Jobnas Menu

Banking

Iwan Bisa Iwan Bisa
6 bulan yang lalu

Jobnas.com – Berdasarkan Laporan dari studi McKinsey, 50% konsumen Indonesia mempertimbangkan migrasi ke Bank yang tak punya kantor atau juga bisa desebut sebagai Bank Digital (digital banking).

Apa maksud dari istilah ini? Selain itu, apa perbedaannya dengan mobile atau internet banking ?

Bagaimana perkembangannya sejak dulu? Haruskah kamu menjadi salah satu nasabahnya?

Jawabannya ada dalam artikel ini. Simak selengkapnya, yuk!

Apa Itu Digital Banking?

Kita akan memulai awal pembahasan dari pengertian. Melansir dari Temenos bank digital adalah salah satu aktivitas perbankan yang dilakukan sepenuhnya di internet.

Mungkin kamu sudah sangat akrab dengan mobile banking dan intertenet banking. Keduanya dalam istilah perbankan mempunyai makna yang berbeda.

Keduanya memang sama-sama dilakukan di dalam dunia digital. Ada yang menggunakan SMS, ada juga yang memanfaatkan dunia internet.

Selain itu, fitur di sana sangat terbatas. Keduanya hanya punya layanan deposito, transfer uang, pembayaran, dan lain-lain. Sisanya hanya bisa dilakukan di bank offline.

Hal ini berbeda dengan digital banking. Jenis bank ini memberikan layanan pembukaan dan penutupan rekening secara online.

Tentu saja, administrasi rekening ini tidak bisa terjadi di bank biasanya. Kamu harus pergi ke kantor mereka untuk itu.

Terlebih lagi, tidak ada satu pun traksaksi yang dilayani di luar jaringan. Semua terjadi melalui internet.

Indonesia sudah memiliki regulasi terkait layanan ini, lho. Semuanya tertuang di Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 12/POJK.03.2018.

Peminatnya sendiri tak sedikit, apalagi di masa pandemi corona. Melansir CNBC, transaksi di sana naik hingga 60%.

Baca Juga: Kenali Digital Gold Currency dan Kelebihannya di Dunia Investasi

Bagaimana Awal Mula Digital Banking?

Bank digital berkembang bersama dunia fintech. Salah satu akarnya adalah mesin anjungan tunai mandiri (ATM).

Kata Securities, mesin ini muncul pada 1960-an. Untuk pertama kalinya, seorang nasabah tidak perlu lagi untuk repot ke bank untuk mengakses rekeningnya.

Kemunculan internet juga mengubah dunia perbankan, lho.

Akan tetapi, pada awalnya dunia digital ini hanya digunakan di balik layar bank. Misalnya, untuk pemantauan rekening atau transfer dana.

Jaringan ini baru ditawarkan ke depan nasabah pada tahun 1990-an. Saat itu, transaksi bank seperti transfer dana bisa dilakukan secara online.

Perlahan tapi pasti, dunia digital terus berkembang. Penggunaan smartphone juga makin marak.

Pada akhirnya, bank pun punya semakin banyak layanan online. Pada akhirnya, ia bisa berpindah sepenuhnya ke internet.

Haruskah Kamu Menggunakan Digital Banking?

Kamu telah memahami pengertian dan sejarah dari jenis bank ini. Lantas, apakah kamu harus jadi nasabahnya?

Sebelum memutuskan, pahami dulu plus minus darinya, yuk! Dirangkum dari GOBankingRates, ini dia informasinya.

1. Kelebihan Bank Digital

Layanan rekening online sangat mudah diakses. Di mana pun kamu berada, kapan pun kamu menginginkannya, ia selalu ada.

Bahkan, saat rebahan pun, selama adanya internet, kamu bisa membuka rekening. Semua ini tentu sangat praktis.

Hal ini berbeda dengan bank konvensional. Di sana, kamu harus menunggu jam buka bank jika ingin punya akses perbankan secara penuh.

Layanan online juga mendorong kecepatan transaksi, tidak perlu lagi menunggu antrean berjam-jam.

Selain itu, perusahaan keuangan digital tidak perlu menyewa kantor, membayar listrik, dan lain-lain. Ternyata, ini punya dampak baik terhadapmu.

Ini berarti, bank tidak perlu memiliki pemasukan lebih. Mereka tak perlu meminta terlalu banyak darimu.

Ucapkanlah selamat tinggal kepada biaya administrasi bank yang mahal. Selain itu, bunga simpanan yang kamu terima bisa menjadi lebih tinggi.

