Career Guidance
Jobnas.com - Jika kamu sedang mengincar pekerjaan desain produk, terutama penulis copy-nya, kamu perlu terlebih dahulu membuat portofolio khusus untuk UX Writer. Dokumen ini dapat membantumu akan dilirik oleh calon recruiter. Lebih dari itu, dokumen ini juga bisa mendeskripsikan seberapa jauh kamu menjalani karirmu.
Setelah kamu memahami pentingnya portofolio, Jobnas.com akan memberikan terkait bagaimana kamu memulai agar kamu tidak salah langkah. Yuk, simak selengkapnya !
Taktik Portofolio untuk UX Writer
1. Buat Gambaran Kasar
Tak dapat dibayangkan jika seandainya ada seorang arsitek yang hendak merancang rumah dengan melakukan penumpukan bata terlebih dahulu dan kemudian memasang ubin. Tentu hal tersebut akan sangat menguras tenaga. Di samping itu, dikhawatirkan takut terjadi kesalahan di tengah-tengah proses. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal-hal yang demikian, ia harus membuat sketsa atau menggambar terlebih dahulu.
Dengan demikian, sebelum membuat portofolio, ia harus membuat gambaran umum secara kasar dulu. Hal ini bisa dirancang dari apa bentuk portofolio yang cocok, seperti apa desain dan tata letaknya, serta bagaimana mengemas berbagai informasi yang ada.
2. Kumpulkan Proyek Sebelum-sebelumnya
Hal yang wajib ada dalam sebuah Portofolio UX Writer adalah proyek yang sudah kamu selesaikan. Kamu bisa memilih beberapa proyek saja. Dengan kata lain, jangan masukkan semua pekerjaan dan pengalamanmu. Justru hal ini akan membuatnya terlalu tebal. Pilihlah proyek yang presisi dan bisa menunjukkan skillmu. Ingat, tujuan dari portofolio adalah memamerkan kualifikasimu.
3. Ceritakan Proses
Hal yang penting dilakukan adalah memberikan penjelasan di samping menunjukkan karya produk. Hal ini dilakukan agar recruiter tidak kebingungan saat membaca portofoliomu. Kamu bisa memulainya dengan memberikan penjelasan sekaligus uraian yang memudahkan. Seperti, apa masalah yang ada? Bagaimana solusi yang kamu buat?
Baca Juga: Apa itu Inflasi? Berikut Penjelasan Lengkap beserta 4 Penyebab Terjadinya Inflasi
4. Cari Inspirasi dari Portofolio yang Sudah Ada
Mengintip portofolio UX writer yang sudah beredar adalah solusi ketika kamu masih kebingungungan mau menulis apa. Misalnya, intip penilaian portofolio dan hasil kurasi dari UX Collective. Kamu juga bisa mengintip dan mencari situs-situs lainnya.
5. Jangan Lupakan Informasi Penting
Jangan lupa, ada berbagai hal penting yang wajib ada di dalam portofolio. Salah satunya adalah kontakmu. Kamu punya testimoni dari rekan kerja atau atasan? Jangan lupa sisipkan juga di dalamnya, ya!
Belum Pernah Punya Proyek UX Writing?
Perlu diketahui bahwa UX writer memang pekerjaan yang belum lama hadir. Tak pelak, banyak orang yang belum berpengalaman ingin masuk ke dalamnya. Jika kamu salah satunya, bagaimana caranya membuat portofolio UX writer?. Menurut UX Writers Collective, kamu bisa mengkreasikan tulisan yang sudah kamu miliki. Seperti, kamu mungkin merupakan seorang penulis di majalah musik. Kamu pernah meliput soal musisi independen baru.
Bagaimana kamu mengemas tulisan agar pembaca memahami musik yang belum pernah ia dengar? Kamu tentu harus membuat tulisan agar pembaca bisa mudah mengerti. Hal itu merupakan tujuan dasar dari UX writing. Dengan demikian, kamu bisa memasukkannya ke dalam portofoliomu. Di samping itu, menurut UX Booth kamu juga bisa membuat contoh dari kehidupan sehari-sehari. Seperti, ada produk yang menurutmu kurang baik copy-nya. Coba buat perbaikannya, lengkap dengan alasan serta penjelasan lainnya.
Baca Juga: 5 Hal ini Bisa Bikin Kamu Gagal Mendapatkan Promosi Jabatan
Demikian tips dan trik dari Jobnas.com dalam membuat portofolio untuk UX writer. Implementasikan satu per satu agar daftar proyekmu ini makin menarik.
Jobnas.com - Gagal mendapatkan Promosi Jabatan merupakan salah satu hal yang paling ditakuti hampir sebagian besar karyawan. Hal ini tentu dapat memunculkan kesan yang amat traumatis. Selain itu, rasa kecewa yang begitu mendalam akan menubuh dalam diri karyawan. Terlebih ketika selama ini kamu sudah merasa melakukan yang terbaik demi pekerjaan.
Padahal mendapatkan promosi kerja tidak selalu berdampak positif pada kita. Seperti dikutip dari BBC, misalnya saja promosi jabatan yang dilakukan di waktu yang kurang tepat malah akan berpotensi merusak karier. Tentunya kamu harus mempersiapkan mentalmu terlebih dahulu dan asah skillmu semaksimal mungkin agar kamu bisa naik jabatan ke posisi yang diidamkan.
Dengan demikian, kamu harus menghindari lima hal di bawah ini yang bisa membuat kamu gagal mendapatkan promosi jabatan. Jobnas.com telah merangkum apa saja yang bisa menghambatmu dalam mendapatkan kenaikan jabatan, seperti berikut ini.
1. Masih Memiliki Sifat yang Egois
Seseorang ketika memiliki sifat egoistik yang terlalu tinggi pasti akan dijauhi oleh teman-temannya. Begitu pula yang berlaku dalam dunia kerja. Sifat egoistik yang tinggi hanya akan menyusahkanmu mendapatkan kenaikan jabatan.
Menurut Business Insider, saat kamu masih memiliki sifat egois maka akan membuatmu terlihat tidak profesional dan susah meningkatan karier. Tanggung jawab tentunya akan semakin tinggi seiring dengan naiknya jabatan seseorang.
Jika pemimpin memiliki sifat yang egois, pasti tidak akan mampu memimpin tim untuk mengembangkan bisnis. Dengan demikian, jika kamu tidak mau gagal mendapatkan promosi jabatan sebaiknya jadilah karyawan yang selalu loyal.
