Inilah Gaya Kepemimpinan Demokratis dan Ciri-cirinya
Jobnas.com-Gaya kepemimpinan yang berbeda-beda pasti dimiliki oleh setiap orang dan organisasi. Gaya kepemimpinan adalah bagaimana cara seorang bos, manajer, atau pemimpin perusahaan memandu orang-orang yang bekerja di bawah tanggung jawabnya. Hal ini juga termasuk bagaimana sikap mereka menghadapi segala tuntutan pekerjaan yang ada.
Nah, kepemimpinan demokratis merupakan salah satu gaya yang paling sering diterapkan di dunia kerja zaman sekarang. Untuk itu di artikel ini Jobnas.com akan fokus membahas jenis kepemimpinan ini. Yuk, simak selengkapnya !
Mengenal Gaya Kepemimpinan Demokratis
Jika kita mendengar istilah gaya kepemimpinan demokratis, tentu sedikit banyak kita akan menghubungkannya dengan politik demokrasi.
Baca Juga: Inilah Perbedaan antara Remarketing vs Retargeting!
Dalam kepemimpinan demokratis, ada pembagian kekuasaan yang setara. Dengan kata lain, tidak ada satu pihak yang lebih mendominasi dari lainnya dalam proses pengambilan keputusan (decision making).
Gaya demokratis tidak menunjukkan hierarki. Pemimpin yang menganut gaya ini membuka kesempatan sama besar bagi para anggota timnya untuk berpartisipasi lebih aktif untuk mengambil keputusan.
Suara dari tiap-tiap anggota juga diperlakukan sama penting. Di sini, ide boleh ditukar secara bebas tanpa dihakimi karena diskusi sangat dianjurkan. Peran pemimpin adalah untuk menawarkan bimbingan dan kendali atas jalannya musyawarah.
Nah, pemimpin juga ditugasi untuk memutuskan siapa di dalam grup yang dapat berkontribusi pada keputusan yang dibuat. Meski demikian, ini bukan berarti bahwa setiap keputusan harus selalu dibuat dalam kelompok. Bergantung pada peran dan tanggung jawab perorangan, keputusan final mungkin hanya ada di tangan pemimpin.
Seorang pemimpin mungkin dilimpahkan kekuasaan lebih dengan persetujuan dari anggota tim mereka untuk membuat keputusan tertentu. Gaya kepemimpinan demokratis memiliki banyak nama, yang termasuk:
Kepemimpinan bersama
Kepemimpinan partisipatif
Manajemen open-book
Gaya manajemen demokratis
Pengambilan keputusan partisipatif
Karakteristik Kepemimpinan Demokratis
Seorang psikolog organisasional keturunan Jerman-Amerika, Kurt Lewin, pernah mengungkapnya setidaknya terdapat tiga elemen inti dari kepemimpinan demokratis, yaitu:
-Pertama, pemimpin mengharapkan bawahan untuk melapor mengenai progres tugas.
-Kedua, untuk menyelesaikan sesuatu tanpa pengawasan terus-menerus, leader mengharapkan bawahan menunjukkan kepercayaan diri dan kemampuan maksimalnya.
-Ketiga, dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin mengharapkan bawahan melibatkan orang lain dan tidak bertindak sendiri.
Selain itu, kepemimpinan demokratis juga memiliki beberapa karakteristik utama yang mencakup:
-Anggota kelompok merasa lebih terlibat dalam proses pengambilan keputusan sehingga mereka lebih cenderung peduli dengan hasil akhirnya.
-Anggota kelompok didorong untuk berbagi gagasan dan pendapat, meski pemimpin tetap yang ketok palu atas keputusan akhir.
Lantas, bagaimana dengan kualitas pemimpinnya?
Pemimpin yang baik juga cenderung mencari berbagai pendapat dan tidak berusaha membungkam suara-suara yang berbeda atau yang menawarkan sudut pandang kurang populer.
Di antara para anggota, pemimpin demokratis yang baik dapat menumbuhkan kepercayaan dan rasa hormat bagi mereka. Tiap anggota tulus berpartisipasi dan mendasarkan keputusan mereka pada moral dan nilai-nilai yang dianut bersama dalam kelompok.
Oleh karena itulah para peneliti menganggap bahwa para pemimpin demokratis yang baik harus memiliki sifat-sifat spesifik seperti kejujuran, kecerdasan (Intelegensi), keberanian, kreativitas, kompetensi, dan rasa keadilan.
Pada Perusahaan Apa Gaya Kepemimpinan Demokratis akan Paling Menguntungkan?
Pada dasarnya, gaya kepemimpinan jenis ini dapat diimplementasikan pada semua organisasi, mulai dari perusahaan swasta, lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, hingga institusi nirlaba (nonprofit).
Akan tetapi, manajemen demokratis akan lebih cocok dan paling menguntungkan apabila diterapkan dalam industri seperti:
Konten kreatif (iklan, desain, film, produk): ide-ide segar perlu mengalir di lingkungan kreatif untuk menemukan konsep dan membuat desain baru.
Konsultasi: Diskusi terbuka dapat membantu kamu mengeksplorasi masalah secara lebih mendalam untuk menemukan solusi.
Servis (jasa): Sebagian besar industri jasa membutuhkan pasokan ide-ide baru mengenai cara agar lebih fleksibel menghadapi tuntutan pelanggan.
Pendidikan: Beberapa institusi pendidikan perlu terbuka terhadap ide-ide yang berbeda, baik oleh pendidik dan siswa mereka.
