Bounce Rate
Jobnas.com-Istilah Bounce Rate barangkali sudah sering kamu dengar sebagai penggiat dunia marketing. Banyak orang menganggap bahwa situs yang memiliki bounce rate tinggi adalah situs yang kurang baik. Lalu, bagaimana cara menurunkannya?
Nah, di artikel ini Jobnas.com sudah merangkum informasinya untukmu. Yuk, simak sampai tuntas !
Baca Juga: Kalian Wajib Tahu Ini, 5 Cara Investasi Resmi dan Aman Paling Menguntungkan Hadapi Resesi
Pengertian Bounce RateDilansir dari Google Analytics, secara definitif bounce adalah keadaan saat pengunjung situs hanya datang dan tidak melakukan aksi apa pun. Aksi itu di antaranya mengklik link yang ada, memutar video, dan lain-lain. Intinya, hal yang dimaksud dengan aksi adalah interaksi yang dilakukan pengunjung situsmu.
Dalam waktu kurang dari 0 detik, setelah tidak melakukan aksi lantas pengunjung keluar dari website, kembali ke halaman sebelumnya. Inilah yang menjadi alasan mengapa bounce sering disebut dengan single-page session alias interaksi sekali saja antara pengunjung dan situs.
Nah, bounce rate sendiri adalah pengukuran dari bounce. Ia dihitung dengan cara membagi bounce dengan semua session, yakni orang yang mengunjungi situsmu. Tentu saja, pada situs yang memang tak memiliki elemen interaksi atau hanya terdiri dari satu halaman, bounce rate-nya akan tinggi.
Sebab, pengguna tidak bisa melakukan banyak hal di website sebelum menutupnya atau kembali ke halaman mesin pencari, tempatnya bertemu dengan situsmu.
Jenis Bounce RateSetelah memahami apa itu bounce rate serta bagaimana cara menghitungnya, menurut Search Engine Journal, terdapat tiga cara untuk melihat dan menganalisis bounce rate, di antaranya:
page level bounce rate, yakni jumlah bounce dalam satu halaman, dibagi dengan jumlah orang yang mengunjungi halaman tersebut (sering kali istilahnya adalah session), dalam periode tertentu
sitewide bounce rate, yakni jumlah bounce di semua halaman dalam suatu situs, dibagi dengan jumlah orang yang mengunjungi semua halaman, dalam periode tertentu
segmented bounce rate, yakni sitewide bounce rate, namun bukan untuk seluruh halaman pada situs, melainkan pada sebagian saja
Pentingnya Memperhatikan Bounce RateAngka bounce rate penting untuk diperhatikan karena beberapa alasan seperti berikut ini:
1. Evaluasi efektivitas websiteKamu perlu mengevaluasi efektivitas website, baik dari sisi kecepatannya maupun informasi di dalamnya di saat angka bounce rate website kamu tinggi.
Pengunjung mungkin merasa bahwa informasi yang disediakan website terlalu berbelit-belit sehingga kurang efektif untuk membantu mereka memahami informasi yang dicari.
2. Menjaga angka konversiMenurut Business Assist, pengunjung website yang keluar dari website kemungkinan besar tidak akan terkonversi menjadi calon pembeli.
Oleh karena itu, salah satu cara agar mencegah para pengunjung untuk tidak langsung menutup situsmu adalah dengan mengurangi angka bounce rate.
Jadi, apabila selama ini target konversimu belum tercapai, bisa jadi salah satu penyebabnya ialah angka bounce rate yang masih terlalu tinggi.
3. Mengukur relevansi kontenSelain informasi yang kurang efektif, ada kemungkinan informasi yang kamu sajikan kurang relevan bagi target audiensmu sehingga mereka tidak menghabiskan waktu terlalu lama di website.
Baca Juga: Cara Mendapatkan Bantuan Modal Usaha UMKM 2023
Hal ini tentunya bisa menjadi bahan evaluasi bagi tim konten supaya lebih baik ke depannya. Bayangkan apabila tidak memperhatikan bounce rate, kamu mungkin akan terus merasa tidak ada yang salah dengan kualitas konten padahal target audiensmu tidak engage dengan kontenmu.