2. Tidak Memiliki Tujuan yang Jelas
Kamu akan dianggap tidak layak untuk naik jabatan apabila masih belum memiliki tujuan yang jelas. Baik itu tujuan untuk bisnis perusahaan atau tujuan karier-mu. Seperti, saat kamu ingin mempromosikan diri sebagai manager marketing, namun kamu belum memiliki strategi yang baik untuk meningkatkan penjualan, maka kamu akan dianggap tidak layak untuk menempati posisi tersebut. Dengan demikian, menurut The Globe and Mail kamu mesti membuat rencana yang jelas untuk perusahaan yang bisa membuat atasanmu merasa terkesan.
3. Kurang Mampu Bersikap Dewasa
Sikap kedewasaan menjadi hal yang penting ketika berusaha mencoba promosi jabatan. Oleh karena itu, tidak semua pemimpin harus lebih tua dari bawahannya. Jadi, usia bukanlah patokan yang membuat kita bisa sukses menjadi seorang pemimpin. Namun, sifat kedewasaan dan mampu bertanggung jawablah yang merupakan kunci suksesnya.
Kamu tentu akan selalu gagal mendapatkan promosi jabatan, saat kamu masih belum bisa bersikap dewasa. Pasalnya, pemimpin harus mampu bersikap bijaksana, dan kebijaksanaan akan diperoleh apabila kamu mampu bersikap dewasa. Seorang pemimpin harus mampu mengetahui kapan waktunya profesional di tempat kerja dan kapan harus bercanda dengan rekan kerja.
4. Tidak Konsisten dalam Bekerja
Kurangnya konsistensi saat bekerja merupakan faktor selanjutnya yang bisa membuatmu gagal mendapatkan promosi jabatan. Corporate Staffing menjelaskan bahwa dibutuhkan tingkat kesabaran yang matang untuk bisa bekerja secara konsisten. Inilah mengapa masih banyak karyawan yang gagal karena mereka kurang sabar dalam menjalani proses pekerjaan.
Bahkan, ada pula yang menyerah saat tidak bisa menghasilkan output yang baik. Tentu jika tidak konsisten tidak akan mampu membuat atasanmu berkesan meskipun hasil kerjamu baik. Inilah alasan mengapa melatih konsistensi sangat diperlukan saat mengerjakan tugasmu demi mendapatkan hasil yang baik.
5. Percaya Diri yang Berlebihan
Setiap karyawan harus memiliki sikap percaya diri. Akan sangat sulit dalam melakukan pekerjaan apabila tidak memiliki rasa percaya diri. Meski demikian, percaya diri dibutuhkan hanya sekadarnya saja. Jika kamu terlalu percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki juga dapat menjadi penghambat saat ingin mendapatkan kenaikan jabatan.
Hal tersebut selaras dengan apa yang dikatakan The Job Network bahwa terlalu percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki dapat membuat kita malas untuk belajar hal baru. Padahal, jika ingin sukses menjadi seorang pemimpin haruslah mau belajar hal baru demi mengembangkan bisnis perusahaan. Intinya jangan terlalu percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki serta jangan takut untuk belajar hal baru dan selalu terbuka dengan kritik membangun dari orang lain.
Baca Juga: Contextual Marketing: Strategi Pemasaran yang Murah dan Mujarab
Itulah penjelasan Jobnas.com mengenai beberapa hal yang bisa membuat kita gagal mendapatkan promosi jabatan. Oleh karena itu, kamu dituntut untuk bisa memahami hal tersebut supaya kamu bisa lolos saat promosi jabatan.
Jobnas.com - Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin masif, semakin banyak pula strategi Marketing yang digunakan perusahaan. Nah, salah satunya adalah Astroturfing, atau kepanjangan dari ‘Astroturf Marketing’.
Meskipun tak jarang berhasil, astroturf marketing dinilai sebagai strategi marketing yang dinilai berisiko dan bisa membahayakan brand itu sendiri.
Baca Juga: Pentingnya Pengembangan Pelanggan dalam Strategi Perencanaan Bisnis
Mengapa demikian? Yuk, temukan jawabannya dan pelajari lebih lanjut tentang hal tersebut dalam artikel Jobnas.com berikut ini!
Pengertian Astroturfing
Secara definitif, astroturfing adalah usaha perusahaan atau brand membuat kesan dukungan dari berbagai kalangan yang tersebar luas terhadap suatu hal, misalnya kebijakan, pemerintahan, dan lain-lain. Nah kerap kali hal ini juga diterapakn dalam strategi marketing.
Menurut Big Commerce, astroturf marketing merupakan kampanye yang dilakukan untuk membuat kesan sebuah produk atau jasa dicari banyak orang atas keinginannya sendiri. Akan tetapi, sebenarnya hal ini didorong oleh sebuah perusahaan atau brand dan tidaklah jauh berbeda dari konten bersponsor.
Untuk membuat sebuah gerakan terlihat tampak organik, perusahaan biasanya menyembunyikan partisipasi atau sponsorship-nya. Astroturfing kini hal yang cukup lumrah dalam internet marketing. Untuk menyampaikan pesan bersponsor atau konten secara meyakinkan lewat kanal-kanal tertentu seperti media sosial, blog, dan lain-lain, hal ini dilakukan dengan mengerahkan sekelompok orang.
Tidak hanya untuk mempromosikan produk atau jasa, astroturf marketing adalah salah satu cara untuk menciptakan kesan atau citra brand tertentu.
Strategi Umum Astroturfing
Meninggalkan komentar menggunakan identitas yang berbeda-beda merupakan hal yang paling sering dilakukan untuk upaya astroturfing dalam marketing. Kamu dapat memanfaatkan berbagai platform media sosial untuk merealisasikan strategi ini.
Di samping itu, respons yang diberikan biasanya sangat cepat, misalnya untuk membangun sebuah trending topic di Twitter dan membuat orang-orang merasa ini adalah hal yang penting dan patut disimak. Dalam hal-hal politis sekalipun, upaya astroturfing ini kerap sering digunakan.
Baca Juga: Mencari Sponsorship Online? Berikut Tips, Jenis dan Manfaatnya
Dalam hal ini seperti mengundang orang dengan latar belakang relevan dan kredibel untuk menyampaikan opininya mengenai suatu topik yang sedang berusaha digencarkan, dan lain-lain. Untuk marketing, biasanya astroturfing akan kelihatan lebih santai, meskipun tujuannya juga untuk menciptakan perbincangan yang viral sehingga awareness atau kesadaran calon konsumen bisa ditingkatkan.
Dilansir dari Study.com, astroturfing merupakan salah satu taktik marketing yang kurang disarankan untuk dilakukan. Hal ini tentu membuat pesan kampanye yang disebarkan terasa lebih kredibel dan otentik dibanding menggunakan iklan, jika tidak disadari oleh para konsumen.
