Agile Testing
Jobnas.com - Ada beberapa metodologi yang bisa digunakan dalam proses pengembangan software. Di artikel ini, Jobnas.com akan mendeskripsikan distingsi antara Waterfall dan Agile Testing. Perbedaan ini penting dipahami jika kamu ingin menjadi software developer atau bekerja di bidang IT.
Baca Juga : Ingin Jadi Sales Representative yang Profesional? Wajib Kuasai 5 Skill Ini
Karena, bisa saja proyek yang sedang berlangsung hanya bisa dijalankan menggunakan salah satu metodologi dan tidak bisa digantikan. Dikutip dari lama Guru99, Hygger.io, dan TrustRadius, berikut ini merupakan penjelasan mengenai distingsi atau perbedaan antara kedua metodologi testing tersebut.
4 Perbedaan Agile dan Waterfall Testing
1. Waktu dan Durasi Pelaksanaannya
Waktu dan durasi pelaksanaan menjadi pembeda pertama dari dua kedua metodologi tasting ini. Model ini bersifat linear, karena waterfall testing merupakan bagian dari software development life cycle (SLDC) paling awal. Selain itu, pelaksanaannya pun terjadwalkan dan berjalan lurus dari satu tahap ke tahap lainnya. Agile testing juga bersifat berkelanjutan dan dijalankan pada saat proses software development.
2. Pendekatan Kedua Testing
Waterfall testing menggunakan pendekatan sekuensial yang sama dengan linear, namun dalam konteks ketersambungan satu dengan yang lain. Dalam proses waterfall testing, terdapat sebuah logis di mana satu hal akan mengakibatkan hal lain, dan prosesnya akan berlanjut terus seperti itu.
3. Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah perbedaan utama lainnya antara agile dan waterfall testing. Waterfall dikenal lebih terstruktur, sedangkan agile testing dikenal dengan fleksibilitasnya. Hal ini dapat dilihat dari perubahan dalam proses pengembangannya. Selain itu, agile testing memungkinkan adanya perubahan pada project development requirement, sedangkan requirement pada waterfall tidak bisa diubah ketika proses pengembangan sudah dimulai.
4. Pelaksanaan Pengujian
Software development dijalankan bersamaan dengan agile testing. Di sisi lain, waterfall hanya bisa dijalankan setelah fase build atau pembangunan sudah selesai dijalankan.
Kelebihan Waterfall dan Agile Testing
Kamu juga perlu tahu kelebihan keduanya, setelah mengetahui perbedaan antara waterfall dan agile testing. Proses di dalam model waterfall lebih mudah dijalankan. Hal ini disebabkan oleh setiap fase memiliki tujuan dan proses yang sangat spesifik.
Baca Juga : 6 Tips Membuat Executive Summary atau Ringkasan Eksekutif
Semua proses dan hasil akan terekam dengan baik, yang menjadikan metode ini akan sangat mudah digunakan meskipun ada pergantian tim di tengah-tengah proyek. Akan tetapi, metode ini memang lebih cocok untuk proyek kecil, ketika requirements yang dibutuhkan tidak terlalu rumit.
Kalau bicara agile testing, metode ini berfokus kepada klien dan berusaha mereka selalu terlibat dalam proses pengembangan tiap tahapan software. Dengan metode ini, kesuksesan software development meningkat dan minim resiko terjadi kesalahan di tengah-tengah proses pengembangan.
Itu dia penjelasan lengkap seputar perbedaan agile dan waterfall testing dari Jobnas.com, beserta kelebihannya masing-masing. Semoga setelah membaca artikel ini, kamu jadi lebih paham seputar tahap pengujian di dalam software development, ya.
Baca juga: 6 Tips Memilih Framework yang Tepat untuk website-mu
Ingin belajar lebih lanjut seputar dunia IT? Kamu bisa sering mengunjungi laman Jobnas.com, lho. Karena di sana banyak informasi seputar dunia IT lainnya.