Jobnas Menu

Brand Awareness

Ghufron Writer Ghufron Writer
7 bulan yang lalu

Jobnas.com – Tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan internet yang cukup masif telah memberikan dampak yang signifikan pada kehidupan, karena kita telah dimudahkan dalam berbagai hal. Melebihi itu,  perkembangan internet yang cukup masif itu juga berpengaruh pada jenis pemasaran seperti real time marketing.  

Dengan dukungan teknologi seperti media sosial, membuat jenis strategi marketing yang satu ini akan lebih lancar. Sebabnya, tren yang paling dibicarakan biasanya akan lebih dahulu muncul di media sosial. Hingga kini, karena cukup efektif, real time marketing menjadi salah satu jenis pemasaran yang cukup populer di tengah marketer.  

Baca Juga : 5 Tips Membuat Instagram Live yang Menarik Banyak Followers

Bahkan, lewat laporan dari Monetate and eConsultancy diketahui bahwa marketer yang mengaplikasikan real time marketing mengalami peningkatan konversi hingga 26%. Jadi, apa sebenarnya real time marketing itu dan mengapa jenis pemasaran ini disebut cukup efektif?

Jika penasaran dengan jawabannya, simak penjelasan dari Jobnas.com di bawah ini, ya.
Apa itu Real Time Marketing ? 
Seperti dikutip dari NGData, real time marketing adalah strategi pemasaran yang berfokus pada peristiwa terkini. Dengan demikian, saat ada suatu tren yang sedang diperbincangkan, maka marketer harus bisa memanfaatkan momen tersebut untuk memasarkan produknya.

Jenis pemasaran ini sebenarnya sudah muncul sejak lama, tapi lebih berkembang saat munculnya media sosial. Lewat media sosial tentu saja marketer akan lebih mudah untuk mendapatkan feedback dari audiens saat sedang melakukan strategi yang satu ini.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan saat melakukan realtime marketing, seperti dikutip dari Harvard Business Review, lebih fokus kepada kepuasan  pelanggan dengan memberikan dukungan, bantuan, panduan, dan informasi yang diperlukan agar bisa meningkatkan loyalitas pelanggan. Selain itu, bersedia mempelajari bagaimana teknologi informasi mampu mengubah perilaku pelanggan dan cara pemasarannya.

Dengan demikian, real time marketing memiliki beberapa manfaat untuk meningkatkan perkembangan bisnis. Berikut ini merupakan beberapa manfaat dari real time marketing seperti dilansir dari Thrive Hive yang perlu kamu ketahui. 

Baca Juga : Mencari Sponsorship Online? Berikut Tips, Jenis dan Manfaatnya

Manfaat yang Didapatkan

  1. Meningkatkan Koneksi dengan Target Audiens

Meningkatkan koneksi dengan target audiens adalah manfaat pertama dari melakukan real time marketing. Marketer bisa membuat konten yang memancing target audiens untuk berinteraksi, dengan memanfaatkan tren yang sedang diperbincangkan

Oleh karena itu, selain bisa memasarkan produk dengan memanfaatkan tren, jenis pemasaran ini juga dapat meningkatkan koneksi antara brand dengan target audiens.

  1. Meningkatkan Wawasan Audiens tentang Brand

Menarik pelanggan agar mereka mencoba menggunakan produk atau layanan yang disediakan merupakan salah satu tujuan dari melakukan pemasaran. Di samping itu, tujuan lainnya adalah untuk mengenalkan brand kepada audiens baru sebagai bentuk dari branding. Nah, real time marketing memang dapat menjadi salah satu cara untuk membantu meningkatkan wawasan audiens tentang brand.

  1. Meningkatkan Engagement Audiens

Meningkatkan engagement audiens adalah manfaat selanjutnya dari jenis pemasaran yang satu ini. Agar dapat menarik perhatian lebih banyak audiens, buatlah konten yang masih relevan dengan tren yang sedang diperbincangkan. 

Selain engagement dengan audiens menjadi lebih tinggi, jenis pemasaran ini juga mampu membuat pelanggan merasakan sentimen yang positif terhadap brand.

Contoh Real Time Marketing

Menurut HubSpot, ada beberapa contoh real time marketing yang perlu kamu pahami:

-ALS Ice Bucket Challenge

Di tahun 2014, ALS Ice Bucket Challenge merupakan salah satu hal terpopuler dan paling banyak diperbincangkan. Sebabnya, tren tersebut mampu menarik perhatian banyak orang dari seluruh penjuru dunia. Baik orang biasa hingga selebriti dan brand terkenal ikut meramaikan tren ini.

Baca Juga : Cek Kartu BPJS Kesehatan Aktif Atau Tidak

Melakukan tantangan untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit sistem saraf ALS dan mendapatkan donasi menjadi jenis real time marketing yang paling sukses. Banyak brand mampu mendapatkan sentimen positif dari publik karena ikut berpartisipasi dengan tren ALS Ice Bucket Challenge.

-Taco Bell

Salah satu brand yang paling sering aktif di media sosial adalah Taco Bell. Bahkan, mereka sudah membangun reputasi sebagai salah brand yang paling interaktif dengan pelanggannya. Sebabnya, brand yang satu ini selalu memanfaatkan real time marketing untuk mendekatkan diri dengan para audiensnya.

Hal yang menarik dari Taco Bell adalah ia juga lebih interaktif, karena menyempatkan untuk menanggapi pesan audiens di Twitter hampir dua kali setiap jamnya. Ikut terlibat dalam hal yang sedang tren dan sedang dibicarakan di media sosial memang mampu meningkatkan Brand Awareness yang lebih efektif.