Untuk meningkatkan brand image dan keuntungan perusahaan, astroturf marketing biasanya selalu sering digunakan. Namun, jika kenyataannya terkuak, hal ini bisa berbalik menjadi hal yang merugikan bisnis.
Bentuk Astroturfing
Untuk mempromosikan suatu barang atau jasa ada beberapa bentuk astroturfing di internet yang sering ditemukan hingga sekarang, yaitu:
- Blogger membuat artikel tentang review produk. Post ini seakan-akan jujur dan -tidak memihak brand tersebut.
- Menciptakan persona palsu di internet untuk membagikan post serupa sehingga menimbulkan kesan ide populis.
- Pemasangan iklan di situs-situs khusus yang mengarahkan pengunjung pada situs brand atau produk.
- Membayar sebuah akun media sosial di Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain untuk fokus pada suatu brand atau produk tertentu.
Jika hal-hal ini dilakukan untuk mengalahkan perusahaan saingan, hal itu pun dianggap sebagai astroturfing.
Kenapa Umumnya Tidak Disarankan?
Praktik ini adalah strategi marketing yang kurang disarankan, seperti yang telah disebutkan di atas. Langkah ini mungkin memiliki garis pembeda tipis dengan langkah lain untuk beberapa kasus di internet.
Baca Juga: Terapkan White Noise untuk Meningkatkan Produktivitas
Tentu akan menjadi sebuah resiko besar bagi perusahaan apabila praktik ini terbongkar. Salah satu resikonya adalah munculnya public relations crisis bagi perusahaan, di samping menimbulkan malu. Di beberapa negara, praktik ini bahkan bisa menimbulkan jerat hukum bagi para pelakunya.
Itulah penjelasan Jobnas.com terkait Astrotourfing. Nah, sudah lebih paham, kan, mengenai astroturfing? Apakah menurutmu strategi marketing ini baik? Atau justru tidak?
Jobnas.com - White noise adalah salah satu hal yang dapat membantumu meningkatkan produktivitas mu jika kamu merasa kurang produktif. Tidak jarang ada orang yang tetap bisa bekerja meskipun sambil mendengarkan musik, atau suara-suara keras lainnya. Supaya kamu lebih konsentrasi dan produktivitasmu semakin baik, White Noise merupakan hal yang bisa kamu terapkan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menjadi MC yang Baik? Perhatikan 5 Skill Ini
Tentu kamu semakin penasaran kan terkait dengan White Noise ini dan mengapa hal ini dapat meningkatkan produktivitas?
Jobnas.com akan memberikan penjelasannya untuk kamu untuk menjawab pertanyaan tersebut. Yuk, simak selengkapnya!
Apa itu White Noise ?
Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa white noise adalah suara-suara alamiah yang sering didengar manusia. Suara-suara alamiah itu misalnya seperti suara dosen ketika mengajar mahasiswanya, suara burung berkicau, suara derap langkah kaki, dan sebagainya.
Melebih itu, ternyata white noise adalah sebuah suara yang berasal dari berbagai jenis suara yang memiliki gelombang cenderung stabil dan merata, seperti dilansir dari Livescience. Nah, yang dimaksud stabil dan merata dalam hal ini yaitu suara yang berada pada frekuensi 20-20.000 Hz. Frekuensi ini merupakan frekuensi yang masih dapat dijangkau oleh telinga manusia.
Itulah mengapa suara-suara tersebut dibilang sebagai white noise karena serupa dengan konsep cahaya putih (white light), yaitu penggabungan antar berbagai jenis warna yang menjadi satu.
Cara Bekerja White Noise
Kamu akan terhindar dari distraksi saat mendengar kombinasi dari berbagai jenis suara ini. Bayangkan jika kamu berada di suatu ruangan yang hanya terdiri dari tiga hingga empat orang dan cukup senyap. Tentu, setiap orang termasuk kamu sangat mudah untuk membedakan tiap-tiap orang yang berbicara. Selain itu, jika terdengar suara lain seperti barang yang terjatuh, maka perhatianmu akan teralihkan padanya.
Hal ini tentu berbeda jika kamu sedang berada di kerumunan, karena banyaknya suara yang muncul maka suara-suara tersebut akan menjadi samar dan menutupi berbagai suara yang dapat mengganggu. Sudah bertahun-tahun white noise digunakan untuk membantu seseorang untuk tertidur lebih cepat, terutama bayi. Selain manfaat-manfaat itu, white noise juga memiliki beberapa manfaat lain, di antaranya :
Pengaruh yang Diberikan White Noise
1. Menjadi Lebih Fokus
Seperti yang dijelaskan sebelumnya cara kerja white noise adalah dengan menutupi berbagai suara yang mengganggu. Hal inilah yang membuatmu dapat melakukan sesuatu dengan lebih fokus. Tentu kamu bisa tetap terfokus pada apa yang kamu kerjakan, tanpa adanya gangguan dari suara-suara tertentu. Itulah mengapa white noise ini merupakan solusi apabila kamu sedang ingin berfokus mengerjakan sesuatu. Tentu ini akan menambah kualitas pekerjaanmu juga.
2. Meningkatkan Kreativitas
Kreativitas juga dapat meningkat jika tak banyak gangguan yang muncul, sejalan dengan fokus. Hal ini seperti diungkap oleh penelitian yang dilakukan oleh Universitas Illinois yang menyatakan bahwa frekuensi yang paling meningkatkan kreativitas adalah suara pada frekuensi 70Hz. Penelitian tersebut juga mengungkap bahwa 85 Hz adalah frekuensi yang cukup mengganggu, sehingga menjadi lebih sulit berfikir dan menurunkan kreativitas.
Baca Juga: Sama-Sama Mudahkan Transaksi, Apa Perbedaan Digital Banking, Mobile Banking dan Internet Banking?
Selain itu, white noise adalah salah satu hal yang dapat mempermudah tidur. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi seorang yang mengalami insomnia atau kesulitan tidur. Hal ini secara tak langsung mempengaruhi kreativitas. Dengan tidur yang cukup dan berkualitas, maka tentu kamu akan lebih mudah untuk memunculkan ide-ide kreatif.
3. Membuat Rileks
Pekerjaan yang menumpuk atau jadwal meeting yang padat tentu membuat jenuh. Hal ini akan berdampak pada performa ke depannya. Kamu mungkin tidak bisa begitu saja menghilangkan beban kerja, tapi kamu bisa menyiasatinya dengan membuat dirimu lebih rileks.
Penelitian menyebutkan mendengarkan suara alam seperti gemericik air, deru ombak, suara burung, hingga hujan dapat menimbulkan perasaan positif dan meningkatkan performa kerja. Suara-suara tersebut tentu merupakan white noise karena berisi kombinasi dari berbagai suara yang stabil dan merata.
