Inilah 5 Tips dan Teknik Melakukan Warm Calling Guna untuk Menggaet Calon Pelanggan

Jobnas.com - Jelas, jika dilihat dari namanya, panggilan dingin dan panggilan hangat memiliki arti yang berbeda. Keduanya adalah teknik penjualan yang sangat berbeda. Dalam panggilan dingin, penjual biasanya menghubungi target pelanggan yang sebelumnya tidak menunjukkan minat pada produk yang ditawarkan.
Pada saat yang sama, target pelanggan yang disapa saat warm call sudah tertarik dengan produk yang ditawarkan. Pasalnya, penjual sudah terlebih dahulu mendekati target konsumen. Ingin mempelajari lebih lanjut tentang undangan hangat? Baca arrtikel Jobnas ini, oke?
Apa itu Warm Calling?
Warm call adalah teknik penjualan dimana seorang tenaga penjualan menelepon prospek yang sebelumnya telah dihubungi. Biasanya, calon pelanggan tidak menunjukkan kemarahannya saat tiba-tiba dihubungi oleh seorang penjual. Tenaga penjualan dapat mendekati prospek dengan berbagai cara dan terlibat dalam percakapan yang hangat.
Misalnya, jika anda bertemu di acara tertentu dan kemudian membuat janji untuk menghubunginya. Contoh lain dari proses panggilan hangat adalah memulai dengan mengirim email ke prospek dan meminta izin mereka untuk menelepon.
Ada berbagai jenis undangan hati. Contohnya adalah peluang yang disebutkan seseorang. Prospek belum pernah bertemu penjual. Namun, prospek tetap welcome karena mendapat rekomendasi dari orang yang dikenalnya. Selain itu, panggilan ramah berikutnya adalah saat calon pelanggan pertama kali menghubungi penjual.
Mereka biasanya ingin mendapatkan informasi lebih banyak ketika mengetahui tentang iklan atau promosi yang mereka tawarkan. Pelanggan ini sangat tertarik dengan produk yang ditawarkan, sehingga mereka berpaling ke penjual terlebih dahulu. Ini termasuk panggilan telepon yang ramah, meskipun calon pelanggan tidak mengenal penjual secara pribadi.
Dibandingkan dengan cold call, teknik ini jelas lebih berpotensi untuk mendapatkan hasil. Selain itu, biasanya ada risiko penolakan cold call yang lebih tinggi karena calon pelanggan sama sekali tidak mengenal anda. Dari sini dapat disimpulkan bahwa teknik hot call lebih efektif untuk membuat pelanggan segera membeli produk yang diajukan.
Kiat untuk Panggilan Hangat yang Efektif
Panggilan hangat adalah metode penjualan yang berfokus pada hubungan antara wiraniaga dan prospek. Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus agar hasilnya lebih efektif. Berikut adalah beberapa tips efektif untuk menerapkan teknik penjualan ini:
1. Persiapkan dengan Penelitian Anda
Setelah prospek yang dituju dan pertemuan, ada satu hal penting yang harus dilakukan dan itu adalah penelitian. Penelitian prospek membantu mengidentifikasi masalah apa yang dihadapi pelanggan dan solusi apa yang tepat untuk mereka.
Selain itu, pihak yang berkepentingan dapat diselidiki. Proses komunikasi harus berjalan lancar karena Anda sudah memahami sebagiannya.
2. Jadikan Pembukaannya Sempurna
Membuka diri saat bermain adalah hal terpenting saat melakukan pemanasan. Jadi, sebisa mungkin siapkan kalimat pembuka yang sempurna untuk menarik calon pelanggan. Dengan pembukaan yang tepat, prospek akan dengan sendirinya memperhatikan dan mendengarkan apa yang kita sampaikan. Jangan lupa untuk memperkenalkan diri dengan baik terlebih dahulu. Mulai dari nama hingga asal usul perusahaan.
3. Ajukan Pertanyaan yang Dapat Membuat Prospek Anda Lebih Interaktif
Menjual melalui telepon bukanlah hal yang mudah. Alasannya adalah karena kita tidak pernah tahu seperti apa prospeknya di masa depan. Mengajukan pertanyaan terbuka dalam panggilan hangat sangat penting untuk membuat prospek lebih interaktif. Jadi ketika Anda melakukan satu hal itu, Anda harus menghindari mengajukan pertanyaan ya atau tidak.
4. Jangan Menelepon Lebih Dari 5 Menit
Hal berikutnya yang harus diperhatikan dengan panggilan hangat adalah panggilan tidak lebih dari 5 menit. Meski calon pembeli sudah mengenal penjualnya, terkadang mereka merasa bersalah jika panggilan telepon terlalu lama.
Selalu hargai waktu calon pelanggan, jadi jangan memaksakan diri untuk memberi mereka semua informasi. Jika prospek terdengar antusias dan Anda masih ingin melanjutkan percakapan, sebaiknya minta izin terlebih dahulu dan minta waktu beberapa menit lagi untuk berbicara.
5. Tindak Lanjuti dengan Email
Setelah panggilan, sebaiknya hubungi melalui platform lain, seperti email. Jangan lupa berterima kasih kepada mereka di email karena telah meluangkan waktu untuk menelepon. Cantumkan juga informasi tambahan tentang produk yang ditawarkan. Juga menambahkan informasi tentang kampanye penjualan yang sedang berlangsung.
Tentunya jika calon pelanggan benar-benar tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan, mereka akan langsung membalas email tersebut. Bahkan, dia juga bisa melakukan konversi secara langsung.
Demikianlah penjelasan mengenai warm calling dan apa saja tips efektif untuk melakukannya. Perlu diingat bahwa warm calling adalah teknik sales yang bergantung pada koneksi yang dibuat oleh penjual dan prospek. Jadi, sebelum mulai menghubungi prospek tentunya dibutuhkan hubungan yang cukup dekat dengannya.
Jika masih penasaran dengan teknik penjualan yang satu ini, kamu bisa bertanya di Jobnas.com. di sana kalian akan dibimbing langsung oleh para suhu dan rang-orang yang lebih banyak berpengalaman.