5 Mitos soal Work from Home yang Perlu Diluruskan
Jobnas.com-Ada yang menganggap bahwa jika WFH kita bisa mulai kerja kapan saja karena pekerjaanya pasti lebih mudah, ada pula yang menganggapnya tidak demikian. Sehingga, banyak mitos yang berkeliaran tentang tren work from home alias WFH. Nah, di artikel ini Jobnas.com akan mengupas tuntas ihwal kebenaran dari berbagai mitos soal WFH yang ada di luar sana!
Berbagai Mitos tentang WFH yang Sebetulnya Keliru
Memang menguntungkan jika kita bekerja dari rumah. Sebab, untuk bisa naik angkutan umum di pagi buta, kita pun tidak perlu terlalu berjibaku dengan lautan pekerjaan lain.
Selain itu, kita juga tidak perlu mengeluarkan ongkos pulang-pergi yang kadang bisa bikin meringis. Dari sinilah WFH kerap kali disanjung-sanjung. Di satu sisi, tidak jarang orang yang salah paham mengenai budaya kerja yang satu ini.
Hasilnya, timbullah banyak mitos soal work from home yang sebetulnya kurang tepat.
1. WFH bukan jaminan kerja santai
“Jika tidak di kantor, bagaimana kita bisa fokus menyelesaikan pekerjaan?” ketika membicarakan WFH, hal tersebut menjadi kekhawatiran yang ada di benak banyak orang. Meski begitu, hanya karena secara fisik kita tidak ada di kantor, bukan berarti beban pekerjaan jadi lebih ringan dan bisa leha-leha.
Realitanya, ketimbang di kantor, beban kerja saat WFH seringkali malah lebih berat. Hal ini disebabkan karena kita tidak mau dituntut untuk serba mandiri. Pasalnya, kita perlu menciptakan ruang kerja sendiri, mengatur jadwal kerja sendiri, menyediakan teknologi dan sumber daya sendiri, sampai menciptakan dan mematuhi batasan yang dibuat sendiri.
Baca Juga: SEO Audit, Optimalkan Kinerja Website di Halaman Pencarian
Di samping itu, kita masih memiliki tanggung jawab untuk bekerja sesuai dengan standar kinerja yang sama, meski tidak sambil benar-benar diawasi atasan. Karena kita sudah diberi banyak kepercayaan, mungkin atasan bahkan mengharapkan kita menunjukkan performa yang lebih bagus lagi.
Oleh karena itu, adalah salah besar mitos yang bilang pekerjaan work from home pasti santai. Kombinasi antara tuntutan kerja dan tanggung jawab yang makin tinggi justru membuat kita sering lembur di rumah, yang meningkatkan risiko burnout lebih besar.
2. WFH tak Menjamin Work and Life Balance
Ini masih berkaitan dengan mitos work from home yang pertama. Rutinitas kerja di kantor memang dapat menjauhkan kita dari kehidupan pribadi. Tidak jarang, kan, kamu harus membatalkan acara keluarga atau menunda hangout bersama teman karena pekerjaan di kantor terus meneror?
Nah, tidak jarang orang menganggap bahwa ketika sudah kerja di rumah sendiri mengatur dua dunia ini seharusnya jadi lebih mudah. Dari yang tadinya kita selalu absen di rumah, sekarang malah setiap hari di rumah saja. Kamu akan selalu siap siaga buat anggota keluarga yang membutuhkan. Betul?
Padahal tidak selalu demikian adanya. Meski ceritanya kerja di rumah, kamu tetap harus benar-benar bekerja seperti waktu di kantor. Akan tetapi tidak bisa disangkal juga, pasti ada saja gangguan selama kamu kerja di rumah. Bahkan, gangguan ini bisa lebih banyak daripada sewaktu di kantor.