Gaya kepemimpinan demokratis dapat menghasilkan yang terbaik dari tim profesional dan berpengalaman.
Baca Juga: Cara Daftar Kartu Prakerja Tahun 2023, Perhatikan Informasi Berikut!
Gaya kepemimpinan jenis ini juga memanfaatkan keterampilan dan bakat setiap anggota dengan membiarkan mereka berbagi pandangan, daripada sekadar mengharapkan masing-masing untuk menyesuaikan diri.
Kelebihan Gaya Kepemimpinan Demokratis
Dikutip dari Very Well Mind, peneliti menemukan bahwa kepemimpinan demokratis adalah salah satu gaya yang paling efektif. Sebab, cara ini meningkatkan produktivitas kerja setiap anggota secara drastis, kontribusi yang lebih baik dari anggota kelompok, dan juga peningkatan moral kelompok.
Gaya kepemimpinan semacam ini akan mendorong kreativitas dan menghargai setiap suara anggota. Karena mempunyai sense of belonging dalam kelompok yang lebih kuat, mereka cenderung mudah berkomitmen dan terinspirasi untuk berkontribusi.
Di samping itu, gaya kepemimpinan ini melibatkan penilaian umpan balik antara pemimpin dan bawahan. Pemimpin dapat menilai kinerja anggotanya, begitupun sebaliknya.
Kekurangan Gaya Kepemimpinan Demokratis
Di samping memiliki kelebihan, gaya kepemimpinan demokratis juga mempunyai kekurangan. Sebab, apabila setiap anggota kelompoknya tidak bisa berkomunikasi dengan baik, maka tentu saja jalannya diskusi untuk mengambil keputusan akan berubah menjadi semakin runyam.
Dalam satu grup dengan banyak suara, bukan tidak mungkin penyampaian ide dan pendapat akan saling tumpang tindih gaduh. Alih-alih produktif, pemimpin jadinya harus lebih aktif berperan sebagai penengah untuk setiap pihak agar semua suara dapat terdengar.
Di samping itu, jika setiap anggotanya, termasuk pemimpin, tidak memiliki keterampilan problem solving yang baik, proses pengambilan keputusan juga mungkin terhambat.
Bukannya cepat mencapai solusi, debat kusir malah semakin memperumit dan memperpanjang diskusi. Di beberapa kasus, anggota kelompok mungkin juga tidak memiliki pengetahuan atau keahlian yang diperlukan untuk memberikan kontribusi berkualitas bagi proses pengambilan keputusan.
Tips Efektif Menerapkan Kepemimpinan Demokratis
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan leader dengan gaya kepemimpinan demokratis agar meeting lancar dan produktif:
1. Jaga komunikasi tetap terbuka
Pertama, kamu harus memastikan bahwa semua orang merasa cukup nyaman untuk menyampaikan ide-ide mereka sepanjang waktu apabila diskusi akan digelar.
Ketika semua opsi dijabarkan langsung dan terang-terangan untuk dibahas semua orang, di situlah gaya kepemimpinan demokratis dapat tumbuh subur.
2. Fokuskan topik diskusi
Meski sulit untuk membuat diskusi yang tidak terstruktur menjadi produktif, namun sudah selayaknya tugas pemimpin berperan untuk menyeimbangkan pengeluaran ide-ide sambil tetap menjaga alur pembahasan tidak keluar dari topik.
Apabila diskusi terasa mulai menyimpang, selalu ingatkan semua anggota tentang fokus awalnya. Usahakan kembali membahas hal tersebut ketika waktunya tepat serta pastikan untuk mencatat komentar di luar topik.
3. Siap untuk berkomitmen
Kamu akan dihadapkan dengan begitu banyak kemungkinan dan saran yang bisa sangat muluk dan sulit diwujudkan dalam gaya kepemimpinan demokratis.
Sebagai pemimpin, kamu harus memilih mana yang menurutmu paling benar dan logis untuk dilakukan, dan pilih dengan keyakinan. Tim kamu tergantung pada mandat yang jelas dan tidak ambigu untuk bisa berkomitmen menunaikan tugas mereka.
4. Hormati ide-ide
Setiap ide, barangkali tidak selalu kamu dan tim setujui. Hal ini tidak jadi masalah. Intinya, kamu dapat menciptakan lingkungan diskusi yang sehat. Perlakukan semua ide sama berharganya untuk dipertimbangkan dan dibahas, seremeh apa pun itu.
Jika tidak, alur diskusi akan loyo dan malah terhenti sama sekali karena ada anggota yang merasa tidak dianggap.
5. Jangan minta maaf
Untuk para pihak yang idenya tidak lolos, sebaiknya berikan perhatianmu. Namun, pada akhirnya kamu perlu memiliki alasan kuat untuk memilih solusi berbeda.
Baca Juga: Perhatikan 7 Hal Ini, Apabila Ingin Menulis Surat Rekomendasi Kerja untuk Temanmu
Penting bahwa keputusan akhir darimu dikomunikasikan ke anggota. Meski demikian, jangan meminta maaf karena memutuskan sesuatu yang sudah kamu pikirkan baik-baik.
Demikianlah penjelasan Jobnas.com ihwal gaya kepemimpinan demokratis yang banyak diidolakan. Intinya, kamu perlu sering mengembangkan diri baik secara pribadi maupun profesional jika ingin menjadi sosok pemimpin yang digemari orang.