Jobnas
CV Maker

corona blues

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com - Saat pandemi emosi sering kali tidak terkontrol atau tidak stabil. Bahkan setiap hendak mau melakukan hal-hal yang sudah biasa membuat emosi kita nyaman dan merasa lebih baik. Pekerjaan itu tidak bisa lagi memotivasi kita.

Gejala seperti itu mirip sekali dengan orang yang sedang mengalami depresi. Padahal gejala seperti itu sebenarnya dikatakan dengan corona Blues. Akan tetapi orang-orang sulit membedakannya, sebab gejala tersebut nyaris mirip dengan depresi.

Bagaimana cara membedakan antara depresi dengan corona blues? Supaya orang-orang tidak lagi menyangka gejala tersebut sama halnya dengan depresi. Padahal gejala tersebut patut untuk kita waspadai karena dampaknya besar sekali terhadap kesehatan mental kita.

Jika kalian penasaran perbedaan antara depresi dan corona blues simak artikel sampai habis.

Apa itu Corona Blues?

Istilah corona blues pertama kali populer di Korea Selatan. Istilah ini digunakan oleh pemerintah Korea Selatan untuk menggambarkan masalah kesehatan mental yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.

Adapun masalah kesehatan mental ini mencakup unsur depresi, kelelahan, keputusasaan, dan perasaan bahwa pekerjaan tidak lagi menyenangkan. Menurut Vaile Wright, seorang psikolog dari American Psychological Association, gejala-gejala corona blues ini datang dan pergi.

Wright menyebutnya gangguan depresi situasional. Sehingga beda dengan gangguan depresi.

Gejala dan Perbedaan Depresi

Corona Blue memiliki gejala yang hampir sama dengan depresi. Berikut beberapa gejala yang harus diwaspadai.

  • Perasaan sedih, cemas, atau 'kosong' yang menetap.
  • Keputusasaan atau pesimisme.
  • Kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi atau aktivitas.
  • Sensitif dan emosional.
  • Perasaan bersalah, tidak berharga dan tidak berdaya.
  • Gelisah atau sulit untuk tenang.
  • Merasa lelah.
  • Bergerak atau berbicara lebih lambat dari biasanya.
  • Kesulitan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan.
  • Gangguan tidur, seperti insomnia atau tidur terlalu lama.
  • Perubahan nafsu makan dan/atau berat badan.
  • Pikiran tentang kematian, bunuh diri, atau percobaan bunuh diri.
  • Nyeri, sakit kepala, kram, atau masalah pencernaan yang tidak memiliki penyebab fisik yang jelas dan/atau tidak membaik dengan pengobatan.
Jadi Apa yang Menjadi Perbedaan antara Corona Blue dengan Depresi?

Ada empat pertanyaan yang bisa membantu kalian untuk membedakannya adapun di antaranya di bawah ini:

  1. Bagaimana perasaan kalian sebelum situasi ini? Jika kalian baik-baik saja sebelum pandemi, depresi bisa bersifat situasional.
  2. Apakah kalian sering merasa tertekan saat stres? Jika depresi hilang saat stres mereda, kalian mungkin mengalami depresi situasional.
  3. Apakah pesan harapan mengangkat semangat kalian selama masa-masa sulit Depresi klinis sering kali tidak membuat kalian merasa lebih baik ketika kalian mendengar berita yang penuh harapan.
  4. Bisakah kalian mengatasinya Jika kalian telah mengalami berbagai gejala depresi selama lebih dari 14 hari berturut-turut, saatnya mencari bantuan profesional.
Bagaimana Kita Bisa Mengalahkan Corona Blues ?

Eric Lewandowski, asisten profesor klinis di New York University Langone, mengatakan kebutuhan pertama adalah memahami bahwa masalahnya normal selama pandemi. Kita harus mengakui dan menerima bahwa pandemi telah menjungkirbalikkan sebagian besar aspek kehidupan kita.

Corona Blue dapat diatasi dengan lima cara sebagai berikut:

  1. Menelepon teman dan keluarga, termasuk kontak tatap muka virtual melalui Zoom atau Google Hangouts serta pesan teks dan panggilan telepon.
  2. 19 Pandemi untuk melakukan kegiatan produktif seperti:
  3. Aktivitas fisik.
  4. Terlibat dalam hobi atau kegiatan menyenangkan lainnya untuk membuat diri kalian merasa lebih baik.
  5. Pertahankan rutinitas waktu tidur yang konsisten. Jadwal tidur dan bangun yang teratur akan membantu kalian tetap sehat dan dalam suasana hati yang baik.

Lewadownski juga menyarankan untuk mengidentifikasi aktivitas dan perilaku yang mungkin sedikit meningkatkan mood kalian. Cara lain, menurut

UT Health San Antonio, adalah dengan menjaga pola makan yang sehat.

Diet sehat berarti makan buah dan sayuran, makanan utuh, makanan olahan minimal, menghindari makanan yang digoreng, atau menghindari makanan tinggi gula atau lemak. Tidak menggunakan gadget, berita, atau media sosial untuk sementara waktu juga dapat membantu mengalahkan depresi akibat virus corona.

Cobalah untuk mengurangi penggunaan gadget dan media sosial. Cobalah untuk bersantai. Dengan begitu, kalian lebih mungkin untuk tidur nyenyak. Dengan mengikuti tips di atas, kalian dapat mengatasi atau menghindari gejala gangguan kesehatan mental akibat pandemi salah satunya gejala Corona Blues yang sulit dibedakan dengan depresi.

Baca juga: Sering Merasa Insecure, Awas Jadi Inferiority Complex

Kini artikel Jobnas memiliki banyak informasi berguna. Setiap minggu, Jobnas mengirimkan artikel di kolom blog Jobnas yang sudah tersedia.