Jobnas.com-Biasanya ketika seseorang mengalami kesehatan mental, ia akan pergi mencari bantuan terhadap para profesional. Mulai dari seorang Psikolog, psikiater, hingga Konselor. Lantas, apakah kamu sudah tahu perbedaan dari ketiga konsultan profesional ini dalam kesehatan mental ? Kini saatnya kamu perlu memahami bahwa ketiga profesi ini memiliki beberapa perbedaan yang signifikan agar supaya kamu berlabuh pada pilihan yang tepat.
Mulai dari latar belakang pendidikan hingga pendekatan terhadap masalah yang kamu hadapi. Kemudian, bagaimana caranya memutuskan harus berobat atau konsultasi ke siapa? Tenang saja, di artikel ini Jobnas.com telah menyediakan jawabannya. Yuk, simak sampai tuntas !
Baca Juga: Inilah Perbedaan antara Remarketing vs Retargeting!
Perbedaan Psikolog, Psikiater, dan Konselor
Setidaknya ada beberapa poin penting yang bisa kamu perhatikan agar bisa tahu apa perbedaan antara tiga profesi ini.
1. Latar belakang pendidikan
Dalam menempuh pendidikan, seorang psikolog mesti menempuh sekitar 6 tahun berkuliah di jurusan psikologi sekaligus praktik yang diawasi oleh tenaga ahli. Setelah itu, biasanya mereka melanjutkan pendidikan ke tingkat master dan doktor lalu mendapatkan gelar ‘Dr.’ tetapi mereka bukanlah dokter medis.
Sedangkan, seorang Psikiater merupakan dokter medis yang setidaknya telah melewati masa pendidikan selama sekitar 11 tahun. Psikiater harus menyelesaikan pendidikan kedokteran lalu menjalani 1-2 tahun pelatihan sebagai dokter umum. Kemudian, agar bisa menangani penyakit mental secara medis, mereka perlu melalui pelatihan lagi selama sekitar 5 tahun.
Sementara seorang konselor biasanya telah menyelesaikan pendidikan jurusan konseling yang memiliki area fokus yang beragam, seperti pertumbuhan, perkembangan, hubungan antar manusia, konseling karier, serta hubungan sosial dan budaya
2. Peran dan perbedaan penanganan
Peran di antara ketiganya merupakan perbedaan psikolog, psikiater, dan konselor selanjutnya. Ketiga profesi ini juga mempunyai kapasitas dan peran yang berbeda dalam mengatasi atau menangani keluhan seseorang. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki latar pendidikan yang berbeda.
Psikolog akan berfokus menangani keluhanmu dengan memberikan penanganan psikologi, yaitu membicarakan permasalahan yang kamu hadapi dan berfokus pada pola perilaku.
Contohnya, ketika kamu mengalami gangguan depresi, psikolog akan mengecek pola tidurmu, frekuensi munculnya kecemasan, dan pikiran negatif yang biasanya timbul.
Kemudian, mereka akan terus berkomunikasi denganmu supaya bisa membantu kamu membentuk kebiasaan baru untuk mengatasi gangguan kecemasan tersebut.
Sementara psikiater juga biasanya akan memberi penanganan psikologi namun ditambah dengan penanganan medis lainnya, seperti mengecek kesehatan fisik, mengecek adanya penyakit tiroid atau kekurangan vitamin, serta pengecekan medis lainnya sebelum memberikan diagnosa apakah kamu mengalami penyakit mental atau tidak.
Seorang konselor, sebagaimana dikutip dari Pepperdine University, memiliki peran yang sangat mirip dengan psikolog, namun mereka tidak melibatkan asesmen klinis layaknya psikolog (seperti asesmen IQ, kepribadian, dan lainnya).
Jadi, seorang konselor tetap mampu mendampingimu berkonsultasi tentang berbagai masalah hidup, namun mereka tidak dibekali kapasitas untuk melakukan tes atau asesmen untuk mendiagnosis gangguan mental.