Baca juga: Data-Driven atau Data-Informed, Pilih Mana yang Pas untuk Keputusan Bisnismu
Pengaruhnya pada Produktivitas
Sebelumnya telah disebutkan berbagai pengaruh yang diberikan dari adanya white noise. Berbagai hal tersebut tentu secara tidak langsung dapat membuatmu lebih produktif dalam pekerjaanmu. Tentu, ketika kamu memiliki konsentrasi yang maksimal, daya pikir kreatif yang meningkat, serta perasaan rileks, maka dengan sendirinya kamu dapat bekerja dengan lebih baik secara kuantitas dan kualitas.
Dengan mengetahui white noise adalah hal yang dapat membantu kinerjamu serta pengaruhnya pada produktivitas, maka kamu dapat mulai menerapkannya di aktivitas sehari-seharimu. Tak perlu harus berada di kerumunan ataupun alam, kamu bisa mendapatkannya melalui berbagai aplikasi, atau bahkan tayangan youtube dan mendengarkan audio di podcast.
Baca Juga: 6 Tips Membuat Executive Summary atau Ringkasan Eksekutif
Itulah penjelasan Jobnas.com terkait white noise. Selain white noise, banyak hal lain yang tentu memengaruhi produktivitasmu. Kamu dapat mengetahui berbagai hal tersebut dengan membaca berbagai artikel di Jobnas.com
Jobnas.com - Saat ingin mengambil keputusan bisnis, mana metode yang tepat untuk kamu pilih antara data-informed dengan data-driven. Sebetulnya, di era data analytics ini kamu bisa menggunakan keduanya. Namun, dari masing-masing keduanya tentu memiliki kekurangan sekaligus kelebihan masing-masing. Selain itu, konteks penggunaannya juga bisa berbeda-beda.
Baca Juga: Cek Kartu BPJS Kesehatan Aktif Atau Tidak
Kira-kira, apa saja yang harus dipertimbangkan sebelum memilih salah satu di antara metode ini?
Di artikel ini, Jobnas.com akan menjawab pertanyaan itu. Sebelum itu, kamu harus memahami dulu terkait definisi dari keduanya. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini !
Pengertian Keduanya
Nah, tentu kamu harus berkenalan dulu dengan data-driven dan data-informed sebelum masuk pada inti pembahasan artikel ini.
1. Data-Driven
Data-driven adalah sebuah proses pengambilan keputusan. Keputusan ini ditentukan atas dasar data. Oleh karena itu, tak sembarang mengambil data ini. Pengambilan keputusan akan melenceng jika tanpa data. Hal ini terjadi karena manusia punya banyak bias dan asumsi.
Di samping itu, data ini menawarkan ukuran objektif atas suatu fenomena. Dengan alasan ini, data bisa membantu manusia. Metode ini sedang banyak diterapkan di berbagai industri, seperti ditulis oleh Northeastern University.
2. Data-Informed
Seperti data-informed, data-driven merupakan proses pengambilan keputusan berbasis bantuan data. Namun, kamu tak hanya mengandalkan data saja. Menurut Segment, ada pula pertimbangan pengalaman lalu, riset pengguna, dan informasi penting lainnya. Hal ini menandakan bahwa data yang kamu miliki akan diperkaya oleh berbagai konteks. Kamu tak semata-mata mengambil keputusan atas dasar data saja.
Baca Juga: Process Mining, Pengertian, Jenis, Manfaat, dan 7 Contoh Penggunaannya
Data-Driven vs Data-Informed
Pembahasan inti pada artikel ini sebetulnya mengerucut pada persoalan mana yang lebih baik antara data–driven atau data–informed. Pada hakikatnya, setiap manusia tentu memiliki semacam bias-bias. Menurut Cleverism, data–driven merupakan metode yang minim akan hal ini.
Di samping itu, tidak butuh waktu yang lama untuk melakukannya. Kamu tak perlu memperkaya data dengan informasi lainnya. Kendati demikian, kamu akan membutuhkan banyak sekali data untuk menggunakan metode ini. Hal ini disebabkan karena data yang sedikit bisa jadi punya outlier atau nilai ekstrim yang besar. Oleh karena itu, hal ini akan membuat datamu tidak akurat. Sehingga, pada akhirnya keputusan yang diambil kurang presisi.
Baca Juga: Sama-Sama Mudahkan Transaksi, Apa Perbedaan Digital Banking, Mobile Banking dan Internet Banking?
Untuk data–informed, sebenarnya metode ini kekurangan data berupa nilai ekstrim. Sebab, dalam teknik data–informed, data akan dianalisis lebih lanjut dengan beragam informasi. Proses ini bisa menghasilkan fakta sebenarnya, tanpa nilai ekstrem apa pun. Di samping itu pula, metode ini akan memudahkanmu menekan dampak kesalahan teknis. Misalnya, adanya error dalam ekstraksi data dan lain sebagainya. Sayangnya, faktor manusia jadi kekurangannya. Glints sudah sempat menyinggung hal ini di atas.
Sang analis harus teliti dan hati-hati dalam menggunakan metode ini, karena sekali lagi masing-masing manusia memiliki bias.
Nah, setelah kamu mengetahui keduanya, kamu pasti akan bertanya-tanya teknik apa yang mesti kamu pilih ?. Seperti dikutip dari Techsauce, ada beberapa pertimbangan yang bisa kamu pikirkan. Pertimbangan itu di antaranya:
- Pilih data–informed, jika data kurang lengkap.
- Pilih data–informed, jika ada banyak faktor eksternal dalam pengambilan keputusan.
- Pilih data–driven, jika belum punya banyak tenaga atau perusahaan masih kecil.
Baca juga: Kenali 4 Tanda Bekerja Secara Remote yang Tidak Efektif
Demikian informasi dari Jobnas.com tentang data-driven vs data-informed. Jadi, bagaimana? Metode apa yang ingin kamu terapkan?
Jobnas.com - Big data menjadi salah satu hal terpenting bagi bisnis di era modern ini. Hal ini dikarenakan proses data integration dan Data Migration merupakan dua hal yang mesti dilakukan dengan baik. Nah, data integration merupakan tahapan pertama dalam proses pengolahan data. Sesuai namanya, dalam tahapan ini dilakukan proses penggabungan data dari berbagai sumber.
Setelah digabungkan, data pun dipindahkan ke lokasi penyimpanan baru, yang membutuhkan tahapan data migration dengan rencana mata. Nah, apa saja yang perlu diperhatikan dalam salah satu proses penting ini? Yuk simak penjelasan Jobnas.com.