Kamu mungkin harus menghadapi anggota keluarga yang meminta tolong, tumpukan piring kotor yang belum dicuci seminggu, atau peliharaan di rumah yang minta makan. Batasan antara waktu bekerja dan urusan rumah tangga yang menjadi kabur ketika WFH inilah yang membuat mitos tersebut kurang tepat. Kehidupan kantor dan rumah bisa semakin tercampur aduk dan tidak ada bedanya jika tidak dikelola dengan baik, alih-alih seimbang.
3. WFH Tak Selalu Bikin Kesepian
Ketika semua teman di rumah masing-masing tentu akan sulit bagi kamu yang senang mengobrol dengan teman-teman kantor. Akan tetapi, dikutip dari Life Savvy, kerja sendirian di rumah bukan berarti kamu pasti kesepian. Mitos work from home ini bisa kamu patahkan jika kamu tahu caranya.
Baca Juga: Di Balik Suksesnya Penjualan Produk, Ada Profesi Canvasser
Langkah yang bisa kamu lakukan adalah dengan membuat online conference untuk makan siang bersama teman-teman kantor sesekali. Kalian juga bisa saling bertukar kirim makanan untuk dinikmati selama ngobrol santai. Alternatifnya, kamu bisa ikut kelas olahraga online atau kelas hobi-hobi seru lainnya untuk sekaligus menambah kenalan. Ada banyak cara mudah untuk mewarnai hari-hari WFH-mu, jadi jangan percaya mitos ini, ya!
4. WFH Tak Berarti Bisa Mulai Kerja Kapan Saja
Bukan berarti kita bisa seenaknya atur jam kerja sendiri meski work from home. Meski kita di rumah saja, kewajiban untuk masuk kerja tepat waktu sesuai aturan kantor tetap berlaku. Oleh karena itu, bukan berarti kamu bisa bangun jam 11 dan baru buka laptop jam 1 karena ingin makan siang dulu, lho!
Apabila kantor kamu mewajibkan setiap karyawan untuk masuk kantor pukul 9 pagi, jam kerja kamu saat WFH pun mulai di waktu yang sama. Di samping itu, mitos work from home yang satu ini juga tidak mempertimbangkan jadwal rekan kerja yang lain.
Ketika kamu bangun siang atau tiba-tiba menghilang tanpa kabar dan ada rekan yang membutuhkan bantuanmu, mereka bisa sangat kelimpungan. Begitu pun sebaliknya. Kamu masih akan butuh berkomunikasi dengan orang lain selama bekerja. Setiap orang dalam tim memiliki jadwal kerja dan rencananya masing-masing. Oleh karena itu, untuk memudahkan semua pihak, menerapkan jam kerja yang sama seperti waktu di kantor sangat penting dilakukan.
5. Meeting Online Tetaplah Meeting
Meeting tatap muka menjadi entitas tak terpisahkan dari budaya kerja, baik itu meeting intradepartemen, antardepartemen, town hall meeting, atau bahkan meeting dengan klien.
Kamu setidaknya bisa menghadiri 2-3 kali meeting dalam seminggu di kantor. Nah, budaya meeting ini mau tidak mau pasti akan ikut terbawa ketika kita WFH. Bedanya, meeting dilakukan secara online via aplikasi konferensi semisal Zoom, Google Meets, atau Skype.
Meski begitu, tak jarang yang memandang sebelah mata keseriusan dari meeting online ini. Alasannya tak lain karena meeting dianggap tidak pas kalau tidak bertatap muka langsung. Mitos WFH ini tidak sepenuhnya tepat. Menurut Inc, apa pun mediumnya, meeting tetap sah dilakukan jika memang bersifat penting atau genting.Apa pun keputusan yang lahir dari meeting virtual itu tetap berlaku valid, dan wajib di-follow up perkembangannya.
Baca Juga: Dampak Perppu Cipta Kerja bagi Pekerja
Demikianlah penjelasan singkat Jobnas.com mengenai berbagai mitos tentang kerja di rumah yang tidak sepenuhnya benar. Apakah kamu sempat percaya mitos-mitos tersebut?