2. Kekurangan Bank Digital

Sayangnya, dengan adanya berbagai kelebihan digital banking datang dengan kekurangan pula.

Salah satunya adalah internet itu sendiri. Bukan rahasia lagi, kadang kala seperti koneksi ini harus putus karena masalah teknis.

Terlebih lagi, internet bukanlah rumah para malaikat. Di sana, bisa saja ada orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Bisa-bisa, rekeningmu kena bobol. Pencurian berbagai data pribadi juga sangat lumayan rawan terjadi di sana.

Selain itu, akses terus-menerus ke rekening bisa membuatmu semakin boros. Belum lagi, ada e–commerce yang kerap menghujanimu dengan diskon.

Tentu saja, semua ini bisa kamu cegah. Misalnya, pilih lembaga keuangan digital yang terpercaya.

Selain itu, kamu bisa menaruh sebagian uangmu saja di sana. Taruh sisa dana yang harus kamu tabung di rekening non-digital.

Baca juga: Yuk, Ketahui 7 Istilah Videografi Supaya Kalian Makin Handal

Demikian informasi dari Jobnas soal digital banking. Dengan atau tanpa layanannya, pastikan keuanganmu selalu sehat, ya!

Lantas, bagaimana cara mengelola rupiah yang baik dan benar? Apakah ada strategi yang bisa diterapkan?

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com – Perlu diperhatikan meskipun bisa membuat transaksi menjadi lebih nyaman, kalian tidak boleh sembarangan menggunakannya. Jika salah, kalian mungkin terlilit hutang.

Memang, jika digunakan dengan baik, layanan ini dapat mempermudah pengelolaan keuangan kalian. Bahkan jika kalian hendak atau tertarik mau jual beli online paylater menjadi solusi dan lebih mudah penerapannya.

Kalian ingin tahu seberapa lengkap informasi tentang PayLater? Simak artikel di bawah ini!

Apa itu PayLater?

PayLater adalah fitur dalam aplikasi. Aplikasinya sendiri biasanya dimiliki oleh banyak startup Indonesia dan berfungsi seperti kartu kredit. Kalian akan dipinjamkan uang untuk membeli barang atau jasa. Di kemudian hari kalian tentu saja harus menggantinya.

Dan ternyata fitur ini bukan baru-baru ini dirilis. Dengan meluncurkan KrASIA, layanan fintech ini menguntungkan semua orang. Salah satunya adalah Sara Mandagie. Sara bertanggung jawab atas hubungan masyarakat. Pekerjaan ini membutuhkan perjalanan yang sering.

Dengan PayLater, Sara dapat melacak pembelian tiket dengan mudah. Tak heran, dalam layanan ini rangkaian transaksi justru ditulis secara detail. Tentunya fitur ini juga membantu para pengusaha. Salah satunya adalah Aisha Agustina.

Aïsha memiliki katering. Dia sering memiliki pengeluaran yang tidak terduga. Dengan alasan tidak menginginkan kartu kredit, Aisha memilih PayLater untuk biaya tersebut. Ada juga orang yang menggunakan fitur ini untuk berbelanja atau melakukan pembelian sebelum mendapatkan pembayaran.

Sesuai dengan apa yang dituliskan oleh South China Morning Post. Selain itu, ternyata bisa dijadikan sebagai solusi belanja online yang lebih lengkap. Sejatinya, hanya 33,6% penduduk Indonesia yang memiliki rekening Bank. Namun, layaknya kartu kredit, fitur ini harus digunakan dengan bijak.

Bayar Nanti vs Kartu Kredit

Berbicara tentang kartu kredit dan Bayar nanti, di sini ada perbedaan antara yang satu dengan lainnya termasuk layanan beserta kartunya.

Pertama, PayLater adalah layanan yang sepenuhnya digital. Ini berbeda dengan kartu kredit yang seperti namanya membutuhkan kartu. Juga, jika kalian tertarik untuk menggunakannya, ada perbedaan dalam cara penerapannya.

Jika kalian menginginkan kartu kredit, kalian harus pergi ke bank. Sedangkan PayLater bisa dilakukan secara online. Limit biaya transaksi untuk fitur keuangan digital ini juga biasanya lebih rendah dibandingkan dengan kartu kredit. Biasanya, jumlahnya hanya mencapai jutaan rupiah.

Kedua, kartu kredit bisa digunakan di mana saja. Mulai dari transaksi online hingga transaksi offline semua bisa. Sedangkan PayLater hanya bisa digunakan di aplikasi tertentu saja. Maka jika kalian ingin bertransaksi atau melakukan kredit dengan ofline maka solisinya bisa kalian lakukan dengn kartu kredit.

