Jobnas.com – Memberikan nilai tambah pada prodak yang ditawarkan merupakan salah satu langkah penting dalam bisnis. Dewasa ini, di bidang ekonomi, strategi ini disebut Value Added.
Selain itu, ternyata value added juga dikenal dalam dunia marketing, namun dengan definisi yang berbeda.
Baik ekonomi maupun marketing adalah dua pilar penting dalam suatu bisnis.
Jika orang-orang yang aktif berkarir pada bidang ekonomi atau marketing, pasti sudah tahu dengan yang satu ini. Namun, bagaimana dengan kamu? Jika belum tahu dan ingin tahu apa itu velue added, baca dan simak penjelasan pada artikel ini.
Apa Itu Value Added?
Oleh kebanyakan orang value added diartikan sebagai sebuah istilah untuk mendeskripsikan nilai ekonomi pada sebuah produk atau jasa yang ditawarkan pada konsumen atau pelanggan.
Secara nalar, untuk mendapatkan ganti dari biaya produksi sekaligus mendapatkan laba dari produk itu sendiri, pelaku bisnis penting untuk menambahkan harga atau nilai.
Namun yang perlu dicatat, nilai tambah di sini tidak selalu dalam bentuk harga.
Kenyataannya, nama suatu brand pun sudah berhasil memberikan nilai pada konsumen, meski nilai tersebut berangkat dari kebutuhan style. Salah satu contohnya seperi apple, Gucci, Hermers, dan barang-barang bermerk terkenal lainnya.
Selain itu, fitur atau hal baru pada suatu produk yang belum ada pada produk kompetitor atau orang lain juga bisa menjadi nilai tambah yang cukup berpotensi.
Contoh kecilnya seperti Twitter Fleets yang memiliki fitur bisa langsung membagika url dari konten lain. Fitur ini tidak ditemukan pada Instagram story. Tentunya fitur tersebut berhasil memberikan nilai tambah, bukan?
Value Added dalam Ekonomi
Nah, sekarang kita akan mebahas tentang velue added dalam ranah ekonomi. Pada dasarnya, sebuah industri swasta maupun BUMN memiliki kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) lewat nilai tambah suatu industri.
Jika produksi beroperasi di suatu negara, nilai tambah dari produknya perlu dihitung dalam PDB (produk domestic bruto).
Selanjutnya, nilai tambah total dari harga sebuah produk atau jasa dipasaran adalah dasar untuk menghitung pajak pertambahan nilai (PPN).
Value added cost atau biaya nilai tambah juga merupakan hal yang perlu diperhitungkan dalam akuntansi.
Biasanya, biaya ini dikeluarkan tujuannya untuk memberikan nilai tambah pada para konsumen.
Akuntan perusahaan bertanggung jawab menghitung dan memperkirakan biaya produksi seminimal mungkin, namun tetap bisa menghasilkan keuntungan maksimal.
Value Added dalam Marketing
Sebagaimana yang sudah disinggung sebelumnya, velue added juga berlaku di bidang marketing. Menyertakan logo produk atau brand yang sudah ‘bermerek’ dan terkenal dengan kualitasnya juga merupakan salah satu bentuk value added atau penambahan nilai.
Hal seperti ini mungkin sederhana, namun memberikan efek yang sangat potensial, yakni dengan logo atau nama besar, sebuah produk bisa dijual dengan harga yang lebih mahal dari para kompetitornya dan akan tetap laku di pasaran.
Contohnya adalah produk-produk Apple, Gucci, Dior, Nike, Lamborghini dan lain-lain.
Dengan penambahan logo merek terkenal brand-brand di atas sudah bisa membuat produk lebih berkesan, berkualitas, dan bergengsi.
Selain itu, dalam dunia marketing, ada berbagai macam value added yang belakangan ini sedang populer di kalangan marketer, yaitu:
1. Gratis ongkos kirim
Salah satu contoh yang sering ditawarkan platform-platform e-commerce, seperti BukaLapak, Shoope, Tiktok affiliate untuk value added adalah gratis ongkir atau ongkos kirim.
Strategi ini berhasil membuat pelanggan semakin tertarik, bahkan seringkali pelanggan akan berpindah pada e-commerce lain yang menawarkan nilai tambah ini.
Karena, gratis ongkos kirim sudah menjadi salah satu pertimbangan utama pelanggan atau konsumen ketika ingin belanja online.
2. Kemasan
Pengemasan dan tampilang awal sebuah produk juga sangat berpotensi memberikan nilai tambah yang berpengaruh pada minat beli konsumen.
Diakui atau tidak, ketika kita ingin membeli sesuatu, pasti yang dilihat tampilan awalnya, bukan? Sebab, konsumen cenderung membandingkan kemasan suatu produk dengan yang lain yang menawarkan hal sejenis.
Meski, kemasan tidak semuanya bisa mewakili kualitas produk, namun kemasan yang bagus memberikan kesan kualitas tinggi sehingga mendorong minat konsumen untuk membeli produkmu.
Maka, usahakan tampilan kemasan berbanding luruh dengan kualitas produk.
3. Collateral material
Velue added terakhir yang sedang marak-maraknya digunakan oleh marketer belakangan ini adalah Collateral material; service tambahan yang diberikan pada konsumen ketika mereka membeli suatu produk.
Salah satu contohnya adalah menyertakan panduan cara menggunakan produk, memberikan tips dan trik menggunakannya yang baik, dan lain sebagainya.
Dewasa ini, collateral material seringkali ditemukan di berbagai produk, mulai dari elektronik, bahan masak dalam kemasan, hingga produk-produk kecantikan.
Jika kamu palaku bisnis atau masih ingin memulainya, pikirkan dulu velue added yang ingin kamu tawarkan sekiranya bisa mendatangkan keuntungan bagi bisnismu.
Semoga bermanfaat!