Jobnas
Menu CV Maker Menu

Content Marketing

Ghufron Writer Ghufron Writer
4 bulan yang lalu

Jobnas.com - Untuk mendukung strategi Content Marketing-mu, terdapat beberapa jenis contoh infografis yang bisa dijadikan pilihan. Sebagai salah satu bagian dari promosi sebuah brand, infografis disebut sebagai salah satu konten yang terbukti efektif. 

Hal tersebut disebabkan karena jenis konten yang satu ini memiliki beberapa kelebihan. Salah satu manfaat infografis yang sederhana adalah  dapat menyajikan informasi yang rumit jadi lebih sederhana. 

Nah, apabila kamu tertarik untuk mencoba membuat konten yang satu ini untuk promosi, ketahui dulu jenis-jenis infografis yang telah dirangkum Jobnas.com berikut ini.

Baca Juga: Inilah Perbedaan antara Remarketing vs Retargeting!

1. Timeline Infographic

Timeline infographic merupakan jenis infografis pertama yang harus kamu ketahui. Karena cukup populer dalam menampilkan informasi secara kronologis, jenis infografis ini sudah pasti sering kamu jumpai. 

Menurut Brafton, timeline infographic berguna untuk memberikan informasi yang runut misalnya suatu peristiwa yang bersejarah. Lewat jenis infografis ini, pastinya informasi yang rumit seperti tanggal bersejarah akan lebih mudah disampaikan secara sederhana.

2. Statistical Infographic

Hasil survei biasanya disajikan dalam bentuk artikel dengan penjelasan yang detail dan cukup sulit dimengerti karena ada banyak angka.

Meski begitu, dengan menggunakan statistical infographic, kamu bisa menyajikan hasil survei tersebut menjadi lebih sederhana. 

Karena data hasil survei menjadi lebih cukup mudah dipahami, contoh infografis yang satu ini cukup disukai oleh banyak audiens.

Dengan menggabungkan bagan dan grafik untuk mendukung data statistik, kamu bisa membuat jenis infografis ini. Jika kmau mempunyai banyak data berupa angka yang ingin ditunjukkan kepada pembaca, penggunaan bagan dan grafik ini menjadi pilihan terbaik.

3. Informational Infographic

Salah satu contoh infografis yang cukup populer dan sering kita temui di media sosial adalah Informational Infographic.

Baca Juga: 7 Alat yang Anda Butuhkan Untuk Menjadi Dubber (Pengisi Suara)

Jenis infografis ini sangat berguna untuk mengkomunikasikan konsep dengan jelas. Jadi, kamu bisa menggunakan infografis ini apabila ingin memberikan gambaran suatu topik secara umum.

Selain informasi yang singkat dan jelas, kamu juga perlu paham bahwa audiens juga tertarik dengan informasi yang memiliki angka di judulnya. Setelah itu, warna yang cerah dan mencolok juga akan menjadi daya tarik dari infografis yang satu ini.

4. Process Infographic

Bentuk visual dari infografis yang satu ini memang terlihat mirip dengan timeline infographic. Meski begitu, jenis infografis ini lebih ditujukan untuk menunjukkan suatu proses.

Dikutip dari Visme, infografis ini dapat menampilkan suatu proses langkah demi langkah dengan sederhana dan runtut. Seperti jika kamu ingin membagikan tips tentang cara membuat kue atau bahkan cara membuat infografis yang menarik.

Agar penjelasan langkahnya tidak terlalu panjang dalam membuat infografis jenis ini kamu harus bisa memilih kata-kata yang tepat. Selanjutnya, agar menarik dan mudah dimengerti audiens, jangan lupa perhatikan juga aspek visual dari langkah demi langkah tersebut . 

5. Geographic Infographic

Jika ingin memvisualisasikan data berbasis lokasi atau demografis, Geographic Infographic bisa sangat bermanfaat bagi kamu.

Lumrahnya, kita melihat jenis infografis ini untuk menunjukkan persebaran penduduk atau informasi lainnya di suatu tempat.

Di samping itu, untuk membandingkan suatu data menurut wilayah atau demografis, geographic infographic ini juga dapat digunakan.