Pengertian Data Migration
Menurut IBM data migration adalah proses mentransfer data dari satu sistem penyimpanan ke yang lainnya. Perusahaan perlu melakukan data migration ketika mereka hendak mengganti server atau perangkat penyimpanan data. Selain itu, alasan lain mengapa dilakukannya data migration adalah untuk merombak sistem dan meng-upgrade database menjadi lebih canggih.
Untuk saat ini, data migration biasanya dilakukan saat perusahaan ingin berpindah dari aplikasi lokal penyimpanan data menjadi aplikasi berbasis cloud. Kamu tetap memerlukan rencana yang jelas agar metode yang dilakukan bisa berjalan dengan aman apapu alasan untuk melakukan data migration. Selain itu, biaya untuk melakukan proses migrasi data juga perlu dipertimbangkan agar bisa lebih hemat dan efisien.
Beberapa tahapan akan dilibatkan dalam proses ETL atau extract/transform/load seperti transformasi dan pemuatan data. Jadi, data yang diekstrak harus melalui serangkaian persiapan dan baru akan dimuat ke lokasi penyimpanan yang baru.
Jenis-Jenis Data Migration
Kamu perlu mengetahui juga apa saja jenis-jenis data migration setelah mengetahui definisinya. Menurut NetApp, berikut ini beberapa jenis data migration di antaranya adalah:
Storage Migration
Migrasi penyimpanan atau storage migration merupakan jenis data migration yang pertama. Dalam jenis ini data akan dipindahkan dari tempat penyimpanan yang lama ke tempat penyimpanan baru yang lebih canggih. Pada umumnya, perusahaan akan melakukan jenis migrasi data yang satu ini karena ingin pusat datanya bisa diakses lebih cepat dan tentunya lebih aman. Di samping itu, data yang disimpan juga akan lebih mudah dicadangkan saat terjadi suatu masalah.
Cloud Migration
Secara definitif, Cloud migration adalah pemindahan data, aplikasi, atau elemen bisnis lainnya dari pusat data lokal ke database yang berbasis cloud. Ketika data sudah disimpan dalam suatu cloud dan ingin dipindahkan ke cloud yang lain, rupanya juga tetap menjadi bagian dari jenis yang satu ini.
Application Migration
Dalam jenis data migration ini terjadi proses pemindahan program aplikasi dari satu lingkungan database ke yang lainnya.
Jadi, bisa termasuk pemindahan seluruh aplikasi dari pusat penyimpanan lokal ke cloud, perpindahan antar cloud, atau pemindahan aplikasi data ke bentuk baru lainnya.
Strategi Data Migration
Hal yang terpenting dari data migration adalah harus direncanakan dengan baik. Jika perencanaannya kurang baik, tentu saja bisa menyebabkan kerugian seperti kehilangan beberapa bagian data yang diperlukan.
Baca Juga: 6 Tips Membuat Executive Summary atau Ringkasan Eksekutif
Menurut Talend, berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat strategi data migration, yaitu :
1. Pahami Data yang Akan Dipindahkan
Perusahaan harus paham terlebih dahulu apa sebenarnya data yang perlu dipindahkan sebelum melakukan data migration. Di samping itu, perusahaan juga harus mengoreksi apakah semua data tersebut memang layak dipindahkan atau ada yang perlu dibuang. Semua hal itu harus dipahami terlebih dahulu sebelum melakukan proses yang satu ini. Tentu saja hal itu akan membuang waktu jika tidak paham apa tujuan dari dipindahkannya data.
2. Membuat Rencana Proses Migrasi Data
Membuat rancangan proses pemindahan data merupakan tahapan selanjutnya dalam melakukan strategi data migration. Dalam konteks ini, ada beberapa aspek yang harus dipikirkan. Seperti jumlah data yang akan dipindahkan serta model kapasitas penyimpanan data tujuan dan jadwal pemindahannya.
Nah, segi keamanan dari data sangat penting dipertimbangkan selama proses perencanaan. Pasalnya, keamanan setiap data harus tetap dilindungi selama proses pemindahan.
3. Persiapkan solusi yang diperlukan
Selain merencanakan proses pemindahan data dengan detail, ada beberapa hal lain yang perlu dipersiapkan seperti solusi saat terjadinya masalah.
Misalnya, perusahaan ingin memindahkan data yang bervolume sangat besar, sebaiknya persiapkan cara yang tepat agar tidak ada kesalahan yang terjadi.
Salah satu caranya yaitu dengan memecah data dengan membuat beberapa bagian kecilnya terlebih dahulu.
4. Lakukan uji coba
Proses uji coba merupakan hal yang sangat penting dilakukan setelah membuat rencana proses pemindahan data. Dalam konteks ini, yang terpenting adalah menguji rencana data migration dan memastikan semua berjalan dengan baik sesuai dengan rencana awal.
5. Audit
Dalam hal ini, untuk memastikan kelancaran proses pemindahan data, audit menjadi penting untuk dilakukan. Oleh karena itu, tidak mudah memang melakukan audit. Hal ini dikarenakan ketika melakukan suatu audit harus membutuhkan strategi yang tepat dan ketelitian agar data tetap aman saat dipindahkan. Kamu harus hati-hati dalam melakukan proses ini. Selain itu, jumlah data, pusat penyimpanan data yang baru, hingga para stakeholder-nya harus diperhatikan baik-baik pula.
Baca Juga: 5 Tools yang Bantu Maksimalkan Konten & SEO Tingkatkan Traffic website
Itulah penjelasan Jobnas.com mengenai Big Data Migration yang perlu kamu ketahui. Jika kamu tertarik dengan hal ini, informasi seputar big data seperti data migration adalah hal yang penting untuk diketahui.
Jobnas.com - Inventory management adalah hal yang sangat perlu kamu perhatikan, jika ingin bisnis terus bisa memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen. Akan sangat sulit bagi bisnis bisa bertahan dan mendapatkan benefit tanpa Inventory management yang terencana dan terstruktur. Namun, hal ini memang menantang.
Baca Juga: Sama-Sama Mudahkan Transaksi, Apa Perbedaan Digital Banking, Mobile Banking dan Internet Banking?
Bahkan, 43% retailer sepakat bahwa inventory management merupakan tantangan utama bagi operasi bisnis sehari-harinya. Jika kamu masih kebingungan terkait inventory management, yuk simak penjelasan Jobnas.com berikut ini !
Pengertian Inventory Management
Dikutip dari Investopedia, inventory management adalah proses memesan, menyimpan, dan menggunakan inventory atau inventaris sebuah bisnis atau perusahaan. Untuk mewujudkan inventory management yang tidak hanya baik tetapi juga efektif, ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Nah, pada hakikatnya, kegiatan inti dalam inventory management adalah penanganan bahan baku, komponen, dan juga produk akhir.