4. Evaluasi user experienceNah, selain berguna untuk tim konten, bounce rate juga berguna sebagai salah satu bahan evaluasi untuk tim UX.
Baik dari segi desain maupun copy, angka bounce rate yang tinggi bisa jadi pertanda bahwa pengalaman pengunjung di website masih kurang baik karena ada kekurangan di dalamnya.
Maka dari itu, kamu perlu mengevaluasi apakah desain, struktur, dan copywriting website masih menyulitkan pengunjung. Jika ya, berarti diperlukan adanya penyederhanaan sesegera mungkin.
Cara Menurunkan Bounce RateBounce rate adalah data yang dipengaruhi oleh banyak sekali hal. Oleh karena itu, strategi menurunkannya juga bermacam-macam.
Menurut HubSpot dan Neil Patel, langkah-langkah yang bisa kamu implementasikan di antaranya:
1. Percepat kecepatan loading halamanApa yang kamu lakukan ketika sedang membuka situs, lantas durasi loading-nya sangat lama? Umumnya, orang akan pergi dan mencari informasi dari situs lainnya. Ini akan meningkatkan bounce rate dari situsmu.
2. Hindari hal-hal yang mengganggu user experienceSaat kamu sudah berhasil masuk ke situs dan tengah membaca informasi, tiba-tiba, ada kotak pop-up besar yang menghalangi apa yang kamu baca.
Kamu bisa saja merasa tidak nyaman. Beberapa orang bahkan memilih untuk keluar dari situs dan pergi mencari situs lainnya.
Keluarnya orang tersebut adalah hal yang dapat meningkatkan bounce rate situs.
3. Buat situsmu ramah pengguna HPTahukah kamu, saat ini, sebagian besar pencarian dilakukan di HP? Oleh karena itu, membuat situs yang mobile friendly adalah hal yang penting saat ingin menurunkan bounce rate. Kamu bisa mengeceknya lewat berbagai tool seperti Google Mobile-friendly Test Tool.
4. Pilih keyword dan konten yang tepatDengan memilih keyword dan memasukkan konten yang tepat, tak sekadar clickbait saja, orang tentu akan membaca halaman situsmu dengan baik.Ia tak perlu kembali ke halaman pencarian Google, yang dapat membuat bounce rate-mu naik.
Oleh karena itu, pemasangan keyword dan konten berkualitas dapat menjadi salah satu cara untuk menekan bounce rate.
5. Buat meta description yang baikLewat meta description, seseorang bisa membaca cuplikan isi dari situsmu sebelum mengklik suatu halaman di situs pencarian Google.
Meta description ini memberikan pembaca ekspektasi soal apa saja isi dari artikelmu. Dengan membuat meta description yang tepat dan menggambarkan isi konten dengan baik, bounce rate bisa ditekan.
Sebab, isi meta description yang sudah ia baca selaras dengan apa yang kamu sajikan dalam konten. Ia akan berlama-lama di situs, bahkan berinteraksi dengan berbagai elemen yang sudah kamu masukkan. Dengan alasan ini, meta description adalah hal yang dapat mempengaruhi bounce rate.
Baca Juga: Inilah 9 Aplikasi Cek Grammar Bahasa Inggris Supaya CV Kalian Lebih Profesional
6. Tulis konten dengan subheading atau poin-poinMemiliki konten dengan banyak poin atau subheading akan membuatnya jauh lebih mudah dibaca. Ini membuat konten tidak terlihat banyak, sehingga pembaca merasa nyaman. Ia pun tidak perlu kembali ke halaman pencarian, yang dapat meningkatkan bounce rate.Tentu saja, ini merupakan sebagian dari banyak sekali hal yang mempengaruhi dan dapat menurunkan, atau malah meningkatkan bounce rate.
Demikianlah penjelasan singkat Jobnas.com mengenai cara menurunkan bounce rate sebagai strategi marketing-mu, ya! Terlepas dari hal tersebut, pada hakikatnya masih ada beberapa istilah lagi dalam digital marketing. Oleh karena itu, kamu dapat mempelajari hal tersebut dengan membaca artikel yang memuat topik serupa di Jobnas.com, ya !