencegah hal itu terjadi, kiranya kita harus bisa mengontrol dan memperhatikan kata dari setiap kata yang akan kita ucapkan.
4. Membangun Kepercayaan di antara Rekan Kerja
Kerja dari rumah (WFH) jelas akan lebih efektif jika kita menam rasa saling percaya antara satu tin dan tim lainnya.

Jika kalian ingin terus tetap efektif dalam bekerja satu tim cara ini kiranya bisa membantu kalian. Yaitu dengan menanam terlebih dahulu rasa kepercayaan antara yang satu dengan yang lainnya.

Saya ambil contoh langsung begini, jika kalian diberikan suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan sesama tim. Cobalah kalian langsung mengerjakannya tanpa adanya rasa saling iri supaya tugas itu cepat selesai.

Jika kalian saling memperhitungkan tugas tersebut, akan jelas tugas itu tidak cepat selesai. Dengan adanya rasa saling percaya kita akan menyelesaikan tugas tersebut dengan cepat.

Misalkan jika ada salah satu dari rekan kerta tim tersebut tidak dapat mengerjakannya. Maka tanyakanlah dengan baik-baik alasannya mengapa bisa demikian.
5. Berbicara dengan Jujur dan Tidak Curiga
Pada cara yang terakhir ini, mungkin bagi seseorang sangat susah untuk melakukannya. Karena kita sendiri dengan tidak bersama-sama dan ada tempat yang sama rasa curiga pun akan muncul dengan sendirinya.

Misalnya, kalian pada suatu waktu tidak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh manager. Rekan kita akan menanyakan alasan kita mengapa tidak bisa menyelesaikannya. Maka dengan banyaknya pertanyaan yang muncul kalian rasa curiga itu akan muncul.

Oleh karena itu, kalian bisa menjawabnya dengan sejujur mungkin. Dan rekan kerja lainnya juga harus melakukan hal sama. Misal jika ada dari rekan satu tim kerja tidak begitu sinkron dengan kita. Maka kita harus bisa mengucapkannya dengan jujur.

Meskipun, jika kita jujur dengan harus mengucapkannya kepada rekan kita menimbulkan rasa sakit hati. Tidak apa-apa karena hal demikian bisa menjaga integritas bagi setiap tim kerja.

Dengan kita berlaku jujur maka akan berdampak serius pada satu tim kerja. Dan cara yang terakhir ini sangat penting untuk diterapkan supaya bisa menjaga keharmonisan tim.

Baca juga: Boleh Tidak, Bercanda saat Sedang Wawancara Kerja? Berikut Jawabannya

Kunci utama dalam menjaga kekompakan dan keharmonisan saat bekerja jarak jauh dalam satu tim. Penting untuk mengaplikasikan lima cara di atas yang telah dijelaskan oleh Jobnas tadi. Maka dengan demikian meskipun kita tidak pernah bertemu secara langsung maka kita akan merasakan itu semua dan pekerjaan kita lebih efektif tentunya.

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com – Badan kesehatan Internasional, WHO resmi menetapkan Delirium sebagai gejala baru pandemi Covid-19, menjelang tahun baru 2021. Delirium umumnya dikaitkan dengan kesehatan mental. Ia tak hanya mengganggu psikis pengidap, tetapi juga kebugaran fisik mereka.

Baca Juga : Apa itu Inflasi? Berikut Penjelasan Lengkap beserta 4 Penyebab Terjadinya Inflasi

Akan tetapi, banyak pengidap yang meremehkannya, karena efeknya yang samar dan tak nampak jelas. Nah, pada artikel ini Jobnas.com akan menjelaskan terkait beberapa hal tentang delirium. Yuk, simak penjelasannya !
Apa Itu Delirium?
Seperti dilansir dari CNN Indonesia, delirium merupakan sebuah kondisi di mana penderita mengalami rasa bingung karena kesadaran yang terus berkurang. Akibatnya, hal ini perlahan akan mengganggu fokus hingga cara berpikir dan berperilaku mereka. Selain itu, penyakit ini juga bisa menyebabkan berbagai permasalahan lainnya, seperti merusak pola tidur hingga gangguan ingatan.

