Audience Retention
Jobnas.com - Dewasa ini, semakin banyak content creator orang berlomba-lomba untuk mendapat penghasilan dengan membuat konten di YouTube. Namun, masih banyak dari mereka yang tidak memperhatikan Audience Retention atau retensi penonton yang merupakan salah satu metrik di dalamnya.
Dari sekian banyaknya metrik yang terdapat di YouTube Analytics, audience retention menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan.
Sebab, metrik yang satu ini akan menentukan kualitas kontenmu di mata audiens.
Nah, artikel ini akan membahas seputar audience retention mulai dari pengertiannya hingga cara meningkatkan retensi itu sendiri.
Apa Itu Audience Retention?Dilansir dari Hubspot, audience retention adalah metrik YouTube Analytics yang menunjukkan persentase penonton yang melihat dan meninggalkan konten videomu dalam setiap momen.
Metrik ini sangat penting untuk diperhatikan jika ingin mendapatkan peringkat tertinggi di searcing page YouTube.
Sebagaimana yang dilansir dari Views Reviews, alasan mengapa metrik ini penting adalah karena memberikan gambaran statistik mengenai seberapa besar penonton menikmati videomu.
Sebab, jika persentase retensi penontonnya tinggi menjadi indikasi bahwa videonya diminati oleh penonton.
Semakin tinggi retensi penontonya, maka semakin sering video tersebut akan direkomendasikan oleh youtube.
Sebagai contoh, kamu meng-upload video dengan durasi 20 menit. Rata-rata penonton hanya melihatnya dalam durasi 5 menit.
Dengan demikian, perhitungan tingkat retensi pada video tersebut adalah 25%.
Nah, dari situ kamu dapat mengevaluasinya agar bisa menyajikan konten yang lebih baik kedapannya.
Untuk melihat metrik ini, kamu bisa langsung menuju ke aplikasi YouTube Studio atau di desktop, klik video yang kamu periksa lalu klik di menu “Interaksi”.
Faktor Naik dan Turunnya Audience RetentionUntuk meningkatkan audience retention, kita harus tahu terlebih dahulu faktor apa saja yang menyebabkan tingkat retensi menjadi naik atau turun.
Berikut ini yang harus diperhatikan oleh YouTuber, content creator, maupun marketer saat membuat konten di YouTube:
1. Struktur videoPada saat proses pembuatan video, kamu harus mengatur alur video dengan matang dari awal hingga akhir beserta isi naskah yang sekiranya tidak monoton.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kebosanan penonton yang muncul di awal atau bahkan pertengahan video.
Nah, oleh karena itu struktur video harus dibuat dengan rapi.
Misalnya, di awal disajikan intro video dengan pembukaan yang tidak terlalu panjang. Lalu, di pertengahan dan selanjutnya baru masuk ke inti videonya.
Intro video harus dibuat semenarik mungkin. Jangan terlalu panjang dan bertele-tele. Sebab, penonton terkadang sudah merasa bosan di awal video karena intronya terlalu panjang, terlebih lagi apalagi kontennya adalah konten tutorial.
2. Alat-alat produksi videoJika ingin membuat konten yang berkualitas dan memanjakan penonton, jangan ragu untuk berinvestasi pada alat-alat produksi video.
Dengan meng-upgrade alat seperti kamera, mic, lighting, dan lain-lain, otomatis kualitas videomu akan bagus dan suara yang dihasilkan akan terdengar jernih.
Hal itu akan membuat penonton semakin puas untuk melihat videomu dan berpotensi menurunkan tingkat audience retention yang rendah.
3. Durasi videoDurasi video sebenarnya bergantung pada struktur video yang telah kamu buat.
Jika strukturnya sudah jelas dari awal hingga akhir, tampaknya tidak masalah apabila durasinya lama. Catatannya struktur video tersebut harus memiliki tujuan yang jelas dan terarah.
Cara Meningkatkan Audience RetentionJika kamu sudah tahu faktor apa saja yang berpotensi menimbulkan tingkat retensi menjadi naik atau turun, maka selanjutnya kamu harus mempelajari cara untuk meningkatkannya.
Nah, secara umum, ada dua yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Rutin analisisManfaatkan tool YouTube Analytics sebaik mungkin untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi.
Kunjungi dashboard YouTube Studio dan pilih Analytics. Di sana, kamu bisa melihat persentase audience retention dari setiap video.
Dilansir dari Views Reviews, rata-rata rasio retensi relatif tinggi berada di angka 50% ke atas.
Nah, cari tahu mana videomu yang memiliki tingkat retensi rendah. Setelah ketemu, pelajari kira-kira bagian mana dari video tersebut yang membuat penonton merasa bosan.
Dari situ, kamu bisa tahu mana yang perlu diperbaiki, dipertahankan, atau ditingkatkan agar videomu lebih berkualitas ke depannya.
Selain itu, cari juga video dengan tingkat retensi yang tinggi. Pelajari kira-kira apa yang membuat penonton sampai betah menonton videomu.
2. Riset keywordSama seperti halnya membuat postingan di blog, kamu juga perlu melakukan riset keyword saat ingin memproduksi konten di YouTube.
Sebab, menggunakan keyword yang tepat dan banyak dicari oleh orang, otomatis videomu akan sering direkomendasikan oleh YouTube.
Jika rekomendasi youtubenya tinggi, besar kemungkinan videomu akan ditonton oleh banyak orang.
Jika videomu adalah tutorial dan berhasil memberikan solusi dari masalah yang sedang dihadapi oleh penonton, ia akan terus melirik channelmu, bahkan bisa langsung berlangganan dengan men-subscribe.
Secara tidak langsung, ini akan meningkatkan audience retention sekaligus menambah jumlah viewers dan subscribers.
Pada dasarnya, membuat konten video di YouTube tidak hanya sekadar memproduksinya lalu di-upload begitu saja.
Kamu juga harus melakukan analisis lebih mendalam agar channel-mu semakin berkembang dan disukai oleh banyak orang.