Selain itu, inventory management juga mencakup pengaturan mengenai seberapa banyak barang harus dipesan, disimpan di gudang, dan distribusinya sekaligus biayanya. Jadi, inventory management merupakan serangkaian proses mulai dari hulu ke hilir dalam sebuah rantai pasok dan proses manufaktur dengan mengusahakan resiko minim.
Tujuan dari inventory management adalah untuk mengetahui di mana inventarismu berada saat ini. Selain itu, kita pun bisa mengetahui berapa banyak barang yang perlu dipesan untuk menjaga ketersediaan barang untuk bisnis yang berkelanjutan.
Baca juga: Cara Produktif Untukmu yang Sering Menunda Pekerjaan Melalui 5 Second Rule
Pentingnya Inventory Management
Karena kegiatan ini memastikan keberlanjutan bisnis, maka investory management tidak bisa dipandang sebelah mata. Jika inventaris bisnismu diatur dengan baik, manajemen rantai pasoknya akan juga teratur.
Tanpa inventory management, penyediaan barang akan mengalami banyak kendala, seperti salah memesan jumlah, kekurangan atau kelebihan persediaan, dan masih banyak lagi. Di samping itu, bisnismu akan mengalami kerugian yang besar, apalagi jika berlanjut untuk waktu yang begitu lama.
Tidak hanya biaya, tenaga pun terbuang sia-sia tanpa mendapat keuntungan yang sesuai. Menurut Chron, inventory management yang kurang baik menyebabkan pelayanan pelanggan yang buruk. Hal inilah yang pada akhirnya akan membuat reputasi sebuah bisnis bisa negatif sehingga perkembangannya akan menjadi sulit.
Metode/Teknik Inventory Management
1. Economic Order Quantity (EOQ)
Dalam inventory management, EOQ adalah salah satu strategi yang menggunakan formula untuk menemukan jumlah pembelian ideal yang perlu dilakukan sebuah perusahaan. Formula ini mempertimbangkan beberapa variabel seperti total biaya produksi, tingkat permintaan, dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk mengurangi biaya dengan mengetahui berapa banyak unit maksimal produk yang dibutuhkan.
2. Minimum Order Quantity (MOQ)
Minimum order quantity merupakan jumlah terkecil yang bisa dijual oleh supplier pada perusahaan yang membutuhkan suatu unit barang. Jika perusahaan tidak dapat membeli jumlah minimum tersebut, supplier tidak akan menjualnya sama sekali.
Baca Juga: Pentingnya Pengembangan Pelanggan dalam Strategi Perencanaan Bisnis
3. Just-in-Time (JIT)
Secara definitif, Just-in-Time inventory management adalah metode yang mengatur pemesanan bahan baku dari supplier sesuai dengan jadwal produksi. Metode ini bisa mengurangi biaya penyimpanan akibat pemesanan terlalu awal atau tidak tepat waktu.
Untuk mengetahui biaya penyimpanan, metode dalam inventory control merupakan cara yang bisa dilakukan. Sistem FIFO adalah sistem di mana barang yang lebih lama dijual duluan untuk menjaga kebaruan inventaris. Sementara, LIFO memiliki sistem barang baru justru dijual lebih awal untuk menjaga inventaris kehilangan kualitasnya.
4. First in, first out (FIFO) dan last in, first out (LIFO)
5. Safety Stock Inventory
Perusahaan harus memesan bahan baku atau barang dengan jumlah yang lebih banyak dari permintaan yang ada, jika menggunakan safety stock inventory. Hal ini dilakukan agar bisa mengatasi kekurangan maupun kehabisan barang ketika ada permintaan lebih.
Biasanya, tidak akuratnya perkiraan jumlah permintaan dalam inventory management adalah akibat forecasting yang kurang tepat dan perubahan yang tidak terduga di pasar.
Baca Juga: Memahami Inclusive Design, Konsep Desain untuk Semua Pengguna
Demikianlah penjelasan Jobnas.com terkait inventory management dalam bisnis. Jika kamu ingin mendalami istilah lain dalam dunia bisnis, kamu bisa membaca artikel lainnya dengan topik serupa dari Jobnas.com.
Jobnas.com - Ketika kamu sering menunda pekerjaan, kamu bisa memanfaatkan metode 5 Second Rule untuk meminimalisirnya. Metode semacam ini sudah terbukti secara ilmiah serta dapat dipercaya mendongkrak kreativitas.
Baca Juga: Ingin Jadi Sales Representative yang Profesional? Wajib Kuasai 5 Skill Ini
Tentu kamu semakin penasaran, kan ? Nah, di artikel ini Jobnas.com akan menjelaskan terkait metode 5 second rule yang bisa kamu terapkan. Yuk, baca selengkapnya !
Pengertian 5 Second Rule
Adalah Mel Robbins yang mencetuskan metode ini melalui bukunya yang bertajuk The 5 Second Rule. Baginya, hal ini dapat dilakukan dengan sangat mudah. Pada dasarnya, yang perlu kamu ingat soal aturan lima detik ini adalah jika kamu memiliki insting atau keinginan untuk melakukan sesuatu, kamu harus langsung melakukan tindakan dalam 5 detik.
Jika tidak, otak kita akan mengesampingkan keinginan tersebut atau malah melupakannya sama sekali. Inilah sebuah tesis yang berusaha dibangun oleh metode ini. Cara kerja metode ini yaitu kamu harus menghitung mundur dari 5 hingga 1 ketika kamu merasa malas namun tahu harus mengerjakan suatu hal, sehingga dengan metode seperti itu, kamu langsung dapat bergerak dan melakukannya.
baca juga: Atasi Typo dalam Menulis Melalui 5 Cara Ini
Menurut Elle Kaplan, teknik ini membuat otak kita tidak lagi memikirkan keraguan atau perasaan yang bisa mengganggu pengambilan tindakan. Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh Mel Robbins yang juga menyampaikan bahwa 5 second rule merupakan bentuk dari metacognition, yaitu cara mengelabui otak kita untuk mencapai suatu tujuan.
Kita bisa mengatur kebiasaan baik untuk otak kita sehingga tidak berfungsi secara autopilot atau otomatis dengan melakukan 5 second rule. Fungsi otak yang disebut prefrontal cortex akan terganggu, ketika otak kita bekerja tanpa kendali. Padahal, menurut seorang peneliti di Yale, Amy Arnstern, bagian otak ini sangat penting untuk membuat keputusan, rencana, dan tindakan untuk mencapai suatu tujuan.
Tips Melakukan 5 Second Rule
Metode 5 second rule adalah teknik yang sederhana. Akan tetapi, terkadang masih banyak orang melakukan kesalahan saat mencoba melakukannya. Beberapa tips di bawah ini bisa kamu coba dengan baik untuk melakukan 5 second rule.