Cara yang Bijak dalam Mengguanakannya

Saya melansir dari Kompas. Menurut Ghita Argasasmita, salah satu penasihat keuangan di Integrita. Meski sangat menguntungkan, fitur ini tidak boleh digunakan sembarangan. Karena jelas hal itu bisa memicu kebiasaan berutang.

Jadi meskipun kalian mampu membayar tagihan, sebaiknya hindari layanan ini jika hanya untuk kegiatan konsumsi. Hindari menggunakannya untuk berbelanja. Arahkan dia ke aktivitas yang lebih produktif, seperti membuka usaha atau melakukan perjalanan bisnis.

Kalian juga bisa menggunakan PayLater sebagai dana darurat. Misalnya, ketika Anda tiba-tiba harus keluar kota karena orang tua Anda sakit. Kalian juga bisa mempertimbangkan pertimbangan sebelum mendapatkan kartu kredit. Karena cara kerjanya sangat mirip.

Sesuai dengan apa yang dilaporkan oleh CNBC. Perencana keuangan Freddy Pioleer memiliki daftar hal-hal yang harus kalian pikirkan terlebih dahulu.

Menurut Perencana keuangan Freddy Pioleer, menggunakan kartu kredit sebenarnya tidak masalah. Namun, Anda perlu membuat pertimbangan yang berbeda. Pertimbangan tersebut meliputi:

  • Pikirkan tentang keuntungan berdagang
  • Ingat kebutuhan Anda, jangan hanya menginginkannya
  • Memahami kemudahan yang ditawarkan oleh kartu kredit

Memang, PayLater merupakan fitur yang menjanjikan segudang kemudahan. Namun, pikirkan dua kali sebelum menggunakan layanan ini. Jangan sampai niat kalian untuk memudahkan transaksi keuangan malah membuat kalian terlilit utang.

Dan tetap ingatlah setiap penjelasan yang diberikan oleh Jobnas.com di atas. Selain PayLater, masih banyak istilah keuangan yang perlu kalian pelajari. Ketika kalian memiliki tingkat literasi keuangan yang tinggi, kalian akan lebih mudah dan akan lebih aman dalam meraih uang.

Jadi gimana tanggapan kalian setelah membaca artikel ini? Di blog Jobansa masih banyak algi perihal informasi penting yang masih berkaitan dengan informasi di atas.

Baca juga: Pahami Toxic Success: Sikap Memperoleh Kerugian pada Diri Sendiri dan Tim Kerja

Jika kalian sering mengikuti Jobnas kalian akan menemukan berbagai informasi tentang karir dan pekerjaan. Kalian bisa mendaftarkan email kalian sekarang, selagi gratis!

Iwan Bisa Iwan Bisa
1 tahun yang lalu

Jobnas.com – Cara menentukan investasi yang tepat dan meyakinkan, kalian harus terlebih dahulu memahami Perbedaan Reksa Dana Syariah dan Konvensional. Kedua pilihan tersebut sering menjadi pertimbangan bagi investor pemula. Lebih lanjut, dikabarkan investasi Kontan di reksa dana syariah semakin populer.

Nah, biar kalian tidak bingung, berikut adalah perbedaan dari kedua pilihan reksa dana tersebut.

Simak selengkapnya di artikel Jobnas kali ini.

Perbedaan Reksa Dana Syariah dan Konvensional 1. Bagi Hasil

Perbedaan utama antara reksa dana syariah dan konvensional adalah pembagian keuntungan. Untuk reksa dana tradisional, pembagian keuntungan terjadi antara investor dan manajer investasi. Distribusi UCITS tradisional dihitung berdasarkan evolusi suku bunga.

Reksa dana konvensional tidak memikirkan aspek halal atau haram. Selama kalian mendapat untung, perdagangan bisa dilakukan. Sedangkan reksa dana syariah melakukan bagi hasil berdasarkan aturan syariah Islam dan kesepakatan bersama.

Beberapa hal yang dilarang dalam ketentuan syariat Islam mengenai reksa dana, yaitu ajakan palsu, riba, ikhtiar, maysir dan lain-lain.

2. Tujuan Investasi

Karena harus mengacu pada syariah Islam, maka terdapat perbedaan antara reksa dana syariah dan reguler dalam hal prinsip dan tujuan investasi. Bagi reksa dana syariah, berinvestasi bukan hanya tentang pengembalian yang maksimal. Reksa dana ini juga memikirkan nilai-nilai sosial.

Reksa dana syariah, di sisi lain, hanya diarahkan untuk pengembalian atau hasil yang tinggi.

