Conversational Commerce
Jobnas.com - Sudah semakin banyak brand yang mulai mengimplementasikan Conversational Commerce sejak beberapa tahun terakhir. Alasannya karena hal itu disebut mampu meningkatkan kepuasan pelanggan. Dikutip dari Republika, menurut hasil survei Facebook di tahun 2019 lalu diketahui bahwa sebanyak 91% masyarakat Indonesia berminat untuk terus belanja online.
Bahkan, mereka juga diketahui ingin terus meningkatkan nilai transaksi melalui conversational commerce. Jadi, apa sebetulnya conversational commerce itu dan apa benar bisa sangat bermanfaat bagi brand? Yuk, simak informasi dari Jobnas.com berikut ini.
Baca Juga: Sama-Sama Mudahkan Transaksi, Apa Perbedaan Digital Banking, Mobile Banking dan Internet Banking?
Pengertian Conversational Commerce
Saat sedang berbelanja online, mungkin kamu sering menemukan istilah conversational commerce. Realitasnya kamu pasti bertanya kepada si penjual saat kamu hendak membeli suatu barang keperluanmu di sebuah toko online, kan ?. Nah, conversational commerce bisa dikatakan demikian, yaitu kegiatan bertanya dahulu kepada penjual mengenai ketersediaan barang atau meminta rekomendasi.
Adalah Chris Messina yang pertama kali menciptakan istilah ini. Dia merupakan seorang mantan karyawan Uber pada tahun 2015 lalu. Pada tahun itu, ia menduga bahwa aplikasi perpesanan seperti Facebook Messenger dan WhatsApp akan digunakan untuk memfasilitasi penjualan online. Sehingga, secara real time calon pembeli dapat berinteraksi langsung dengan si penjual.
Ia juga mengatakan bahwa conversational commerce adalah tentang memberikan kenyamanan, personalisasi, dan dukungan untuk membuat keputusan. Contohnya, biasanya pelanggan akan disambut oleh sales associate saat berbelanja langsung ke sebuah toko. Pelanggan pun bisa bertanya soal produk atau meminta rekomendasi barang dari sales associate yang bertugas.
Namun, saat berbelanja secara online tentu tidak ada seorang petugas yang akan menemani kita untuk menjelaskan produk. Ini setidaknya menjadi alasan mengapa hingga sekarang mulai banyak brand yang mulai mengimplementasikan conversational commerce yang dapat memudahkan interaksi dengan pelanggan.
Baca Juga: Yuk, Ketahui 5 Fitur Android 13 yang Berfungsi Meningkatkan Produktifitas Kalian
Menggunakan live chat adalah salah satu cara agar pelanggan bisa terhubung dengan pihak brand atau penjual dengan mudah. Setiap brand pasti memiliki fitur live chat. Fungsinya, fitur itu dapat mempermudah pelanggan yang ingin bertanya tentang produk atau meminta rekomendasi bisa dilayani secara real time.
Menurut Shopify, calon pembeli yang memanfaatkan live chat memiliki tingkat kepuasan hingga 73% lebih tinggi dibandingkan saat menggunakan email dan telepon.
Manfaat dari Conversational Commerce
Karena conversational commerce banyak manfaatnya untuk brand, maka hal ini bukan dibilang tren belaka. Menurut Optinmonster, setidaknya conversational commerce memiliki 3 manfaat :
1. Membangun Relasi Lebih Dekat dengan Pelanggan
Kemudahan berinteraksi dengan pelanggan menjadi tujuan utama dari hal yang satu ini, seperti yang sudah disinggung di atas. Selain itu, conversational commerce juga akan meningkatkan relasi antara brand dengan pelanggan. Jadi, conversational commerce tidak hanya membantu pelanggan menemukan produk yang tepat saja.
Tentu pelanggan akan memiliki pengalaman belanja yang lebih menyenangkan ketika brand bisa memberikan respon yang bisa memuaskan kepada mereka. Dengan demikian, interaksi ini tidak hanya berfokus pada kemudahan saat berbelanja saja. Namun juga bisa dijadikan cara yang efektif untuk membangun relasi emosional dengan pelanggan.
2. Lebih Hemat Waktu
Pelanggan akan lebih mudah ketika ingin bertanya saat brand-mu sudah memiliki live chat. Pelanggan pun akan tetap merasa senang karena pertanyaannya bisa dijawab dengan cepat, meskipun live chat tersebut menggunakan chatbot. Misal bandingkan saja dengan saat pelanggan harus mengirim email terlebih dahulu.
Tentunya, mereka harus menunggu beberapa lama sampai akhirnya emailnya dibalas. Dengan demikian, pilihan menggunakan chatbot sangat direkomendasikan untuk melakukan conversational commerce karena lebih hemat waktu.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menjadi MC yang Baik? Perhatikan 5 Skill Ini
Selain itu, chatbot juga bisa aktif menjawab pertanyaan pelanggan selama 24 jam non stop. Jadi, kapan pun pelanggan ingin bertanya tentunya bisa langsung dijawab.
3. Menawarkan Bantuan yang Spesifik untuk Pelanggan
Untuk memberikan pelayanan yang lebih dipersonalisasi bagi setiap pelanggan conversational commerce juga memiliki manfaat. Misalnya, ada pelanggan yang membutuhkan rekomendasi baju anak-anak. Mereka hanya perlu menuliskan di chatbot mengenai keinginannya tersebut.
Kemudian, chatbot akan menampilkan katalog dan memberikan rekomendasi produk sesuai dengan keinginan pelanggan. Saat pelanggan mengajukan pertanyaan, hal itu bisa dijawab langsung oleh penjual atau pun chatbot.
Baca juga: Pahami Open Door Policy Bisa Menciptakan Lingkungan Kerja Positif
Jadi, respon yang diberikan kepada pelanggan hasilnya bisa selalu spesifik dan lebih fokus seperti yang diharapkannya. Demikianlah penjelasan Jobnas.com mengenai conversational commerce serta apa saja manfaatnya untuk brand. Nah, apakah kamu tertarik untuk menerapkannya dalam bisnismu ?
Selain informasi seperti di atas, kamu juga bisa mendapatkan informasi seputar bidang sales atau marketing lainnya dengan membaca artikel-artikel serupa di Jobnas.com