Jobnas.com – Menjadi seorang Filantropis berarti memiliki kesediaan dan kemampuan untuk memberikan dukungan finansial, sumber daya, atau pengaruh sosial kepada individu, kelompok, atau masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umum atau mendukung tujuan-tujuan yang dianggap baik.
Arti menjadi seorang filantropis tidak hanya terbatas pada memberikan sumbangan finansial, tetapi juga melibatkan pemberian waktu, energi, dan sumber daya lainnya untuk mendukung perubahan positif dalam masyarakat.
Seorang filantropis sering kali memiliki kesadaran sosial yang tinggi dan memiliki minat yang kuat dalam memecahkan masalah sosial, ekonomi, atau lingkungan.
Mereka dapat berinvestasi dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, lingkungan, seni dan budaya, atau penanggulangan kemiskinan.
Filantropi juga melibatkan komitmen jangka panjang untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan dalam masyarakat.
Ini bisa melibatkan pembangunan infrastruktur sosial, pendanaan program-program pemberdayaan masyarakat, atau memperjuangkan perubahan kebijakan yang lebih inklusif.
Sosok filantropis umumnya dikenal sebagai seseorang, baik itu publik figur maupun bukan, yang kerap kali mempromosikan dan mengupayakan kesejahteraan manusia. Sedangkan dalam bahasa Inggris, filantropi bermakna sebuah tindakan yang mempunyai tujuan untuk kemanusiaan.
Sosok filantropis bukan hanya tentang memberikan donasi, melainkan juga dengan melihat peluang serta secara efektif mengarahkan kontribusi dengan tujuan yang jelas. Di artikel ini, Jobnas.com akan mengurai secara komprehensif terkait sosok filantropis, jenis, dan bagaimana menjadi salah satunya? Yuk, baca sampai tuntas!
Baca Juga: Sebelum Mulai Investasi Pahami Dulu 5 Perbedaan Reksa Dana Syariah dan Konvensional
Pengertian Filantropis
apa itu Filantropis? Menurut Indeed, secara definitif filantropis merupakan seorang individu yang menyediakan pendanaan, waktu, dan sumber dukungan lainnya secara gratis untuk suatu kelompok hingga organisasi. Ia berperan sebagai pendamping dalam sebuah kelompok maupun organisasi.
Sebagai seorang filantropis, seseorang juga bisa menjadi agen perubahan dan memainkan peran penting dalam menginspirasi orang lain untuk turut serta dalam memberikan dukungan kepada inisiatif-inisiatif yang bermanfaat bagi banyak orang.
Dengan kata lain, menjadi seorang filantropis bukan hanya tentang memberikan secara material, tetapi juga tentang membangun keterlibatan dan solidaritas sosial untuk mencapai perubahan yang positif dan berkelanjutan dalam masyarakat.
Umumnya, organisasi non profit mempunyai seorang filantropis yang memberikan bantuan terbesar sekaligus menjadi pendamping organisasi tersebut. Meski kerap kali seorang filantropis selalu dikaitkan dengan individu yang kaya, tapi hal tersebut tidak selalu begitu.
Di samping memberikan uang, sosok filantropis juga senang memberikan aset dan sumber daya kepada yang membutuhkan. Karena tujuan utamanya adalah mensejahterakan orang banyak, cara kerja seorang filantropis juga berbeda-beda. Filantropis bisa bekerja secara individu maupun melalui organisasi amal dan yayasan.
Jenis Bantuan dari Filantropis
Seorang filantropis setidaknya 3 jenis bantuan. Berikut di antaranya:
1. Pendanaan
Pendanaan atau uang merupakan salah satu jenis bantuan yang paling umum diberikan oleh filantropis, baik untuk organisasi maupun suatu kelompok.
Sistem pemberian pendanaan juga berbeda-beda, ada yang diberikan secara langsung kepada beberapa organisasi, ada juga yang memberikan dukungan dan berkontribusi kepada satu organisasi yang sama.
2. Waktu
Menjadi sukarelawan dengan menyumbangkan waktu serta tenaga juga bentuk dukungan yang berarti apabila kamu tidak berdonasi dengan dana dan kemampuan khusus untuk membantu organisasi.
Biasanya akan ada relawan dalam satu waktu atau durasi terbatas, namun juga ada relawan reguler yang membantu dalam jangka waktu yang lama.
3. Sumber daya
Bantuan berupa sumber daya menjadi jenis bantuan yang tidak kalah pentingnya. Bentuk sumber daya yang diberikan filantropis kepada organisasi pun bermacam-macam, tergantung kebutuhannya.
Beberapa contohnya adalah bertanggung jawab untuk konsumsi dalam suatu kegiatan, penyediaan furnitur, hingga bantuan transportasi.