3. Pengelolaan Investasi

Reksa dana konvensional dikelola sang bank & bisa diinvesatiskan pada seluruh efek. Jadi, apabila engkau menentukan reksa dana konvensional, engkau mampu menentukan antara produk saham, deposito, juga obligasi berdari sinkron menggunakan batasan sang Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Reksa dana konvensional nir memandang perusahaan apa yg terlibat. Sementara, reksa dana syariah dikelola & dipantau sang Daftar Efek Syariah selain OJK. Untuk reksa dana ini, perusahaan akan dicermati sebelum disetujui.

Perusahaan yg diinvestasikan sang dana reksa dana wajib jua sinkron menggunakan kondisi-kondisi & prinsip syariah. Jadi, usaha-usaha pada bidang judi, minuman beralkohol, & produk haram lainnya, bahkan rokok pun nir diperbolehkan.

Selain itu, total utang wajib lebih mini daripada nilai asetnya, tidak selaras menggunakan reksa dana konvensional yg nir memedulikan hal ini.

4. Return

Menurut Tirto, dalam termin ini, proses reksa dana syariah wajib melalui termin pencucian atau penyaringan supaya bisa terlihat apakah pendapatannya bersumber menurut aktivitas halal atau haram.

Tentu saja, disparitas antara reksa dana syariah & konvensional merupakan jenis laba yg dibolehkan buat dibagi dalam investor. Operasi perusahaan yg nir sinkron menggunakan ketentuan syariah umumnya mempunyai unsur riba yg nir halal. Oleh lantaran itu, pendapatannya akan disisihkan menurut jumlah investasi & laba halal.

Nah, output tadi akan disumbangkan buat amal. Sementara, reksa dana konvensional tidak memerlukan lagi proses pembersihan. Yang penting, pendapatan wajib sinkron menggunakan ketentuan OJK & reksa dana konvensional bisa dijual sang manajer investasi.

5. Pengawasan

Bagi engkau yg ingin membuka akun investasi syariah, jangan khawatir. Di Indonesia, seluruh kegiatan reksa dana syariah diawasi sang Dewan Pengawas Syariah (DPS) yg memastikan reksa dana diolah sinkron menggunakan prinsip syariah.

Sementara, reksa dana konvensional hanya diawasi sang OJK sinkron menggunakan prosedur pasar & faktor lainnya yg menyesuaikan syarat perekonomian negara. Namun, reksa dana syariah pun permanen diawasi sang OJK ihwal regulasi generik reksa dananya.

6. Akad

Perbedaan lain antara reksa dana syariah dan konvensional adalah aspek kontrak. Akad syariah dapat berbentuk persekutuan (musyarakah), perjanjian sewa (ijarah) atau bagi hasil (mudharabah). Berbeda dengan reksa dana biasa, investasi ini hanya fokus pada transaksi tanpa mengkhawatirkan regulasi halal atau haram.

Manfaat dan Keuntungan Reksa Dana Syariah

Perbedaan yang ada antara reksa dana syariah dan konvensional dikatakan menguntungkan mereka yang percaya bahwa reksa dana halal itu penting. Reksa dana syariah memiliki status kehalalan yang lebih terjamin karena menganut prinsip agama Islam.

Selain itu, tata cara dan hukumnya jelas menurut hukum agama untuk menghindari pencemaran nama baik pihak-pihak yang terlibat dalam penanaman modal tersebut. Lebih jauh lagi, dengan memilih reksa dana syariah, kalian dapat yakin bahwa tidak ada ilegalitas yang terkait dengan investasi yang kalian pilih.

Baca juga: Apa itu Inflasi? Berikut Penjelasan Lengkap beserta 4 Penyebab Terjadinya Inflasi

Demikian penjelasan singkat Jobnas mengenai perbedaan reksa dana syariah dan reksa dana biasa. Jika kalian ingin mempelajari lebih lanjut tentang investasi dan topik keuangan lainnya, kalian dapat mendaftar dan membacanya di blog Jobnas dengan gratis.

Enol Writer Enol Writer
1 tahun yang lalu

Jobnas.com – Masih banyak orang yang menanyakan apa perbedaan Digital Banking, Mobile Banking dan Internet Banking? Mereka mengira bahwa bank digital dan layanan bank Digital sama saja.

Padahal jika dibandingkan, Digital vs Mobile Banking punya perbedaan yang signifikan. Masing-masing memiliki fungsi dan fitur yang berbeda.

Memang, keduanya tetap punya kesamaan. Keduanya sama-sama gabungan antara layanan finansial dan teknologi alias Fintech .