Baca juga: Perbedaan CRUD dan REST yang Perlu Diketahui

Alasan itulah yang membuat banyak brand kini sedang gencar mencoba melakukan real time marketing karena memiliki banyak manfaat baik bagi perkembangan suatu bisnis. Kamu bisa mempelajari jenis pemasaran yang satu ini di Jobnas.comapabila masih penasaran, lho.

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com – Brand recall, brand recognition dan Brand Awareness adalah “makanan sehari-hari” pekerja bidang marketing, tapi apa saja perbedaan ketiganya? Tahukah kamu apa perbedaan Brand Recall brand recognition, dan brand awareness yang merupakan “makanan sehari hari”. Tentu saja ketiga istilah ini berbeda, kendati sama-sama penting untuk keberlanjutan sebuah brand. 

Di artikel ini, Jobnas.com akan mendeskripsikan apa saja yang menjadi perbedaan ketiga istilah marketing ini. Yuk, pahami !
Definisi
1. Brand Recall
Dikutip dari Business Dictionary, brand recall merupakan ukuran kualitatif tentang seberapa baik nama brand dikaitkan dengan jenis produk atau kelas produk oleh konsumen. Biasanya, pengukuruan brand recall dilakukan melalui survei. Pertanyaan yang sering diajukan di antaranya “sebutkan model handphone sebanyak mungkin”

Ada dua bentuk brand recall yang harus kamu ketahui : 

  1. Aided brand recall, melibatkan penyajian daftar brand bersaing kepada responden survei. Pengukuran dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada mereka yang menguji seberapa baik mereka dapat mengidentifikasi brand kamu dan komponen iklannya.
  2. Unaided brand recall, melibatkan pemberian kategori produk kepada responden surveimu, dan mendorongnya untuk membuat daftar brand yang muncul dalam pikiran mereka.

Ada kemungkinan bahwa saat membeli konsumen akan lebih sering mengingatnya, jika sebuah brand memiliki brand recall yang tinggi. Dengan demikian, brand akan mendapatkan konsumen yang setia. Selain itu, brand recall juga dapat meningkatkan penjualan produk serta dapat dimanfaatkan untuk menghadapi persaingan dalam industri.

Baca Juga : What the Meaning of Email?

Ada tiga cara untuk meningkatkan brand recall : 

  1. Narrative marketing, yakni dengan membuat iklan dalam bentuk naratif atau cerita.
  2. Remarketing, yaitu dengan melakukan pemasaran ulang.
  3. Melakukan optimasi SEO.

2. Brand Recognition
Ketika sebuah brand dapat diidentifikasi oleh konsumen, maka itu artinya  brand tersebut telah memiliki Brand Recognition yang baik. Dikutip dari Investopedia, istilah brand recognition adalah konsep yang digunakan dalam periklanan dan pemasaran yang mengacu pada kemampuan konsumen untuk mengidentifikasi brand tertentu dari atributnya.

Indikator brand recognition dianggap berhasil ketika orang mampu mengenali merek melalui isyarat visual atau pendengaran seperti logo, slogan, kemasan, warna, atau jingle daripada secara eksplisit diekspos ke nama perusahaan.

Pengukuran untuk mengetahui apakah brand telah memiliki brand recognition yang baik dilakukan melalui riset pasar. Ini dilakukan untuk menentukan keberhasilan strategi brand recognition yang dijalankan.

Brand recognition juga penting agar brand dapat terlihat beda di mata konsumen dari kompetitor. Dengan demikian, brand dapat tetap unggul dari kompetitornya. Ada empat cara untuk meningkatkan brand recognition : 

  1. Bagikan konten sesering mungkin.
  2. Berinteraksi dan terlibat aktif dengan konsumen.
  3. Ikut serta menjadi bagian dari event atau campaign yang skalanya lebih besar.
  4. Bentuk komunitas dengan konsumen.

3. Brand Awareness
Salah satu istilah marketing yang cukup terkenal adalah brand awareness. Hal ini disebabkan karena ketika sebuah brand memiliki brand awareness yang kuat dapat dikatakan telah mengungguli kompetitornya. Dikutip dari Investopedia, brand awareness adalah istilah marketing yang menggambarkan tingkat pengenalan konsumen terhadap suatu produk dengan namanya.

Selain itu, untuk mempromosikan produk baru atau menghidupkan kembali brand lama, membangun brand awareness adalah langkah kuncinya. Ada empat cara untuk mengukur apakah sebuah brand telah memiliki brand awareness yang baik: 

  1. Traffic dari situs brand.
  2. Social engagement dari media sosial brand.
  3. Social listening yang didapatkan dari tag pengguna media sosial terhadap brand.
  4. Pencarian brand di search engine seperti Google.

Perbedaan Brand Recall, Brand Recognition dan Brand Awareness
Brand recall, brand recognition, dan brand awareness memiliki peran signifikan bagi sebuah brand. Akan tetapi, ketiganya memiliki perbedaan masing-masing. Strategi brand recall umumnya dilakukan ketika brand baru berkembang. Tujuan dari brand recall ini supaya konsumen dapat mengetahui brand serta produk atau layanan yang ditawarkan.

Baca Juga : Pahami Deep Web beserta Fungsinya yang Dianggap Berbahaya untuk Para User

Sementara itu, brand recognition seringkali dilakukan bersamaan dengan brand recall. Ini dikarenakan tujuan kedua strategi ini hampir sama. Setelah kedua strategi ini berhasil dijalankan, barulah strategi brand awareness diluncurkan. Ketika strategi ini diluncurkan, tujuannya adalah agar brand dapat mempertahan citranya di mata konsumen.

Itulah deskripsi dari Jobnas.com terkait perbedaan ketiganya. Kamu harus memahami tujuan dari strategi marketing tersebut, ketika menentukan strategi marketing yang tepat untuk brand ataupun produkmu.