Cara Menjadi Seorang Filantropis
Kata Indeed, dengan memberikan waktu melalui volunteer kegiatan , berpartisipasi dalam sebuah kegiatan amal, dan berkarier di organisasi non profit, kamu pun bisa menjadi seorang filantropis.
Jika kamu ingin menjadi seorang filantropis, berikut adalah cara-caranya, baik secara personal maupun profesional:
1. Identifikasi sebab
Mengetahui apa yang kamu percayai dan kegiatan seperti apa yang ingin kamu dukung merupakan hal esensial yang perlu diperhatikan sebelum menjadi filantropis. Secara tidak langsung, dengan mengidentifikasi sebab ini menjadi alasan di balik keinginanmu untuk berkontribusi atau mengikuti suatu organisasi. Coba kamu cari organisasi atau komunitas yang membuatmu merasa tertarik dan perlu bantuan, contohnya bidang pendidikan dan lingkungan.
2. Pikirkan apa yang ingin dicapai
Kamu harus tahu dan yakin tujuan apa yang ingin kamu capai sebelum menjadi seorang filantropis. Tujuan ini bisa dalam bentuk personal maupun profesional.
Baca Juga: Waspadai Tanda HRD Tidak Terkesan Denganmu saat Interview
3. Pastikan kontribusi
Seperti yang sudah disinggung di atas, seorang filantropis biasanya memberikan 3 jenis bantuan. Kamu perlu mengetahui kontribusi apa yang bisa dan ingin kamu berikan kepada organisasi. Supaya tujuan yang dikehendaki tercapai, pilihlah kontribusi yang tepat dan nyata.
4. Riset dan pilih bidang sesuai ketertarikan
Melakukan riset merupakan langkah selanjutnya yang harus kamu lakukan ketika ingin menjadi seorang filantropis setelah kamu sudah memiliki sebab, tujuan, dan mengetahui kontribusi apa yang hendak diberikan.
Hal yang bisa kamu lakukan adalah dengan mencari organisasi non profit di kota tempat kamu tinggal yang berfokus pada bidang yang sesuai dengan ketertarikanmu.
Di samping mencari organisasinya, kamu harus tahu struktur organisasi, bagaimana mereka menggunakan pendanaan, serta visi dan misinya. Terakhir, kamu bisa memilih organisasi tersebut apabila kamu merasa apa yang dilakukan organisasi tersebut sejalan dengan tujuan yang ingin kamu capai.
5. Memastikan rencana filantropi
Membuat rencana dukungan kepada organisasi yang kamu pilih merupakan langkah selanjutnya untuk menjadi seorang filantropis.
Contohnya, kamu menyisihkan sejumlah pendapatan setiap bulan untuk donasi dalam jangka waktu tertentu. Di samping itu, kamu juga bisa menentukan jadwal melakukan kegiatan sukarelawan untuk membantu aktivitas organisasi.
Terakhir, pastikan kamu telah memiliki rencana yang matang agar tidak berhenti di tengah jalan apapun bentuk dukungan yang kamu berikan.
6. Rencana jangka panjang
Evaluasi rencana menjadi hal yang harus dilakukan apabila kamu ingin menjadi seorang filantropis dalam jangka waktu yang lama.
Beberapa pertanyaan yang harus kamu bisa jawab, yaitu:
Apakah kamu ingin berkontribusi hanya pada satu organisasi atau lebih?
Bagaimana cara kamu mengatur kontribusi dan dukungan?
Berapa lama jangka waktu kamu menjadi filantropis pada suatu organisasi?
Apakah ada rencana kerja sama dengan sumber daya lain?
7. Libatkan relasimu
Membagikan informasi kegiatan filantropi kepada relasi personal maupun profesional merupakan salah satu hal yang dilakukan seorang filantropis.
Kamu bisa menceritakan bagaimana awal mula kontribusi dan dukungan dilakukan, bagaimana kamu menyediakan waktu, pendanaan, atau sumber daya untuk organisasi.
Tentu saja hal tersebut dilakukan untuk menginspirasi banyak orang sekaligus agar bisa membawa dampak positif pada organisasi.
Sejarah Filantropi
Filantropi memiliki akar yang dalam dalam sejarah manusia. Praktik memberikan dukungan kepada yang membutuhkan telah ada sejak zaman kuno, dengan contoh-contoh seperti kontribusi keagamaan, pemberian sumbangan untuk pendidikan, dan pembangunan infrastruktur sosial.
Namun, konsep filantropi modern mengalami perkembangan pesat pada abad ke-19 dan ke-20, terutama dengan kemunculan tokoh-tokoh seperti Andrew Carnegie, John D. Rockefeller, dan Henry Ford, yang memberikan sumbangan besar untuk pendirian institusi pendidikan, layanan sosial, dan penelitian medis.