Mereka juga merupakan inovasi yang memudahkan transaksi. Sebab, kamu tak perlu jauh-jauh pergi ke bank untuk mendapat layanan keuangan.

Lantas, di antara keduanya, manakah yang tepat untukmu?

Agar lebih bijak memilih, pahami beda di antara Mobile, Digital dan Internet Banking yuk! Simak informasi lengkapnya di bawah ini.

Sebelum membahas lebih lanjut untuk perbedaan keduanya, ketahui dulu definisi istilah perbankan ini, ya. Dengan begitu, kamu bisa lebih menggambarkan beda di antara dua layanan ini.

Perbedaan Digital Banking, Mobile Banking dan Internet Banking
Perbedaan <a href=Digital Banking, Mobile Banking" class="wp-image-9489"/>
Perbedaan Digital Banking, Mobile Banking

Diantara jenis perbangkan populer yang mengadopsi kemudahan era Digital, ternyata adal berbedaan yang penting kamu ketahui. Apa saya Perbedaan Digital, Mobile dan Internet Banking?

1. Digital Banking
Digital Banking
Digital Banking

Dikutip dari kata Temenos, Digital Banking merupakan perpindahan layanan bank ke internet. Layanan yang pindah mencakup:

  • penyimpanan, penarikan, dan pengiriman uang
  • manajemen rekening
  • permintaan pinjaman
  • pembayaran tagihan

Untuk hal seperti ini kamu bisa membuka rekening tanpa pergi ke bank. Sebab, layanan tersebut bisa kamu akses melalui internet.

Di karenakan bank sudah pindah ke internet, mereka tak punya kantor khusus. Kamu benar-benar tak perlu ke mana pun untuk mengakses rekeningmu.

2. Mobile Banking
Mobile Banking
Mobile Banking

Telah di lansir Investopedia, Mobile Banking merupakan bentuk transaksi finansial. Uniknya, layanan keuangan ini dilakukan di gadget secara jarak jauh.

Contoh gadget itu adalah HP, tablet, dan lain-lain. Aktivitasnya sendiri bermacam-macam, di antaranya adalah:

  • Belanja online
  • Transfer bank

Kadang kala, ada pula yang menyebut layanan ini sebagai Online Banking. Meski begitu, ia tetap berbeda dengan Internet Banking.

Mobile Banking juga merupakan jenis layanan dari Bank. Lembaga keuangan yang memilikinya tetap punya kantor offline.

Setelah mengetahui beberapa definisi yang telah di jelaskan tadi, saat ini untuk menyimak perbedaan ke duanya. Digital Banking merupakan sebuah layanan yang sudah seratus persen jarak jauh.

Untuk sementara itu, aplikasi perbankan Mobile hanya nenpunyai beberapa layanan online saja. Contoh dari layanan itu adalah transfer, pembayaran, dan lain-lainnya.

Selain itu, Bank Digital merupakan salah satu bentuk Bank. Sementara itu, aplikasi perbankan Mobile hanyalah layanan yang ada di Bank.

Mengutip dari Soldo, Mobile banking juga bisa menjadi salah satu jalan menuju cashless. Lewatnya, kamu mudah melakukan jual-beli tanpa uang fisik sama sekali.

Untuk di sisi lain, Bank Digital hadir sebagai teknologi baru. Ingat, ia tidak punya layanan offline sama sekali.

Baca Juga: 3 Hal Penting dalam UU Ketenagakerjaan, Hak dan Kewajiban bagi Pekerja

Ini membuat biaya operasionalnya menjadi rendah. Sebab, bank yang bersangkutan tidak perlu menyewa kantor khusus.

Dengan alasan ini, sebagai nasabah, biaya administrasi rekeningmu pun bisa turun pula.

Demikian informasi dari Jobnas soal Digital Banking vs Mobile Banking. Nah, selain keduanya, ada pula layanan mirip bernama dompet digital.

Jika aplikasi perbangkan Mobile dan Bank Digital merupakan layanan perbankan, lain halnya dengan Internet Banking.

3. Internet Banking
Digital Banking, Mobile Banking
Digital Banking, Mobile Banking

Beberapa fungsi yang biasanya ditawarkan oleh Internet Banking meliputi;

  • Informasi akun dan kartu kredit, termasuk posisi saldo, riwayat transaksi, dan daftar akun, termasuk akun, deposito, paket tabungan, dan lainnya. Anda juga dapat melihat informasi nilai tukar di sini;
  • Pengiriman uang baik antar rekening bank maupun antar bank. Fitur ini juga mencakup transfer terjadwal;
  • Pembayaran, termasuk tagihan listrik, telepon, kartu kredit, premi asuransi, e-commerce;
  • Email untuk setiap acara. Beberapa bank bahkan menawarkan rangkuman transaksi bulanan yang dikirim langsung ke email nasabah.