Baca Juga: Mencari Sponsorship Online? Berikut Tips, Jenis dan Manfaatnya
1. Pahami Insting
Ketika kita merasakan dorongan sebuah insting, metode 5 second rule adalah teknik yang perlu langsung diaplikasikan. Namun, bagaimana cara mengetahui itulah insting yang perlu ditindaklanjuti? Secara sederhana, insting merupakan dorongan yang hanya bisa dirasakan diri kita masing-masing.
Biasanya, insting yang perlu langsung ditindaklanjuti adalah hal yang kamu tahu perlu dilakukan dan sebenarnya tidak punya pilihan untuk menundanya, meski tidak ingin melakukan hal tersebut. Insting untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan adalah salah satu insting yang tentunya sering kita rasakan.
2. Paksa Diri
Sulit rasanya untuk mengimplementasikan metode 5 rule ini apabila tidak dipaksakan. Tidak ada kenyamanan di zona nyaman, dan tidak ada zona nyaman dalam kenyamanan. Konteksnya, ketika sudah yakin bahwa kamu merasakan sebuah insting yang penting untuk suatu tujuan, langsung berikan dirimu dorongan untuk melakukannya meskipun nyaman bermalas-malasan.
Memang sulit melawan perasaan ini, karena secara alami otak kita cenderung mengajak kita untuk malas. Namun, kontrol atau berusaha untuk mengendalikan diri adalah aspek terpenting dalam 5 second rule.
Akan sulit untuk memiliki kendali lebih akan fungsi otak kita, tanpa kesadaran khusus untuk melakukannya. Pada saat inilah kamu harus langsung menghitung mundur dari angka 5 hingga 1 dan beranjak dari kemalasan.
Baca Juga: What the Meaning of Email?
Ketika memutuskan untuk meninggalkan zona nyamanmu, tidak apa-apa untuk tidak langsung melakukan hal yang semestinya dilakukan. Yang penting, ada tindakan fisik yang dikerjakan menuju hal tersebut. Tentunya, jangan melakukan hal yang terlalu tidak terkait dengan tujuan awalmu.
Itulah penjelasan Jobnas.com terkait 5 second rule yang perlu kamu pahami. Bagaimana? Secara teoritis, 5 second rule adalah teknik yang cukup mudah, kan? Setelah mengetahuinya, yuk, coba melakukannya agar semakin produktif!
Jobnas.com - Sekitar 2-3 tahun yang lalu, kehadiran podcast mendapat sambutan istimewa di relung masyarakat kita. Hal ini ditandai karena di samping podcast memberikan audio yang menarik, ia juga memiliki ragam manfaat yang bagus, terutama untuk bisnis.
Beragam topik dibikin di dalam podcast, mulai dari membagikan tips, pengalaman, hingga membuka diskusi dengan narasumber. Di samping itu, podcast menjadi medium yang sangat bermanfaat untuk memperkuat brand dan bisnis seseorang. Lalu, apa saja manfaat podcast dalam konteks dunia bisnis ? Yuk, simak penjelasan Jobnas.com di bawah ini !
1. Meningkatkan Brand Awareness
Karena podcast memiliki banyak manfaat, maka ia bisa dipergunakan untuk membuat konten apa saja. Bagi seorang pebisnis, konten yang bisa dibuat yaitu untuk meningkatkan brand awareness. Seperti dilansir dari Cyberclick, podcast bisa menjadi salah satu platform yang menghadirkan siklus baru bagi bisnismu.
Baca Juga: 6 Tips Membuat Executive Summary atau Ringkasan Eksekutif
Audiens akan menemukan dan mendengarkan podcast-mu, mengetahui brand-mu, mengikuti akun media sosial, mengklik link situsmu, menjadi lead, hingga menjadi pelanggan baru. Bagi sebuah bisnis, siklus semacam ini akan terus berlanjut.
2. Terhubung dengan Audiens
Podcast sebagai salah satu media berbasis audio memiliki berbagai keunggulan, salah satunya adalah rasa personal yang ditimbulkan. Baik podcast maupun radio menghadirkan rasa kedekatan yang lebih tinggi antara penyiar dengan audiensnya. Hal ini juga berlaku untuk diterapkan ketika kamu memiliki sebuah bisnis. Dalam hal ini untuk membangun hubungan atau koneksi dengan para audiensmu. Di titik inilah kamu harus membuat mereka merasa seolah-olah kamu sedang berbicara langsung kepada mereka.
Baca juga: Mengetahui Conversational Commerce untuk Mendapatkan Tingkat Kepuasan Pelanggan
Hal itu dikarenakan seseorang akan mendengarkan podcast yang relevan dengan keinginan mereka. Misalnya, seorang generasi milenial memiliki kecenderungan untuk mendengarkan podcast mengenai kondisi psikologis remaja saat ini. Nah, kamu bisa menyesuaikan konten podcast dengan target audiensmu. Dengan begitu, mereka akan merasa terkoneksi dengan brand-mu.
3. Unggul Dibandingkan Kompetitor
Kamu bisa memanfaatkan podcast untuk membuat bisnismu lebih baik daripada kompetitormu, sebab belum banyak perusahaan yang menyadari manfaat podcast untuk bisnis. Alih-alih membuat podcast, banyak perusahaan lebih memilih video atau bentuk content marketing lainnya. Langkah yang perlu kamu ambil adalah bikinlah podcast yang sangat informatif yang relevan dengan industri yang kamu jalani. Jika dikemas dengan informatif, audiens akan menganggap brand-mu lebih ahli daripada brand lainnya.
Baca Juga: Hati-hati! 6 Hal Ini Tidak Boleh Dikatakan kepada Atasanmu
4. Belajar dari Narasumber
Kamu bisa memanfaatkan podcast untuk berbincang dengan para profesional. Ajaklah mereka untuk berkolaborasi denganmu. Undang mereka ke podcast-mu. Di sana, kalian bisa membahas berbagai hal yang sedang terjadi di industri yang kamu jalani. Sebagai contoh, kamu bekerja di industri marketing. Kamu bisa mengundang seorang pakar di bidang tersebut. Kalian bisa membahas berbagai hal terkait marketing di masa sekarang, misalnya.
5. Pendapatan Tambahan
Dilansir dari Entrepreneur, kamu juga bisa memiliki pendapatan tambahan dari podcast. Jadi, manfaat podcast untuk bisnis tidak hanya berhenti pada sisi konten dan branding. Dikutip dari, data US Podcast Advertising Revenue Study, estimasi pendapatan dari podcast pada 2019 meningkat 48% menjadi 708,1 juta dolar AS.