Jadi, saat membuatnya sebaiknya gunakan peta dari suatu wilayah dan diberikan keterangan penunjang agar pembaca lebih mudah memahaminya.

6. Comparison Infographic

Sesuai dengan namanya, contoh infografis ini berguna untuk menampilkan informasi yang bertujuan membandingkan suatu hal.

Perbandingan di sini bisa hal apa pun, mulai dari jenis smartphone, jenis pekerjaan, atau bahkan jenis pelanggan yang kamu miliki.

Baca Juga: Sebelum Mulai Investasi Pahami Dulu 5 Perbedaan Reksa Dana Syariah dan Konvensional

Biasanya infografis ini hanya dibuat untuk membandingkan dua hal yang berbeda saja. Akan tetapi, sebenarnya kamu bisa langsung membandingkan banyak hal sekaligus.

Meski demikian, kamu harus memastikan saat membuatnya harus tetap eye catching dan jangan sampai terkesan penuh karena orang lain pun akan malas untuk melihatnya.

Minimal, gunakan warna yang kontras untuk membedakan hal yang diperbandingkan tersebut.

7. Hierarchical Infographic

Hierarchical infographic atau infografis hierarki menampilkan suatu informasi berdasarkan tingkatannya.

Biasanya jenis infografis ini cukup mudah dimengerti karena berbentuk piramida. Fungsi utama dari jenis infografis ini adalah untuk membandingkan suatu hal menurut levelnya. Namun, harus tetap menunjukkan hubungan dari semua level tersebut.

Misalnya saja kamu bisa membuat infografis tentang metode pembelajaran yang efektif di kelas untuk seorang pelajar menggunakan infografis ini.

Di bagian dasar bisa dijelaskan apa metode pembelajaran yang paling efektif. Kemudian mengerucut ke atas yang menunjukkan metode yang paling tidak efektif untuk pelajar.

8. List Infographic

Konten mengenai tips memang selalu menarik untuk disajikan. Artikel tips merupakan contoh dari konten evergreen yang selalu dicari oleh banyak orang.

Kamu bisa merangkum informasi mengenai tips atau informasi lainnya menjadi lebih menarik menggunakan jenis infografis yang satu ini.

Informasi yang disajikan di infografis ini haruslah padat dan tidak menggunakan bahasa yang berbelit-belit. Di samping menggunakan angka, kamu juga bisa bermain dengan warna untuk menjelaskan setiap daftar yang dibahas.

9. Infographic Resume

Sesuai namanya, jenis infografik ini tidak dibuat dengan tujuan memberikan informasi kepada banyak audiens. Akan tetapi, hal ini lebih ke promosi diri sendiri kepada perekrut.

Sekarang ini, resume yang menarik pasti akan lebih dilirik oleh recruiter. Itulah alasan mengapa jenis resume menggunakan infografik mulai populer karena tampilannya lebih bagus.

Dikutip dari Venngage, jenis infografis ini mempunyai visual yang lebih menarik untuk dibawa saat wawancara kerja.

Di samping itu, dengan membuat resume dengan tampilan infografik tentunya akan lebih memudahkan perekrut untuk memahaminya.

Baca Juga: 7 tips Membuat Foto Profil LinkedIn Biar Semakin Kelihatan Profesional

Demikianlah penjelasan Jobnas.com mengenai beberapa jenis dan contoh infografis yang bisa kamu terapkan sebagai bagian dari strategi content marketing. Hal yang perlu diingat dalam membuat infografis adalah selalu perhatikan beberapa hal mulai dari pemilihan kata yang simpel dan visualisasi yang memikat.

Iwan Bisa Iwan Bisa
11 bulan yang lalu

Jobnas.com - Saat ini, content marketing tengah menjadi andalan utama setiap perusahaan untuk memasarkan produknya. Imbasnya beragam informasi yang kurang akurat prihal strategi marketing ini menyebar di kalangan marketer.

Bagi kamu yang aktif berkarir di bidang pemasaran pasti sudah tidak asing lagi dengan mitos seputar Content Marketing ini, bukan?