Anda memerlukan username, password, otorisasi atau one-time password (OTP) sebelum menggunakan fitur Internet Banking. Pertama, Anda harus pergi ke bank atau ATM untuk mendaftar. Setelah itu, Anda dapat dengan bebas menggunakan bank internet.

Internet banking memiliki beberapa keunggulan, antara lain;

  1. Dapat diakses dari mana saja, baik itu komputer, laptop, tablet, atau ponsel. Di mana pun Anda berada di dunia, yang terpenting adalah koneksi internet;
  2. Tidak berhubungan dengan waktu. Anda dapat menggunakannya kapan saja, selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu; Akan tetapi, ketiganya sama-sama mendorongmu menjadi cashless. Nah, meski terkesan praktis, tak menggunakan uang fisik bisa membuatmu superboros.

Nah, agar tidak boros dalam mengatur keuangan, kamu bisa mendapatkan banyak tips di Jobnas.com.

Enol Writer Enol Writer
1 tahun yang lalu

Jobnas.com – Dalam dunia ekonomi, seringkali kita temui terjadinya Inflasi, atau sebuah keadaan saat nilai mata uang jatuh dari waktu ke waktu, dan setiap Negara di dunia selalu menghindari hal tersebut, sebab dapat mempengaruhi laju kehidupan bangsa dan Negara ke depan.

Apa itu Inflasi?
Ilustrasi Inflasi
Ilustrasi Inflasi

Inflasi merupakan masalah ekonomi yang dialami oleh suatu negara, yang biasanya ditandai dengan naiknya harga-harga dan turunnya nilai mata uang dari waktu ke waktu.

Menurut Bank Indonesia, inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum dan berkelanjutan selama periode waktu tertentu.

Priyono dan Teddy Chandra menjelaskan dalam The Nature of Macroeconomics (2016) bahwa inflasi merupakan kecenderungan umum dan persisten dari kenaikan harga-harga.

Namun, kenaikan harga satu atau dua komoditas saja tidak dapat disebut inflasi karena inflasi adalah keadaan kenaikan harga secara umum yang pada akhirnya menyebabkan harga komoditas lain menjadi lebih tinggi.

Ada banyak faktor Penyebab Terjadinya Inflasi, seperti ketidakseimbangan pengeluaran dibandingkan dengan kemampuan untuk memasok barang, tuntutan pekerja untuk upah yang lebih tinggi, harga barang impor yang lebih tinggi, gangguan politik dan ekonomi.

Inflasi dirancang untuk mengukur efek agregat dari perubahan harga pada beberapa produk dan jasa, dan memungkinkan satu nilai untuk mengekspresikan kenaikan tingkat harga barang dan jasa dalam suatu perekonomian selama periode waktu tertentu.

Salah satu ukuran terjadinya inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK), yang mengukur harga rata-rata barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Oleh karena itu, perubahan IHK dapat mengindikasikan perubahan harga barang yang dibeli oleh masyarakat.

Bank sentral mengatakan indikator inflasi adalah praktik terbaik internasional, termasuk indeks harga grosir, indeks harga komoditas, indeks harga produsen, deflator PDB dan indeks harga aset.

Terjadinya Inflasi Berdasarkan Golongannya

Untuk mengetahui inflasi berdasarkan golongannya, maka perlu yang namanya beberapa contoh, seperti halnya di Indonesia yang pada tahun 98 pernah mengalami inflasi dikarenakan pembuatan uang secara besar-besaran.

Akan tetapi, inflasi sebagaimana buku yang ditulis oleh Suseno dan Siti Astiyah dengan judul (Kebanksentralan seri Inflasi, 2007), buku karya Supriyanto (2007) dan Nopirin (1987), maka inflasi dapat digolongkan pada berikut ini.