Penelitian di Universitas Oberta de Catalunya, Spanyol, menjelaskan apabila tak segera diperiksa, penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan berlanjut pada mental dan otak pasien.
Hubungan Delirium dengan Covid-19
Dilansir dari Detik Health, delirium umumnya terjadi beriringan dengan gejala Covid-19 lainnya, seperti hilangnya indera penciuman dan sesak napas. Selain itu, studi yang diterbitkan Journal of Clinical Immunology and Immunotherapy tersebut juga menekankan hubungan virus Corona dengan otak manusia sebagai sumber utama saraf.

Para pakar dan peneliti memerikan bahwa Covid-19 mengambil andil dalam perubahan neurokognitif dalam otak. Permasalahan inilah pada akhirnya akan menyebabkan sakit kepala dan delirium.

Baca Juga : 5 Tips Membuat Instagram Live yang Menarik Banyak Followers
Pemicu Delirium
Menurut Mayo Clinic, gejala delirium bisa berkembang dengan pesat, dalam waktu beberapa jam atau beberapa hari. Efeknya pun bisa fluktuatif selama sepanjang hari. Tetapi, akan ada periode di mana tak nampak adanya gejala sama sekali. Tentu gejala-gejala yang timbul ini tentunya memiliki beragam pemicu. Mulai dari kondisi psikis hingga kesalahan-kesalahan kecil yang tak luput dilakukan manusia.

Lalu, seperti apa penyebab munculnya delirium pada pasien-pasien Covid-19? Berikut penjelasannya:
1. Hypoxia
Hypoxia adalah pemicu pertama penyakit delirium pada pengidap virus corona. Kondisi semacam ini terjadi saat jaringan otak manusia kekurangan kadar oksigen untuk memproses seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan saraf dan edema. Bahkan, bila tak segera dirawat, hypoxia bisa merusak hingga mengubah fungsi otak penderitanya.
2. Peradangan
Peradangan disebut juga dengan badai sitokin, merupakan sebuah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menjadi terlalu aktif. Hal ini bukanlah suatu kondisi yang baik, bila kekebalan tubuh terlalu sibuk, ia bisa merusak atau mengubah fungsi otak.
3. Toksisitas Neural
Toksisitas neural adalah pemicu delirium berikutnya. Kondisi satu ini merupakan komplikasi yang terjadi saat Covid-19 secara langsung menyerang fungsi saraf hingga tingkat sel. Meskipun jarang terjadi, kamu tetap perlu waspada dengan gejala berbahaya ini.

Di samping itu, gejala Covid-19 yang sering mengganggu pekerja dan lanjut usia ini juga memiliki penyebab lainnya. Seperti dilansir dari Kompas, berikut di antaranya : 

  • Malnutrisi, dehidrasi
  • Kurang tidur
  • Tekanan emosional yang besar
  • Demam atau infeksi akut
  • Paparan toksin dalam tubuh, disebabkan oleh obat atau karbon dioksida
  • Penyakit parah lainnya

Ciri-Ciri Orang yang Mengalami Delirium
Kamu tentu perlu mengetahui ciri-ciri yang kerap timbul saat seseorang mengalami delirium. Meskipun  tidak terlalu tampak pada kesehatan mental seperti dampak Covid-19, kamu harus tetap memahami gejala-gejalanya. 

Baca Juga : Pentingnya Pengembangan Pelanggan dalam Strategi Perencanaan Bisnis

Hal ini penting agar jika kamu sebagai pekerja, pekerja, kamu dapat dengan segera mengantisipasinya bila terjadi pada diri sendiri. Dilansir dari Mayo Clinic, berikut ini merupakan ciri-ciri orang dengan gejala delirium : 

  • Tidak bisa fokus, bahkan pada pekerjaan yang simpel dan praktis
  • Disorientasi, kerap merasa bingung dan tersesat
  • Konsentrasi dapat teralihkan dengan mudah
  • Menarik diri dari interaksi sosial yang terjadi di lingkungan hidup
  • Sulit berbicara atau merespon saat sedang berbincang

Itu dia serba-serbi delirium yang telah Jobnas.com rangkum khusus untuk kamu. Pada intinya, penyakit ini telah dinobatkan sebagai gejala awal saat seseorang terpapar virus Corona. Sebagai pekerja, tentunya kamu memiliki berbagai kewajiban yang harus kamu tunaikan.

Tak hanya perihal pekerjaan, namun juga kesehatan yang penting untuk menunjang produktivitas. Oleh karena itu, bila kamu merasa memiliki gejala-gejala di atas, Jobnas.com menyarankanmu untuk beristirahat dan segera melaporkannya pada ahli medis.