Hari ini, praktik filantropi mencakup berbagai macam pendekatan dan bidang fokus, tetapi tujuannya tetap sama: untuk menciptakan dampak positif dalam masyarakat.
Manfaat Menjadi Filantropis
Menjadi seorang filantropis dapat memberikan manfaat yang signifikan, baik bagi individu maupun masyarakat. Secara pribadi, hal itu dapat memberikan rasa kepuasan batin yang mendalam karena menyumbangkan waktu, uang, atau keterampilan untuk tujuan yang baik.
Hal ini juga dapat memperluas jaringan sosial dan membuka peluang untuk terlibat dalam komunitas yang peduli.
Di sisi lain, dukungan filantropis memiliki potensi untuk menciptakan perubahan yang positif dalam masyarakat, seperti meningkatkan akses terhadap pendidikan, kesehatan, atau perlindungan lingkungan, serta mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi.
Tantangan dan Hambatan
Meskipun memiliki dampak yang luar biasa, praktik filantropi tidak terlepas dari tantangan dan hambatan.
Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh para filantropis termasuk manajemen dana yang efektif, pemilihan proyek yang tepat sesuai dengan nilai dan visi pribadi, serta memastikan keberlanjutan program yang didukung.
Selain itu, isu seperti kepercayaan masyarakat, transparansi, dan akuntabilitas juga dapat menjadi hambatan dalam mencapai tujuan filantropi.
Teknik dan Strategi Filantropi
Ada berbagai teknik dan strategi yang dapat digunakan oleh para filantropis untuk meningkatkan efektivitas dan dampak dari dukungan yang mereka berikan.
Salah satu teknik yang umum adalah pendirian yayasan amal atau dana donor yang dapat mengelola dan mendistribusikan dana secara efisien.
Kolaborasi dengan organisasi non-profit, pemerintah, atau sektor swasta juga merupakan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan filantropi.
Selain itu, penggunaan teknologi seperti platform crowdfunding atau aplikasi mobile juga dapat memperluas jangkauan dan partisipasi dalam praktik filantropi.
Tren dan Inovasi
Dunia filantropi terus berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu. Salah satu tren terbaru adalah pergeseran menuju filantropi berbasis dampak, di mana para filantropis berfokus pada pencapaian hasil konkret dan mengukur dampak dari dukungan yang mereka berikan.
Pendekatan yang terfokus pada solusi juga semakin populer, dengan upaya untuk mengidentifikasi dan mengatasi akar penyebab permasalahan sosial yang kompleks.
Selain itu, teknologi terus menjadi katalisator inovasi dalam praktik filantropi, memungkinkan penggalangan dana yang lebih efisien, transparansi yang lebih besar, dan partisipasi yang lebih luas dari masyarakat.
Studi Kasus dan Inspirasi
Studi kasus dari filantropis yang sukses dapat memberikan inspirasi dan pandangan yang berharga tentang cara-cara untuk menciptakan dampak positif dalam masyarakat.
Contohnya termasuk pengusaha seperti Bill Gates yang mendirikan Gates Foundation untuk mendukung inisiatif kesehatan global, atau individu seperti Malala Yousafzai yang memperjuangkan hak pendidikan bagi perempuan di seluruh dunia.
Cerita-cerita seperti ini menunjukkan bahwa satu individu dapat membuat perbedaan besar dalam dunia ini jika mereka berkomitmen untuk melakukan perubahan.
Cara Terlibat
Ada berbagai cara di mana individu dapat terlibat dalam praktik filantropi, terlepas dari tingkat pendapatan atau sumber daya yang mereka miliki.
Selain memberikan sumbangan finansial, orang juga dapat menyumbangkan waktu dan keterampilan mereka dengan menjadi sukarelawan atau mentor bagi mereka yang membutuhkan.
Mempartisiapasi dalam acara penggalangan dana, menyebarkan kesadaran tentang isu-isu sosial, atau bahkan memulai inisiatif kecil di komunitas lokal juga merupakan cara yang efektif untuk berkontribusi dalam menciptakan perubahan yang positif dalam masyarakat.
Baca Juga: Debt Stacking, Solusi Paling Tepat Agar Bebas dari Hutang
Demikianlah penjelasan Jobnas.com terkait filantropis yang perlu kamu ketahui. Umumnya, seseorang yang berpartisipasi dalam kegiatan maupun pekerjaan dengan tujuan kemanusiaan banyak ditemukan pada organisasi non profit. Di situlah momen yang tepat apabila ingin berkarir di bidang filantropi.
Intinya, kamu bisa pelajari terlebih dahulu serba-serbi organisasi non profit apabila kamu ingin menjadi seorang filantropis dan berperan langsung untuk kesejahteraan orang banyak.