1. Berdasarkan tingkatan

Golongan yang pertama yaitu terjadinya inflasi berdasarkan tingkatannya, meliputi:

  • Inflasi ringan yaitu laju inflasi rendah di bawah 10% per tahun yang ditandai dengan kenaikan harga yang relatif lambat.
  • Inflasi sedang (galloping inflation) yaitu laju inflasi ringan antara 10%-30% per tahun yang ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dalam waktu singkat.
  • Inflasi berat (high inflation) yaitu laju inflasi berat antara 30%-100% per tahun yang ditandai dengan harga kebutuhan yang naik secara signifikan serta sulit dikendalikan.
  • Inflasi sangat berat (hyperinflation) yaitu keadaan inflasi tidak terkendali secara yang mencapai lebih dari 100% per tahun. Pada tahun 1998, Indonesia mengalami hiperinflasi mencapai 600% yang disebabkan oleh pencetakan uang secara besar-besaran guna menutup defisit anggaran saat itu.
2. Berdasarkan sebab

Golongan yang kedua, terjadinya inflasi berdasarkan sebabnya, sebagai berikut:

  • Demand pull inflation yaitu sebuah keadaan yang terjadi karena permintaan masyarakat akan suatu barang dan jasa yang sangat tinggi di saat penawaran tetap sehingga harga kebutuhan akan naik.
  • Cost push inflation terjadi setelah adanya kenaikan biaya produksi karena biaya faktor produksi yang menjadi lebih mahal.
  • Bottle neck inflation dapat terjadi karena faktor penawaran atau permintaan. Inflasi karena faktor penawaran terjadi walaupun kapasitas yang tersedia sudah terpakai namun permintaannya terus meningkat.

Sementara inflasi karena faktor permintaan terjadi karena likuiditas yang lebih tinggi dari sisi keuangan atau karena besarnya ekspektasi terhadap permintaan baru.

3. Berdasarkan tempat asal

Kemudian, golongan inflasi berdasarkan tempat asal, yang meliputi:

  • Domestic inflation timbul karena kesalahan pengelolaan perekonomian sehingga adanya defisit APBN yang dibiayai oleh pencetakan uang baru dan meningkatnya peredaran jumlah uang, serta gagalnya pasar yang berujung pada tingginya harga-harga kebutuhan.

Biaya produksi dalam negeri dan permintaan masyarakat terhadap barang meningkat namun tidak dapat diimbangi oleh penawaran juga dapat menyebabkan inflasi dalam negeri.

  • Imported inflation adalah inflasi yang berasal dari luar negeri yang timbul karena kenaikan harga barang impor akibat tingginya biaya produksi barang di luar negeri, kenaikan tarif impor barang, naiknya harga kebutuhan di luar negeri dan negara mitra dagang sehingga saat barang yang dijual di Indonesia harganya sangat tinggi.
4. Berdasarkan sifat

Dan yang terakhir, inflasi berdasarkan sifatnya, diantaranya:

  • Creeping inflation yang terjadi karena laju inflasi yang rendah, adanya kenaikan harga secara perlahan dengan persentase yang relatif rendah dalam jangka waktu yang panjang.
  • Galloping inflation yang terjadi karena kenaikan harga yang cukup tinggi dalam jangka waktu pendek (hitungan minggu/bulan) dan memiliki sifat akselerasi.
  • Hyperinflation adalah keadaan inflasi paling buruk yang dapat membuat masyarakat enggan menyimpan uang karena perputaran uang terjadi sangat cepat dan adanya akselerasi kenaikan harga.

Pada golongan ini, penyebab terjadinya inflasi seringkali disebabkan karena pemerintah mengalami defisit anggaran belanja yang kemudian ditutup dengan pencetakan uang secara besar-besaran.

Baca Juga: Process Mining, Pengertian, Jenis, Manfaat, dan 7 Contoh Penggunaannya

Penyebab Terjadinya Inflasi

Selain beberapa faktor di atas, salah satu penyebab terjadinya inflasi adalah jumlah uang yang beredar bertambah dalam jangka waktu pendek

Berdasarkan buku yang ditulis oleh Suseno dan Siti Astiyah (Kebanksentralan seri Inflasi, 2007), beberapa hal yang dapat menyebabkan inflasi adalah sebagai berikut.

1. Permintaan yang meningkat

Salah satu penyebab terjadinya Inflasi yang pertama adalah disebabkan oleh permintaan masyarakat yang kuat terhadap suatu barang tertentu atau keinginan kelompok yang berlebihan untuk menggunakan lebih banyak barang dan jasa di pasar dan peningkatan jumlah uang yang beredar dalam waktu yang singkat.

Peningkatan jumlah uang ini beredar dan menyebabkan suku bunga turun, yang pada akhirnya dapat meningkatkan konsumsi agregat investasi dan mendorong harga keseluruhan.

2. Inflasi Pasokan

Penyebab terjadinya Inflasi ini dikarenakan oleh faktor pasokan yang memicu kenaikan harga pasokan komoditas, baik yang harus diimpor maupun yang dikendalikan oleh pemerintah, seperti harga minyak dunia yang lebih tinggi, harga bahan bakar yang lebih tinggi, dan tagihan listrik dasar yang lebih tinggi.