Pada tahun sebelumnya, pendapatan dari podcast diestimasikan sebesar 479,1 juta dolar AS.
Baca Juga: Hati-hati dengan Penggunaan False Advertising, Bisa Berdampak Buruk
Dari data tersebut, kamu bisa menarik sebuah konklusi bahwa kesempatan memiliki pendapatan tambahan dari podcast terus berkembang. Jika podcast-mu sudah berkembang, kamu bisa memonetisasi podcast dengan konten sponsor, kerja sama dengan brand lain, dan sebagainya.
Itulah penjelasan Jobnas.com mengenai 5 manfaat podcast untuk bisnis. Menarik, bukan? Kini, kamu bisa mulai membuat podcast untuk menikmati manfaat-manfaat tersebut. Jika kamu tertarik dengan dunia podcast, Jobnas.com telah menyiapkan berbagai informasi menarik yang bisa kamu baca, lho!
Jobnas.com - Banyak perusahaan memiliki peraturan yang memfasilitasi komunikasi antara karyawan dan atasannya. Kebijakan pintu terbuka merupakan salah satu kebijakan yang paling sering diterapkan.
“Open Door Policy” jika di translate ke bahasa Indonesia, memiliki arti kebijakan pintu terbuka fungsinya bisa memudahkan karyawan perusahaan untuk berkomunikasi dengan manajer. Dari sisi karyawan atau dari sisi perusahaan, kebijakan ini menguntungkan
Pasalnya, setiap permasalahan yang timbul antara karyawan dengan perusahaan dapat segera dicarikan solusinya melalui komunikasi. Apakah kalian ingin tahu lebih banyak tentang apa itu kebijakan pintu terbuka dan apa manfaatnya bagi karyawan? Yuk, pelajari selengkapnya di artikel Jobnas kali ini.
Definisi Kebijakan Pintu Terbuka
Di atas telah disinggung sedikit tentang pengertian Open Door Policy. Namun, untuk lebih jelasnya, Verum mendefinisikannya sebagai kebijakan yang memungkinkan karyawan untuk berbicara dengan manajer di mana saja dan kapan saja.
Jadi, secara sederhana, kebijakan pintu terbuka adalah peraturan yang dibuat oleh perusahaan untuk mempermudah komunikasi antara karyawan dan manajer. Pemimpin yang bijak adalah pemimpin yang selalu mendengarkan bawahannya. Sayangnya, tidak semua bos cukup peduli dengan pendapat karyawan.
Hal ini sering memberi kesan kepada para pemimpin bahwa mereka mandiri dan tidak dapat menerima pendapat orang lain. Gaya kepemimpinan seperti itu tentu bisa membuat karyawan merasa tidak dihargai.
Hal ini juga yang menjadi penyebab masalah antara atasan dan bawahan karena kurangnya komunikasi. Situasi ini dapat dihindari jika perusahaan menerapkan kebijakan pintu terbuka. Memang, setiap karyawan memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya secara langsung kepada atasan dalam kerangka dialog terbuka.
Untuk mengetahui apakah perusahaan tempat Anda bekerja menerapkan kebijakan ini, Anda harus memastikannya terlebih dahulu dengan mengajukan pertanyaan HRD. Namun, kebijakan ini biasanya akan diteruskan kepada karyawan baru dan didokumentasikan dalam kebijakan perusahaan.
Fungsi Kebijakan Pintu Terbuka Bagi Karyawan
Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan open door policy, pelajari dulu manfaatnya bagi karyawan, sebagai berikut:
1. Masalah Pekerjaan Dapat Segera Diselesaikan
Manfaat yang pertama, Setiap karyawan pasti pernah mengalami masalah di tempat kerja. Jika suatu masalah di tempat kerja tidak diselesaikan, maka dapat membuat karyawan merasa tidak nyaman dalam bekerja. Namun, ketika sebuah perusahaan menerapkan open door policy, tentunya setiap permasalahan yang dihadapi karyawan segera diatasi.
Misalnya, kalian memiliki masalah dengan atasan langsung karena dia selalu menangani berbagai hal secara mikroskopis. Dengan kebijakan ini, kalian dapat menghubungi supervisor kalian secara langsung dan melaporkan keluhan kalian.
Biasanya manajer berpangkat lebih tinggi akan membuat dialog terbuka antara kalian dan atasan.
2. Berkomunikasi Lebih Terbuka
Manfaat yang kedua, dari penerapan kebijakan pintu terbuka adalah komunikasi yang lebih terbuka antara karyawan dan atasannya. Menurut Forbes, seorang manajer yang memiliki sedikit komunikasi dengan bawahannya tidak mungkin mengetahui apa yang sedang terjadi di departemennya.
Hal ini tentu saja dapat membuat hubungan antar karyawan menjadi kurang erat. Bahkan, masalah komunikasi sering muncul. Namun dengan penerapan open door policy, karyawan tentunya memiliki kesempatan untuk berdiskusi dengan atasannya, atau manajer yang menduduki jabatan lebih tinggi.
Kalian dapat menggunakan kesempatan ini untuk meminta nasihat, membicarakan masalah Anda, atau berbagi ide.
3. Bekerja di Lingkungan yang Baik
Manfaat yang terakhir, yang dapat diterima oleh karyawan kebijakan pintu terbuka adalah kesempatan untuk bekerja di lingkungan yang baik. Mendefinisikan kebijakan pintu terbuka tidak terbatas pada memfasilitasi komunikasi antara karyawan dan bawahan.
Namun, hal tersebut juga dapat mempengaruhi budaya kerja yang lebih baik di kantor. Sebagaimana dijelaskan BSM Consulting, kebijakan pintu terbuka dapat mendorong budaya kerja yang lebih jujur dan ramah.
Ketika karyawan selalu didengarkan oleh atasannya, hal ini tentu saja dapat menumbuhkan loyalitas. Bahkan, kepercayaan terhadap perusahaan juga meningkat. Perusahaan dengan budaya kerja yang baik tentunya akan meningkatkan produktivitas karyawan.
Karyawan juga akan mendapatkan keuntungan karena mereka dapat bekerja di lingkungan kantor yang sehat untuk memajukan karier mereka.
Baca juga: Carpal Tunnel Syndrome, Gejala dan Tips Mencegahnya
Melalui dialog ini, semoga ada secercah harapan dari masalah yang kalian hadapi dengan atasan. Dapat disimpulkan bahwa kebijakan pintu terbuka merupakan salah satu yang dapat memberikan dampak positif baik bagi perusahaan maupun karyawan.
Jika kalian masih penasaran dengan manfaat dari kebijakan ini, kalian dapat mendiskusikannya dengan pengguna Jobnas lainnya Blog Jobnas. Kaian bisa bergabung saat ini juga!