Baca Juga: Kenali Website Tempat Jual-Beli Langsung yang Super Mudah Ini
3. Pengobatan
Akhirnya proses pengobatan yang akan kamu lalui juga tentunya akan berbeda. Sebab, ketiganya memiliki peran dan penanganan yang berbeda Inilah yang menjadi perbedaan psikolog, psikiater, dan konselor selanjutnya.
Psikolog tidak dapat memberikan resep obat. Jadi, mereka hanya berfokus melakukan asesmen pola perilaku dan terapi komunikasi dengan pasien.
Di sisi lain, menurut Web MD, seorang psikiater bisa memberikan resep obat karena mereka memonitor dampak penyakit mental pada kondisi kesehatan fisik, serta hubungan antara keduanya. Di samping memberi resep obat, psikiater juga bisa menyarankan jenis penanganan medis lain seperti electroconvulsive therapy (ECT), psikoterapi.
Di sisi lain, konselor juga mirip dengan psikolog yang tidak dapat memberikan resep obat pada pasien atau kliennya. Mereka berfokus membantumu mengatasi masalah kesehatan mental dengan cara mendengarkan keluhan klien, mengembangkan rencana treatment nonmedis, serta memberikan evaluasi profesional yang membantu klien meningkatkan kemampuannya dalam mengatasi masalah dan mengambil keputusan.
4. Kondisi yang ditangani
Jenis kondisi yang bisa dan tidak bisa ditangani oleh masing-masing profesi ini menjadi perbedaan psikolog, psikiater, dan konselor yang terakhir.
Dari pemaparan di atas, sebenarnya dapat kita lihat bahwa penyakit yang dapat ditangani oleh psikiater cenderung lebih kronis. Hal ini juga pernah disampaikan oleh Stone Ridge Center, bahwa psikolog biasanya menangani kondisi yang tidak terlalu kronis dan tidak memerlukan penanganan medis, seperti:
-depresi ringan
-masalah pada kemampuan belajar
-kecemasan
-masalah pada pola perilaku
Selain itu, psikiater pada umumnya mengatasi kondisi yang lebih kompleks dan memerlukan penanganan medis lebih lanjut, seperti skizofernia, bipolar disorder, depresi akut.
Sementara bagi seorang konselor, ia hampir serupa dengan psikolog mengenai cakupan keluhan yang dapat mereka bantu untuk atasi, seperti:
-Permasalahan perkembangan manusia dari masa kanak-kanak hingga dewasa.
-Permasalahan dengan pasangan.
-Permasalahan tekanan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam pekerjaan.
Meski demikian perlu juga diingat bahwa seorang konselor tetap tidak bisa melakukan asesmen klinis ataupun evaluasi psikoanalisis.
Siapa yang Harus Kamu Temui?
Barangkali, kamu sudah mulai bisa menentukan mana yang relevan dengan kebutuhanmu ketika membaca penjelasan mengenai perbedaan psikolog, psikiater, dan konselor di atas.
Di sini menemui psikolog atau konselor bisa jadi langkah awal yang baik apabila kamu ingin mengonsultasikan masalah sehari-hari seperti masalah keluarga, karier, atau pasangan.
Namun, menemui psikiater barangkali jadi awal yang baik jika jika kamu ingin mengonsultasikan gejala gangguan kesehatan mental yang sudah sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Baca Juga: Waspadai Emotional Sponge Jika Terlalu Berempati hingga Pengaruhi Kesehatan Mental
Jika kamu masih ragu dan bingung, jangan khawatir. Sebab, sebenarnya kamu bisa menemui siapa saja di antara ketiganya untuk konsultasi awal mengenai masalah yang kamu hadapi. Intinya, kamu sudah berani mengambil langkah untuk mencari pertolongan profesional. Jika memang kondisimu kurang cocok dengan kapasitas mereka, mereka pasti akan merekomendasikan pengobatan lain.
Itulah penjelasan Jobnas.com terkait i perbedaan psikolog, psikiater, dan konselor. Semoga kamu bisa temukan pertolongan yang mampu memulihkan kesehatan fisik dan mentalmu, ya.