Inflasi penawaran dipicu oleh kenaikan biaya produksi yang berkelanjutan selama periode waktu tertentu, yang terjadi karena devaluasi (jatuhnya nilai mata uang asing).

Faktor lainnya adalah gagal panen karena kondisi cuaca yang tidak menentu, faktor sosial ekonomi seperti hambatan distribusi komoditas, dan faktor kebijakan pemerintah seperti kebijakan tarif, pajak dan pembatasan impor.

3. Inflasi campuran

Salah satu penyebab tejadinya Inflasi campuran yaitu karean peningkatan permintaan dan penawaran, ketidakseimbangan perilaku penawaran dan permintaan, dan peningkatan permintaan barang dan jasa.

Akibatnya, persediaan faktor produksi dan barang berkurang, sedangkan barang substitusi hanya tersedia secara terbatas atau tidak ada sama sekali, sehingga menyebabkan harga bahan baku menjadi lebih tinggi.

4. Inflasi yang diharapkan

Inflasi diperkirakan terjadi karena perilaku masyarakat pada umumnya bersifat adaptif (forward-looking), artinya masyarakat percaya bahwa kondisi perekonomian di masa depan akan lebih baik dari pada masa lalu.

Ekspektasi tersebut menyebabkan inflasi permintaan dan inflasi penawaran, tergantung pada ekspektasi masyarakat dan kondisi pasokan komoditas saat ini dan masa depan serta faktor produksi.

Dari empat penyebab terjadinya inflasi di atas, maka nantnya akan berdampak pada beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut.

Dampak Terjadinya Inflasi

Inflasi tentunya memberikan akibat kepada negara tersebut. Dampak dari inflasi adalah sebagai berikut.

1. Devaluasi mata uang

Devaluasi mata uang akan berdampak pada daya beli mata uang, yang pada gilirannya juga akan menyasar pada individu, dunia usaha dan anggaran nasional.

2. Perhitungan harga pokok barang

Secara spesifik, terjadinya Inflasi memperumit penetapan biaya karena harga bisa terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Sementara itu, persentase inflasi seringkali tidak dapat diprediksi, sehingga proses penentuan harga pokok dan harga jual barang menjadi tidak akurat.

3. Redistribusi pendapatan

Redistribusi pendapatan meningkatkan pendapatan riil seseorang, tetapi menurunkan pendapatan riil orang lain.

Inflasi yang posistif akan mendorong pengusaha untuk meningkatkan produksi dan ekonomi akan tumbuh.

Namun, inflasi berdampak negatif pada orang-orang dengan pendapatan yang stabil, karena harga barang dan jasa naik sementara nilai uang tetap tidak berubah.

4 Produksi dan kesempatan kerja

Inflasi mempengaruhi keinginan perusahaan untuk memproduksi lebih banyak atau lebih sedikit komoditas dari produksi sebelumnya, yang mempengaruhi kesempatan kerja.

5. Pembelian barang

Jika konsumen percaya bahwa inflasi akan meningkat di masa depan, mereka secara sadar akan membeli kelebihan barang dan jasa, dengan asumsi bahwa harga barang dan jasa tersebut akan naik.

6. Ekspor

Ketika biaya ekspor meningkat, sementara kapasitas ekspor negara tersebut menurun, maka yang akan terjadi daya saing ekspor juga akan menurun sehingga menyebabkan penurunan devisa.

7. Bunga Tabungan

Terjadinya inflasi menyebabkan berkurangnya minat masyarakat terhadap tabungan, karena menurunkan pengembalian tabungan dan jauh lebih rendah daripada biaya pengelolaan tabungan yang dibayarkan oleh pelanggan.

8. Pengambilan keputusan

Ketidakstabilan akibat terjadina inflasi membuat masyarakat sulit untuk melakukan pembelian/konsumsi, investasi, bahkan keputusan produksi, yang berujung pada perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Itulah informasi tentang peneyab terjadinya inflasi, golongan dan juga dampaknuya. Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda menentukan strategi keuangan pribadi Anda ke depan.

Namun tidak ada salahnya, jika Anda memiliki perspektif yang berbeda berbeda terkait tema ini, akan semakin lengkap ketika Anda rela membagi kepada para penikmat Jobnas sekalian.

Baca juga: Ingin Jadi Sales Representative yang Profesional? Wajib Kuasai 5 Skill Ini

Untuk itu, bisa Anda tuliskan di kolom komentar di bawah ini, atau melalui email yang tertera. Percayalah, setiap kebaikan akan medapat balasan yang baik pula. Semoga bermanfaat!