Nah, untuk kamu yang hendak berkecimpung di dunia marketing, alangkah lebih baiknya untuk terlebih dahulu mengetahui tentang mitos-mitos yang berkaitan dengan content marketing.

Berikut adalah lima contoh dari mitos-mitos tersebut. Yuk, baca selengkapnya dalam artikel berikut ini!

1. Perusahaan perlu produksi konten secara rutin

Berdasarkan informasi yang didapat dari laman Single Grain, mitos yang paling populer seputar content marketing adalah bahwa perusahaan perlu menghasilkan konten setiap harinya.

Mitos ini hadir dan berkembang di kalangan marketer karena adanya opini yang berpendapat bahwa Google akan menghargai perusahaan yang setiap hati membuat dan mempublikasikan konten.

Namun pada kenyataanya, karena mereka cenderung lebih fokus memerhatikan kuantitas konten, justru malah menyebabkan kualitas konten yang disajikan oleh berbagai perusahaan semakin menurun.

Sebaiknya, mitos seperti ini jangan sampai menkonstruk pemikiran seorang ¬marketer. Karena jika kualitas kontennya semakin tidak jelas, maka akan merimbas negatif pada minat pelanggan.

Akibatnya, pengahasilan akan berkurang dan perusahaan besar kemungkinan akan merugi karena kehilangan banyak custumer loyaltynya.

2. Aktif di media sosial dianggap kurang penting

Mitos kedua yang berkembang di dalam dunia content marketing adalah aktif di media sosial bukanlah sesuatu yang penting dan tak perlu untuk jadi prioritas.

Salah satu yang membentuk statement saperti ini adalah karena adanya anggapan bahwa cukup dengan membuat konten yang menarik, pelanggan akan hadir dengan sendirinya.

Selain itu, mitos ini didukung oleh penggunaan traffic search serta keyakinan yang berlebihan terhadap pemanfaatan SEO.

Padahal jika perusahaan ingin sukses dengan strategi content marketingnya, pihak menejemen perlu mempromosikan konten di berbagai media sosial.

3. Content marketing hanya cocok untuk beberapa industri

Pemahaman yang salah hingga menjadi mitos seputar content marketing adalah bahwa strategi tersebut tidak bisa dipakai di semua industri. Ia hanya cocok untuk beberapa industri tertentu saja.

Nah, sebagaimana namanya, statement seperti ini hanyalah mitor yang perlu kamu percayai. Cukup tahu saja agar tidak jatuh ke dalamnya.

Sebab, content marketing - sebagaimana yang dilansir dari  Neil Patel - bisa digunakan oleh semua perusahaan dari berbagai industri yang berbeda.

Yang perlu dilakukan itu sebernarnya adalah bagaimana kamu bisa memahami kebutuhan pelanggan dan tetap mengikuti tren yang sedang viral.

4. Semua orang bisa membuat konten yang berkualitas

Mitos keempat adalah pernyataan yang mengatakan bahwa semua orang bisa membuat konten yang berkualitas.

Untuk penyemangat diri, pemikiran tersebut sangat bermanfaat untuk diyakini dan dipercayai agar tidak mudah menyerah atau putus asa. Namun berbeda jika konteknya ingin diterapkan di perusahaan.

Sebab, dengan pemikiran seperti itu, mereka menjadi ceroboh dengan mempekerjakan seseorang yang masih kurang berpengalaman.

5. Content marketing dan Advertising itu serupa

Adapun mitos terakhir yang perlu kamu ketahui adalah statmen yang menyatakan content marketing dan advertising itu serupa.

Faktanya, objek kedua bidang tersebut berbeda dan fungsinya pun juga tidak serupa.

Advertising biasa digunakan untuk menyebarkan pesan brand dan menarik minat para pelanggan.

Sedangkan content marketing lebih berfungsi sebagai sebuah cara untuk membangun hubungan jangka panjang dengan para pelanggan.

Berangkat dari perbedaan itu, seorang marketer perlu memisahkan antara dua strategi yang berbeda fungsi tersebut agar tidak saling berbenturan dan mengganggu fungsi masing-masing.

Itulah lima mitos yang berkembang sampai saat ini seputar dunia content marketing yang tak perlu kamu percayai.

Semoga bermanfaat!